“Hah, bayi bisa alergi sama ASI ibunya sendiri? Masa, sih?” Mendengar kabar tersebut, Mums mungkin tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Selama ini, kita selalu mendengar bahwa ASI adalah asupan nutrisi terpenting bagi tumbuh kembang bayi. Mungkinkah ada bayi yang alergi dengan ASI, terutama ASI ibunya sendiri? Membayangkannya saja mungkin sudah bikin Mums sedih, ya.

 

Sebenarnya, secara umum bayi tidak mungkin alergi secara langsung dengan ASI ibu, apalagi dari ibunya sendiri. Namun, bisa jadi ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Salah satu cara mengatasinya adalah perubahan menu diet sehari-hari ibu. Kendati demikian, ada juga beberapa kasus langka bayi kesulitan mencerna ASI, sehingga tidak bisa terus menyusui.

 

ASI dan Potensi Alergi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, potensi alergi pada bayi yang didapatkan dari ASI terkait dengan menu diet ibunya. Susu dapat menjadi potensi alergi yang dialami oleh si Kecil. Protein kasein yang terkandung di dalam ASI tercatat telah memengaruhi sekitar 2-3% bayi di seluruh dunia.

 

Akibatnya, si Kecil dapat mengalami masalah gas di dalam usus, sakit perut, ruam atau gatal-gatal di sekitar mulut dan anus, diare, hingga iritasi. Kacang dan kedelai yang dimakan ibu juga dapat menjadi penyebab bayi alergi.

 

Baca juga: Selain Memperlancar ASI, Inilah Manfaat Daun Katuk Lainnya!

 

Cara Mengatasi Alergi Si Kecil

Berhubung si Kecil ternyata alergi pada jenis makanan tertentu, sepertinya ibu harus mengalah dulu. Misalnya jika bayi ternyata alergi kacang-kacangan, sebaiknya ibu jangan makan menu itu dulu. Jika protein pada susu sapi menjadi penyebabnya, ibu juga harus beralih ke susu kedelai selama menyusui.

 

Setelah ibu berhenti mengonsumsi susu sapi, gejala alergi pada bayi biasanya akan hilang sesudah 2 hingga 4 minggu. Selama masih bisa, sebaiknya ibu tidak berhenti menyusui dengan alasan apa pun.

 

Bayi membutuhkan nutrisi langsung dari ASI selama 6 bulan pertama sejak kelahirannya. Begitu berusia di atas 6 bulan, mungkin Mums sudah bisa kembali mengonsumsi susu sapi. Siapa tahu daya tahan tubuh si Kecil sudah lebih baik, sehingga tidak mengalami alergi lagi.

 

Baca juga: Manfaat ASI Eksklusif untuk Mums dan si Kecil

 

Intoleransi Laktosa

Masalah lain yang menyebabkan alergi bayi pada ASI adalah intoleransi laktosa. Gula pada susu atau makanan lain yang dikonsumsi ibu bisa menjadi penyebabnya. Akibatnya, bayi tidak dapat mencerna ASI dengan baik.

 

Namun, kabar baiknya kondisi ini hanya bersifat sementara. Mums masih bisa terus menyusui sambil tetap mengonsumsi produk susu, termasuk keju. Bila bayi masih mengalami intoleransi laktosa, ada solusi lain untuk beberapa kasus yang tidak umum. Tambahan enzim laktase ke dalam ASI dapat diberikan agar bayi dapat mengonsumsi ASI. Namun, ternyata masih ada kasus langka lain terkait alergi pada bayi terhadap ASI.

 

Baca juga: Cara Memperbanyak ASI dengan Asupan Makanan yang Benar

 

Galaktosemia

Gangguan kesehatan tersebut bernama galaktosemia. Masalah ini terjadi saat bayi tidak bisa menoleransi ASI dari ibunya. Hati bayi mengalami kesulitan dalam memecah galaktosa, gula susu yang merupakan komponen laktosa.

 

Akibatnya, bayi muntah-muntah, diare, punya masalah perkembangan tubuh, hingga terkena penyakit kuning beberapa hari sesudah kelahirannya. Sayangnya, untuk tumbuh sehat, bayi dengan kondisi ini membutuhkan susu formula bebas galaktosa.

 

Seperti biasa, jangan lupa berkonsultasi dengan dokter ya, Mums. Kesehatan si Kecil adalah prioritas utama saat ini. Tidak perlu mendengarkan komentar orang awam yang mempertanyakan penyebab masalah ini. Yang penting, si Kecil dapat tumbuh sehat dan alergi dapat ditangani dengan baik. (AS)

 

Baca juga: Mums, Perhatikan Cara Menyimpan ASI yang Tepat!

 

 

Sumber

Livestrong: Can an Infant Be Allergic to Breast Milk?

Happiest Baby: Can Babies Be Allergic to Breastmilk?