Keguguran menjadi topik yang dibenci oleh banyak ibu hamil. Janin dalam kandungan menjadi hadiah paling indah bagi setiap pasangan. Sayangnya, keguguran merupakan hal yang umum daripada yang banyak orang perkirakan. Dikutip dari Nhs.co.uk, dari wanita yang tahu sedang hamil, 1 dari 6 kehamilan tersebut akan berakhir dengan keguguran.

 

Keguguran dalam istilah kedokteran disebut dengan abortus spontan. Keguguran adalah kematian janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai sekitar 20 minggu. Sekitar 75% keguguran terjadi pada trimester pertama atau kehamilan di usia 12 minggu.

 

Banyak wanita tidak menyadari bahwa ia sedang hamil dan baru mengetahui setelah ia mengalami keguguran. 50% kasus keguguran disebabkan oleh infeksi atau perdarahan yang hebat, termasuk keinginan pasangan untuk menggugurkan kandungannya. Kebanyakan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter untuk mengeluarkan janin dari rahim adalah dilatasi dan kuretase.

 

Penyebab Keguguran

Kebanyakan mereka yang memiliki risiko mengalami keguguran adalah ibu yang mengandung dalam usia yang masih muda atau sudah tua. Penyebab paling banyak keguguran adalah janin yang tidak berkembang secara sempurna. Berikut ini beberapa penyebab seorang wanita bisa mengalami keguguran.

 

- Janin

Sekitar 50% kasus keguguran terjadi akibat kelainan kromosom pada janin. Kromosom yang abnormal seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit akan membuat janin tidak tumbuh dan berkembang secara normal.

Jika sel telur yang telah dibuah tidak menempel sempurna pada rahim, kemungkinan besar janin akan mengalami keguguran. Atau Mums mengalami kehamilan ektopik, yakni janin yang tumbuh di luar rahim.

 

- Kondisi tubuh ibu

Gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu meningkatkan risiko Mums mengalami keguguran. Misalnya Mums memiliki masalah pada tali plasenta, rahim yang tidak normal, leher rahim yang lemah, dan sebagainya. Kesehatan Mums sebelum hamil juga berpengaruh terhadap kehamilan. Seperti jika Mums memiliki penyakit diabetes, kelenjar tiroid, tekanan darah tinggi, dan lupus. Infeksi yang terjadi saat Mums sedang hamil seperti malaria, rubella dan toksoplasmosis juga bisa menjadi penyebab Mums mengalami keguguran.

Kondisi tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk juga meningkatkan risiko keguguran. Lalu, jika sebelumnya Mums pernah mengalami keguguran yang berulang sebanyak 2 kali atau lebih, Mums perlu berhati-hati karena hal tersebut meningkatkan risiko Mums kembali mengalami keguguran.

Gaya hidup yang tidak baik seperti merokok, mengonsumsi terlalu banyak kafein, minuman beralkohol serta mengonsumsi narkoba bisa memperburuk kondisi kehamilan Mums.

 

- Usia ibu

Selain usia yang masih terlalu muda, usia yang sudah tua juga meningkatkan risiko ibu mengalami keguguran. Penelitian menyebutkan bahwa wanita yang hamil pada usia 35 tahun memiliki risiko keguguran sebanyak 20%, usia 40 tahun berisiko 40%, dan pada usia 45 tahun meningkat menjadi sekitar 80%.

Banyak pula kasus keguguran yang telah terjadi tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Ada beberapa mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil yang rajin olahraga, hubungan seksual dan Mums yang bekerja menjadi faktor Mums mengalami keguguran. Nyatanya, hal tersebut hanya mitos saja. Jika Mums berolahraga sesuai dengan anjuran dokter tanpa terlalu memaksakan, serta hubungan seksual yang dilakukan masih dalam kategori sehat, maka hal-hal tersebut tidak berpengaruh terhadap potensi Mums keguguran.

 

Tanda Keguguran 

Berikut ini beberapa tanda keguguran. Pada umumnya, keguguran ditandai dengan perdarahan dan kram perut yang sangat hebat. Namun terjadinya keguguran pada wanita hamil berbeda-beda. Mums perlu tahu tanda-tanda keguguran untuk mengantisipasinya. Meskipun tidak semua gejala-gejala berikut ini menjadi tanda kalau Mums mengalami keguguran.

  • Terjadi perdarahan dari sedikit sampai banyak. Perdarahan bisa muncul dan pergi dan kadang berlangsung selama beberapa hari. Perdarahan yang muncul bisa disertai dengan gumpalan darah atau jaringan-jaringan yang keluar dari vagina.
  • Kram dan rasa sakit yang parah pada perut bagian bawah.
  • Demam dan merasa lemah.
  • Nyeri pada punggung dan panggul.
  • Tidak merasakan tanda-tanda kehamilan seperti mual dan muntah saat morning sickness dan payudara yang terasa lembut.
  • Beberapa kasus keguguran bisa terlihat melalui pemeriksaan rutin dengan USG di dokter kandungan. Biasanya kasus hamil kosong atau blighted ovum terlihat melalui pemeriksaan USG.

Periksakan kondisi Mums jika terlihat gejala-gejala di atas. Tidak semua tanda di atas mengartikan Mums mengalami keguguran, dokter akan memberikan solusi yang tepat demi keselamatan Mums dan janin dalam kandunganmu.

 

Pemulihan Pasca Keguguran

Keguguran yang dialami akan berdampak pada pada kondisi mental Mums. Mums mungkin akan merasa bersalah, marah, dan kaget. Tidak hanya itu, Mums juga akan kehilangan selera makan, sulit tidur, dan merasa kelelahan. Untuk sementara waktu, Mums membutuhkan seseorang untuk berkonsultasi. Peringatan kematian boleh saja dilakukan dan hal itu memiliki dampak yang baik untuk Mums dan pasangan.

 

Dampak yang muncul tidak hanya dirasakan oleh sang Istri, suami, teman, dan keluarga juga bisa ikut merasa kehilangan. Hanya saja kebanyakan pria merasa kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya karena merasa harus menjadi sosok yang mendukung Mums, bukan sebaliknya. Untuk hal ini, Mums bisa melakukan obrolan mendalam dengan suami.

 

Biasanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk Mums melewati masa pemulihan pasca keguguran. Tubuh Mums akan mengalami ovulasi setelah 2 minggu dan menstruasi setelah 1 sampai 1,5 bulan pasca keguguran.

 

Setelah Mums mengalami menstruasi pertama, secara medis sebenarnya Mums sudah bisa untuk hamil kembali. Menurut American Pregnancy Association, setidaknya 85% wanita yang mengalami keguguran, akan tetap sehat termasuk pada kehamilan keduanya. Namun, memulihkan fisik dan emosi Mums serta pasangan secara penuh menjadi lebih baik dan penting. Apabila Mums mengalami 2 atau 3 kali keguguran berturut-turut, maka sebaiknya Mums berkonsultasi kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan agar diketahui penyebab pastinya.

 

Merupakan hal yang wajar jika wanita yang mengalami keguguran menjadi merasa bersalah. Namun, jangan biarkan hal itu berlarut-larut. Tetap banyak wanita yang mengalami kehamilan yang baik setelah sebelumnya mengalami keguguran.

 

Untuk mencegah terjadinya keguguran, terapkan pola hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi seimbang. Jauhi rokok, alkohol, dan obat-obatan yang bisa membahayakan janin Mums. Cegah infeksi akibat virus dengan melakukan vaksinasi. Jangan lupa untuk menjaga berat badan Mums.