Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi menjelang. Salah satu kearifan lokal Indonesia berkenaan dengan hari raya Idul Fitri adalah tradisi mudik alias pulang ke kampung halaman. Mudik memang menjadi sarana silaturahmi antar anggota keluarga yang sehari-hari terpisah jarak dan waktu.

 

Mudik identik dengan perjalanan yang biasanya memakan waktu dan tenaga yang lebih besar dibanding perjalanan pada hari-hari biasa, karena volume orang yang melakukan perjalanan tentunya lebih besar pula.

 

Buat saya dan suami, tradisi mudik saat hari raya menjadi suatu ‘tantangan’ tersendiri kala kita sudah memiliki anak. Membawa serta balita dalam perjalanan panjang tentunya membutuhkan persiapan yang matang agar ia senantiasa senang dan tentunya juga sehat.

 

Berbagai pengalaman mudik sudah kita lalui bersama buah hati, mulai dari menggunakan pesawat terbang lalu menyambung jalan darat dari Jakarta ke Bukittinggi, hingga berkereta ke Solo.

 

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, berikut ini adalah hal-hal yang menurut saya patut diperhatikan oleh orang tua yang hendak membawa serta balitanya untuk mudik ke kampung halaman.

 

1. Pilih jadwal perjalanan yang nyaman untuk balita

Saya selalu berusaha memilih jam perjalanan yang sesuai dengan jam biologis anak saya. Biasanya, saya memilih waktu ketika ia tidur. Pasalnya, anak saya memiliki kebiasaan tidur nyenyak dalam moda transportasi yang sedang bergerak. Dengan demikian, di perjalanan ia dapat beristirahat dan tidur.

 

Namun, perlu diperhatikan pula bahwa beberapa anak justru memiliki kecenderungan tidak dapat tidur di tempat yang bising, seperti di pesawat atau kereta api. Sehingga penting bagi Mums dan Dads untuk menimbang jadwal perjalanan yang paling cocok dengan kebiasaan masing-masing anak.

 

Baca juga: Mudik? Jangan Lupa Bawa Obat-obatan Ini!

 

2. Jangan ragu untuk ‘memotong-motong’ perjalanan

Salah seorang kawan saya yang selalu mudik dari Jakarta ke Semarang naik mobil pribadi memiliki kebiasaan unik yang menurut saya menarik untuk dicoba. Karena perjalanannya cukup panjang, ia biasa memotong-motong perjalanan menjadi beberapa check point.

 

Ia biasanya berhenti di daerah Cirebon dan menginap selama satu atau dua malam sebelum bertolak ke tujuan akhir. Dengan demikian, anak-anak yang turut dalam perjalanan menjadi tidak bosan berada di mobil terus-menerus dan tentunya dapat beristirahat dengan lebih baik.

 

Jika Mums dan Dads mau mencoba cara ini, pastikan juga hari libur atau cuti yang dimiliki cukup untuk semua rangkaian perjalanan, ya! Ada baiknya pula untuk booking penginapan transit jauh-jauh hari.

 

3. Tinggalkan barang-barang yang tidak terlalu penting

Jika Mums dan Dads mudik dengan kendaraan pribadi, mungkin lebih bebas membawa barang bawaan. Namun jika mudik dengan transportasi umum, sudah jelas priority list harus diberlakukan jika tidak ingin volume barang bawaan membludak dan salah-salah melebihi batas bagasi yang diizinkan.

 

Barang sekali pakai, seperti diaper atau makanan buat si Kecil, dapat dibawa dalam jumlah secukupnya saja. Sedangkan sisanya dapat dibeli di tempat tujuan. Jika khawatir barang yang diinginkan tidak tersedia di tempat tujuan, maka Mums dan Dads dapat menyiasatinya dengan membeli secara online dan mengirimkannya ke tujuan mudik.

 

Baca juga: Tips Mudik Lebaran yang Nyaman dengan Berbagai Moda Transportasi!

 

4. Jika bisa menyewa, mengapa harus membawa?

Anak saya memiliki kebiasaan makan di high chair. Ia tidak biasa makan sambil dipangku atau digendong, dan belum terbiasa untuk duduk di kursi dewasa. Tentunya saya tidak bisa mudik membawa high chair-nya, bukan?

 

Menyewa kebutuhan balita di tempat tujuan adalah solusinya. Dewasa ini, banyak sekali tempat penyewaan barang keperluan balita. Jadi, di tempat tujuan mudik kita tetap dapat menggunakan barang yang biasanya kita gunakan tanpa harus repot-repot membawanya.

 

5. Buat balita tetap senang selama perjalanan

Kebanyakan balita memiliki kecenderungan untuk merasa bosan selama perjalanan panjang, apalagi jika ia harus duduk terus. Untuk menyiasati hal ini, saya biasanya membawakan mainan yang simpel tetapi tetap membuat anak senang. Mainan tersebut antara lain buku mewarnai dan pensil warna, serta buku cerita bergambar.

 

Jika perjalanan yang dilakukan menggunakan angkutan umum, sebaiknya mainan yang dibawa bukanlah yang bersuara nyaring agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain. Jangan lupa snack dan minuman favorit si Kecil juga ya, Mums dan Dads!

 

Baca juga: 5 Penyakit yang Perlu Diwaspadai saat Liburan!

 

6. Sediakan obat dan alat kesehatan yang esensial

Termometer, obat penurun panas, dan multivitamin adalah barang yang wajib saya bawa jika sedang bepergian bersama anak. Maklum, biasanya salah satu gejala klinis yang menandakan balita sedang kurang fit adalah demam. Jadi, selalu sediakan kantong kecil untuk keperluan medis si Kecil, ya.

 

7. Catat kontak dokter langganan dan sarana kesehatan di tempat tujuan

Sebelum melakukan perjalanan panjang, saya biasanya datang ke dokter anak langganan untuk memeriksakan kondisi anak saya. Saya juga mencatat nomor telepon beliau yang dapat saya hubungi jika ada kondisi darurat pada anak saya. Selain itu, saya juga berusaha mencari tahu sarana kesehatan yang tersedia di tempat tujuan mudik, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

 

Mums dan Dads, itu dia beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan kala mengajak balita mudik. Bepergian jauh bersama balita memang lekat dengan kesan ribet. Namun, kebahagiaan berkumpul bersama keluarga besar tentu akan mengalahkan rasa ribet tersebut.

 

Saya yakin jika perjalanan sudah dipersiapkan dengan matang, maka akan terasa menyenangkan, baik bagi orang tua maupun si Buah Hati. Yang perlu diingat, kita memang harus selalu siap dengan kejutan di sepanjang perjalanan. Selamat mudik!

 

Baca juga: Mums, Ini Tips Mempersiapkan MPASI Saat Mudik