Tanggal 22 Desember tinggal menghitung hari, yang merupakan peringatan Hari Ibu. Di Indonesia, penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu pada mulanya bertujuan untuk menghormati peran kaum wanita dalam memperjuangkan kemerdekaan serta meningkatkan derajat hidup kaum wanita di negara ini.

 

Kini, berpuluh-puluh tahun setelah merdeka, ternyata kaum wanita di Indonesia, khususnya para ibu, masih harus berjuang. Salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah maraknya perilaku mom shaming di kalangan kaum wanita. Disadari atau tidak, perilaku mom shaming dapat membawa dampak buruk, tidak hanya bagi para ibu yang mengalaminya. Lebih jauh lagi, dampak negatifnya juga dapat dirasakan oleh anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

 

Apa yang dimaksud dengan perilaku mom shaming?

Istilah mom shaming berarti mengatakan atau melakukan perbuatan yang sifatnya merendahkan atau menyalahkan seorang ibu terkait dengan bagaimana cara mereka mengasuh anak. Pelaku ini umumnya memiliki pendapat atau cara yang berbeda tentang bagaimana seharusnya seorang anak dibesarkan. Namun alih-alih menghargai perbedaan pendapat tersebut, si Pelaku malah melemparkan komentar yang bernada negatif kepada ibu tersebut.

 

Baca juga: Mums, Yuk Contek Ide Me Time 4 Selebritas Internasional Berikut!

 

Hampir tidak terhitung banyaknya topik yang dapat memancing perilaku mom shaming, di antaranya seputar proses persalinan (normal atau Caesar), nutrisi bayi (ASI atau susu formula), cara menggendong, penggunaan dot, empeng, metode makan (disuapi atau makan sendiri), popok kain atau popok sekali pakai, penggunaan bedong, komposisi menu makanan anak, siapa yang mengasuh anak (termasuk judgement tentang ibu bekerja vs ibu rumah tangga), dan banyak topik lainnya. Dapat dibayangkan betapa semua itu berpotensi membuat seorang ibu, terlebih bila baru dikaruniai anak pertama, bisa menjadi sangat frustrasi dan bingung.

 

Pelaku mom shaming bisa terjadi pada siapa saja tetapi mirisnya sering kali pelaku adalah orang yang dekat dengan sang Ibu, seperti nenek si Kecil (baik itu ibu kandung maupun ibu mertua), saudara dekat, tetangga, dan teman-teman. Bisa jadi mereka tidak memiliki niat yang buruk tetapi tanpa disadari mereka memberikan komentar yang tidak diminta, bahkan dengan nada menghakimi.

 

Hal itu tentunya terasa tidak menyenangkan bagi sang Ibu, terlebih jika ia sedang berada dalam kondisi baby blues. Ibu bisa merasa bersalah, rendah diri, dan tidak bahagia. Selain itu, mom shaming juga dapat memengaruhi pengambilan keputusan ibu dalam proses pengasuhan anak, yang bisa jadi sebenarnya sudah baik, tetapi terpaksa diubah karena ia merasa trauma atau sedih mendapatkan perlakuan mom shaming terus-menerus.

 

Baca juga: 5 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan kepada Ibu Baru

 

 

Tips menghadapi mom shaming bagi para ibu

Menghadapi mom shaming memang tidak mudah, terlebih jika pelakunya orang terdekat. Namun, beberapa tips berikut bisa dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif dari perilaku mom shaming.

 

  • Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai tumbuh kembang anak

Tidak sedikit Mums yang merasa bingung saat mendapat komentar atau sindiran negatif tentang caranya mengasuh anak. Kebingungan ini bisa terjadi salah satunya karena Mums kurang memiliki pengetahuan yang memadai tentang proses tumbuh kembang anak.

 

Di zaman modern seperti sekarang, banyak sumber informasi yang bisa Mums akses untuk selalu mendapatkan ilmu terkini. Pastikan sumber tersebut tepercaya, supaya Mums pun percaya diri untuk menyampaikannya kepada pelaku mom shaming.

 

  • Berikan respons yang elegan

Meskipun rasanya pasti tidak menyenangkan saat menerima sindiran atau komentar bernada negatif tentang bagaimana cara Mums mengasuh anak, pastikan Mums tidak menunjukkan kesedihan apalagi sampai terpancing emosi. Sebaliknya, tarik napas panjang, tersenyum, dan sampaikan bahwa Mums yakin semuanya akan baik-baik saja dengan cara ini. Hal itu akan membuat pelaku mom shaming merasa malu dan mungkin akan menyadari bahwa mereka tidak selalu benar.

 

  • Simpan bukti informasi yang sewaktu-waktu siap ditunjukkan kepada pelaku mom shaming

Terkadang pembelaan yang berasal dari mulut kita tidak cukup untuk menghentikan pelaku mom shaming terus mengintimidasi. Oleh karenanya, Mums bisa menyiapkan printout atau screenshot bukti ilmu terkini yang sudah Mums pelajari dan siap ditunjukkan sewaktu-waktu.

 

Baca juga: Body Shaming di Media Sosial Bisa Dipenjara!

 

 

Ini juga berfungsi untuk meredam tensi yang mungkin timbul apabila pelaku mom shaming adalah keluarga terdekat, karena kita mampu menunjukkan bukti objektif yang mendasari tindakan kita. Bila perlu, ajak mereka (suami, kakek, dan nenek si Kecil) pergi berkonsultasi ke ahlinya untuk mendengarkan langsung ilmu terkini yang terbaik tentang pola asuh bayi.

 

  • Bijak menggunakan media sosial

Saat ini, media sosial menjadi sarana yang sering digunakan untuk melakukan mom shaming. Berhati-hatilah saat berselancar di dunia maya dan mengamati apa yang diunggah orang di sana. Pasalnya, terkadang banyak yang tampaknya baik tetapi tidak sepenuhnya demikian. Ini berlaku juga saat Mums ingin mengunggah sesuatu. Jika Mums belum siap menerima komentar yang bisa saja negatif dari para netizen, Mums bisa mematikan kolom komentar untuk menghindarinya.

 

  • Berilah sugesti positif pada diri sendiri bahwa tidak ada ibu yang sempurna

Tidak akan pernah ada sosok ibu yang sempurna. Kalimat ini adalah sebuah kebenaran yang sebaiknya dipahami semua ibu maupun orang-orang di sekelilingnya. Sudah sewajarnya ibu menjalani dinamika bersama anak dan keluarganya tanpa ada tekanan yang mungkin malah merusak kesehatan mentalnya.

 

Tindakan mom shaming, baik disengaja maupun tidak, sejatinya sebanding dengan perilaku bullying. Pasalnya, keduanya sama-sama mampu merusak mental korbannya. Ada baiknya kita selalu berpikiran, berkata, dan bertindak positif supaya tidak tanpa sadar menjadi pelaku mom shaming. Para ibu memiliki tugas besar untuk membesarkan dan mendidik generasi penerus bangsa. Maka, bantulah perjuangan mereka dengan cara yang baik dan benar. Selamat menyambut Hari Ibu!

 

Baca juga: Yuk, Stop Melakukan Body Shaming!

 

Bahaya Bermain Gadget saat Menyusui - GueSehat.com