Semua ibu hamil pasti berharap agar si Kecil tidak lahir prematur. Namun apabila Mums merasakan adanya kontraksi padahal masih jauh dari perkiraan waktu kelahiran, maka ada baiknya untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi persalinan prematur. Pasalnya, hal tersebut adalah salah satu tanda umum yang terjadi pada persalinan prematur. Lalu, apa saja tanda-tanda lain dari persalinan prematur? Apakah ini bisa dihindari? Yuk, simak ulasan selengkapnya!

 

Baca juga: Mums, Ini Tes untuk Bayi Prematur di NICU

 

Apa Itu Persalinan Prematur?

Normalnya, persalinan terjadi pada usia kehamilan 40 minggu. Nah, waktu persalinan disebut prematur jika terjadi pada 3 minggu sebelum tanggal persalinan yang telah diperkirakan atau terjadi sebelum memasuki usia minggu ke-37.

 

 

Apa Saja Tanda yang Mengindikasikan Persalinan Prematur?

Untuk mencegah terjadinya persalinan prematur, Mums perlu mengetahui tanda atau peringatan yang muncul. Tindakan yang cepat akan mengubah keadaan secara signifikan, lho. Mums bisa mencoba beberapa cara saat tanda-tanda ini muncul. Apabila gejala atau tanda tidak kunjung hilang, segera hubungi bidan atau dokter kandungan. Nah, berikut ini beberapa tanda yang bisa mengindikasikan akan terjadinya persalinan prematur:

  • Sakit punggung. Sakit punggung biasanya muncul di bagian bawah. Ini bisa berlangsung secara konstan atau hilang dan pergi. Waspadai jika sakit pada punggung bawah tidak pernah dirasakan sebelumnya atau jika rasa sakitnya tidak lekas hilang walaupun Mums sudah mengubah posisi.
  • Kontraksi biasanya digambarkan dengan rasa tarikan pada perut disertai dengan nyeri atau perut terasa kencang. Jika rahim terasa mengencang dan melembut saat Mums menaruh ujung jari di perut, maka tandanya Mums sedang mengalami kontraksi. Jangan lupa untuk mencatat waktu munculnya kontraksi. Waspadai jika kontraksi hadir setiap 10 menit sekali atau mengalami 5 atau lebih kontraksi dalam satu jam.
  • Kram akan terasa di perut bagian bawah atau seperti kram yang muncul saat menstruasi. Perut akan terasa seperti mengandung gas, yang bisa diikuti dengan atau tanpa diare.
  • Keluarnya cairan dari vagina. Saat hamil, biasanya akan keluar cairan encer berwarna putih susu dari vagina. Waspadai jika cairan yang keluar berubah jenis dan jumlahnya. Selain itu, tanda seperti perdarahan vagina atau muncul bercak darah juga bisa menjadi tanda awal persalinan prematur.
  • Gejala seperti flu. Hubungi dokter kandungan Mums jika muncul tanda-tanda seperti mual, muntah, diare, serta tidak bisa menoleransi cairan selama lebih dari 8 jam.
  • Tekanan pada panggul dan vagina. Tekanan pada panggul terasa seperti bayi akan segera keluar. Rasa tekanan terjadi karena jaringan ikat di area panggul mengendur dan bayi berada lebih rendah di atas tulang panggul.
 
Baca juga: Olahraga Saat Hamil Baik untuk Ibu dan Bayi 

 

Apa yang Terjadi Jika Bayi Lahir Secara Prematur?

Bayi yang lahir secara prematur atau lebih cepat dari waktu yang seharusnya membutuhkan perawatan lebih lama di rumah sakit dibandingkan bayi yang lahir tepat waktu. Mereka biasanya membutuhkan perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU). Hal itu karena bayi yang lahir lebih awal memiliki risiko kesehatan yang lebih besar.

 

Bayi yang lahir prematur memiliki risiko gangguan kesehatan yang tinggi karena ia lahir dengan kondisi organ-organ tubuh yang belum sempurna. Dengan kata lain, bayi prematur belum siap menghadapi dunia di luar kandungan sang Ibu. Mereka berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan jangka panjang, seperti autisme, gangguan paru-paru, gangguan penglihatan, kehilangan pendengaran, ketidakmampuan intelektual, dan cerebral palsy.

 

Bayi yang lahir prematur umumnya juga tumbuh lebih lambat dibanding bayi yang lahir tepat waktu. Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kelahiran prematur termasuk ke dalam penyebab utama kematian bayi baru lahir.

 

Risiko yang Meningkatkan Persalinan Prematur

Selain penting mengetahui tanda-tandanya, Mums juga perlu tahu faktor apa saja yang bisa meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur. Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko persalinan prematur:

  1. Kelebihan atau kekurangan berat badan sebelum maupun saat hamil.
  2. Tidak mendapatkan perawatan prenatal yang baik. Misalnya, Mums tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dan jarang memeriksakan kandungan ke dokter.
  3. Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat, misalnya minum alkohol, merokok, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang saat hamil.
  4. Memiliki gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pre-eklampsia, diabetes, gangguan pembekuan darah, atau infeksi.
  5. Mengandung bayi yang didiagnosis memiliki cacat lahir.
  6. Melakukan program bayi tabung.
  7. Mengandung bayi kembar.
  8. Memiliki riwayat persalinan prematur, baik dari keluarga ataupun diri sendiri.
  9. Memiliki jarak kehamilan terlalu dekat.

 

Setiap ibu tentu ingin melewati proses persalinan dalam keadaan normal dan pada waktu yang seharusnya. Meski begitu, ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan dan menyebabkan Mums harus melalui proses persalinan prematur.

 

Nah, untuk mencegah serta mengatasi kondisi ini, pastikan Mums selalu rutin melakukan checkup selama kehamilan atau segera pergi ke dokter ketika muncul tanda-tanda di atas. Bagi Mums yang memiliki pengalaman seputar persalinan prematur, yuk share cerita Mums saat menghadapinya di Forum Aplikasi Teman Bumil! (BAG/AS)

 

Baca juga: Tips Mempersiapkan Biaya Persalinan

 

 

Sumber:

"Premature Labor" - WebMD