Apakah Mums sudah siap menjawab pertanyaan si Kecil tentang seks? Mums dan Dads dapat mengajarkan pendidikan seks sejak dini. Keterbukaan ini ​​akan berperan besar bagi perkembangan seksual si Kecil. Saat Mums berbicara tentang seksualitas dengan si Kecil, Mums harus cerdas menyiasati jawaban yang sesuai dengan rentang usia si Kecil. Kunci mengajarkan tentang seks pada anak-anak adalah membuat si Kecil berasumsi bahwa seks adalah bagian kehidupan yang sehat dan alami. Berikan informasi yang jujur, sesuai untuk usianya, dan dapat dipercaya. Mums juga bisa membantu agar si Kecil tidak merasa takut dan malu untuk bertanya. Lebih baik ia bertanya pada orangtuanya daripada bertanya pada pihak yang salah. 

Baca juga: Cara Menyampaikan Pendidikan Seks kepada Anak

 

Pendidikan seks bukan sesuatu yang tabu 

Pendidikan seks sebenarnya bukan hanya tentang seks, melainkan juga apa  yang dirasakan si Kecil tentang perkembangan tubuhnya. Dilansir dari raisingchildren.net.au, belajar tentang seksualitas adalah bagian normal dari proses perkembangan anak. Akan sangat membantu jika orang tua memiliki hubungan yang dekat sehingga saat-saat mendiskusikan ​​tentang tubuh, jenis kelamin, dan seksualitas bersama anak dapat berlangsung hangat. Kelak  anak-anak  akan tumbuh menjadi pribadi yang menghormati konsep keintiman dan pernikahan. Mums tidak perlu memberikan pelajaran seks dalam situasi formal dan berlangsung satu kali. Pendidikan seks adalah proses pembelajaran yang membutuhkan proses, mengikuti usia si Kecil. 

Baca juga: Kenali Bakat dan Impian si Kecil sebagai Generasi Alfa 

 

Kenalkan pendidikan seks sesuai usia

Berikut ini adalah tahapan-tahapan pendidikan seks untuk si Kecil sesuai tahapan usianya:

 

Usia 2-3 tahun. Ini  adalah saat yang tepat mengenalkan istilah yang tepat untuk menyebut organ genital. Tidak boleh menggunakan perumpamaan misalnya "burung" untuk menyebut penis. 

 

Usia 3-4 tahun. Siapkan jawaban logis yang sederhana saat si Kecil mengajukan pertanyaan seperti “Mum, dari mana datangnya adik bayi?”. Inilah tipikal pertanyaan yang pasti dihadapi oleh setiap orangtua. Pada usia ini si Kecil belum paham konsep reproduksi, jadi pastikan hanya menjawab poin penting yang dibutuhkan oleh si Kecil saja. Misalnya, bayi hidup selama 9 bulan dalam rahim setelah proses pernikahan Mums dan Dads. Mums bisa memberikan jawaban netral seperti "Mums memiliki rahim di dalam perut. Bayi tinggal di dalam rahim hingga usianya cukup besar untuk dilahirkan." Dengan demikian, si Kecil mendapatkan informasi penting sekaligus yang ia butuhkan sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.

 

Usia 4-5 tahun. Di usia si Kecil bisa saja menanyakan cara bayi dilahirkan. Mums bisa meresponsnya dengan jawaban "Ketika bayi siap untuk dilahirkan, rahim mendorong bayi keluar dari tubuh Mum. Bisa juga melalui operasi caesar yang dibantu oleh dokter."

 

Usia 5-6 tahun. Jika si Kecil bertanya tentang bagaimana bayi dibuat, Mums bisa menjawabnya dengan "Mum dan Dad saling mencintai sehingga kami diberkahi bayi." atau "Sel kecil di dalam tubuh Dad yang disebut sperma bergabung dengan sel telur yang terdapat di dalam tubuh Mum." 

 

Usia 6-7 tahun. Ketika si Kecil menanyakan lebih lanjut tentang hubungan seksual, Mums bisa mengatakan, "Tuhan menciptakan tubuh laki-laki dan perempuan seperti potongan puzzle yang serasi terhadap satu sama lain. Tubuh kita memiliki sistem yang memungkinkan sel sperma bertemu dengan sel telur."

 

Usia 8-11 tahun. Pada usia ini, si Kecil sudah dapat menerima penjelasan dasar tentang topik pubertas. Dia juga siap untuk mendiskusikan topik terkait seks yang didapatkan dari pemberitaan media. Dampingi si Kecil dan siapkan jawaban untuk semua kemungkinan pertanyaan seputar pubertas yang ia ajukan, misalnya perubahan pada payudara dan penis si Kecil dan bagaimana ia harus menjaga privasi. 

 

Usia 12 tahun. Di usia ini, anak-anak sedang merumuskan profil diri mereka sendiri. Jadi, sering-seringlah memeriksa dengan bijak dan memfilter sumber informasi yang layak untuk mereka. Berikan konteks informasi yang positif untuk dicerna oleh buah hati Mums.

Baca juga: Mengenalkan Gender kepada Anak Wajib Dilakukan sejak Dini

 

Penting untuk diingat 

Ada peraturan tidak tertulis yang harus Mums perhatikan saat memberikan pendidikan seks untuk anak. 

  • Tidak perlu canggung untuk menyebut vagina, penis, dan payudara di depan anak. Sejak Kecil anak perlu mengenal nama-nama alat reproduksi dengan jelas dan benar.
  • Ajarkan si Kecil untuk tidak membiarkan siapapun untuk menyentuh organ intimnya. Jika anak telah mengetahui nama dari bagian tubuhnya, Mums harus mengajarkan bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh sembarang orang. Misalnya, bagian mulut, dada, kemaluan, serta pantat. Bagian-bagian tubuh tersebut hanya boleh disentuh oleh orangtua dan beberapa orang saja, misalnya dokter. 
  • Berikan pemahaman tentang perbedaan dasar antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
  • Ajarkan budaya malu pada si Kecil. Jika anak telah mengetahui bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh sembarang orang, ajarkan pula mengenai budaya malu agar anak tak memperlihatkan bagian tubuh tersebut secara sembarangan. 
  • Ajarkan si Kecil untuk antisipasi tindak pelecehan seksual. Misalnya mengajarkan si Kecil untuk berlari dan berteriak minta tolong dan melaporkan pada orang tua, guru, atau orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Mums, pendidikan seks yang tepat akan sangat berguna untuk anak-anak. Tidak perlu ragu mengajarkan hal ini pada anak, daripada si Kecil mencari informasi sendiri. Bisa-bisa ia mendapatkan sumber yang salah dan justru membawanya pada situasi yang tidak diinginkan. (TA/AY)