Mengajarkan anak tentang identitas seksual, jenis kelamin, ataupun juga gender memang perlu dilakukan sejak dini. Hal itu dimaksudkan agar anak mampu mencapai kematangan seksual dengan sehat. Namun, sebelum memberikan pemahaman tersebut, ada baiknya orangtua mengenal dan memahami terlebih dahulu tentang tahapan psikoseksual pada anak menurut teori Sigmund Freud.

Baca juga: Hati-Hati, Stres Bisa Pengaruhi Kehidupan Seksualmu!

 

Tahapan Psikoseksual Anak

- Fase Oral (0-1 tahun): Pusat kepuasan ada di mulut sehingga sering mengemut dan segala sesuatu dimasukkan ke mulut oleh anak. Tahap ini membentuk karakter tertentu di kemudian hari. Misalnya, suka mengigit menjadi penunjuk tingkah laku mendominasi dan destruktif.

- Fase Anal (1-2 tahun): Zona erogen ada di bagian dubur. Kebutuhannya berhubungan terhadap kontrol yang menyangkut anal. Inilah saat yang tepat untuk toilet training, untuk BAK dan BAB. Bagaimana anak mengontrol diri dibentuk.

- Fase Phallic (2-6 tahun): Tertarik pada alat kelamin dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Saat yang tepat untuk mengenalkan anatomi jenis kelamin dan gender.

- Fase Laten (6-12): Desakan seksual mengendur. Sekarang tertarik pada keterampilan kognitif, pengetahuan dan budaya. Anak juga mulai mengembangkan keterampilan sosial.

- Fase Genital (12 tahun-dewasa) : Dorongan seks pada fase phallic kembali muncul dan berkembang. Mulai ada kematangan fisik pada daerah erogen.

 

Fase Phallic

Seperti yang sudah diutarakan di atas, pada fase ini merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan pada anak tentang jenis kelamin, seks, gender, dan lainnya yang saling berkaitan. Karena, di tahapan ini kesenangan dan permasalahan anak berpusat pada sekitar alat kelamin. Pada fase ini anak juga mulai heran pada anatomi yang berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan, terhadap asal-usul bayi, dan hal lain yang berhubungan dengan seks.


Ini juga adalah momen dimana muncul banyak pertanyaan dari si Kecil tentang proses seksual. Jangan menghindar, apalagi memarahi. Pendidikan seksual pertama justru paling bagus datang dari orangtua. Penyampaian harus pelan-pelan dan menyenangkan sesuai dengan dunia anak. Niatnya memang mengenalkan, bukan berpikiran porno.

 

Pemahaman Gender

Untuk Kamu tahu, gender adalah hal yang berbeda dengan jenis kelamin. Sifatnya bukan biologis, namun lebih pada aspek nonfisiologis seks serta pemahamaan terhadap femininitas dan maskulinitas. Feminin dilekatkan dengan perempuan, dan maskulin pada laki-laki. Sesuatu yang secara mutlak terpisah.

 

Bagaimana mengenalkan hal itu tanpa terjebak stigma yang salah? Pertama, orangtua harus melepaskan diri dari pikiran bahwa warna, permainan, hingga profesi terkotak-kotak pada jenis kelamin. Perlihatkan profesi yang juga bisa dikerjakan laki-laki dan perempuan karena figur model konkret itu penting.

 Baca juga: Mengenalkan Gender kepada Anak Wajib Dilakukan Sejak Dini

 

Pendidikan Seks

Pendidikan seks untuk anak- anak walaupun diberikan sejak dini juga harus memerhatikan faktor usia dan tingkat pemahaman anak. Berikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh si Kecil. Pendidikan seks pada anak dapat diawali dengan mengenalkan identitasnya, mengenalkan perbedaan ciri-ciri tubuh anak perempuan dan laki-laki. Selanjutnya, jelaskan pada anak tentang bagian tubuh yang tersembunyi, yang dianggap tabu untuk disebutkan namanya. Memang tidak gampang memberikan penjelasan tersebut, namun yang penting usahakan untuk anak mudah memahaminya.

 

Ada beberapa tips dalam memberikan pemahaman seks kepada anak, antara lain:

  • Menanamkan rasa malu, misalnya dengan membiasakan anak untuk ganti baju di tempat tertutup.
  • Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki - laki, dan jiwa feminitas pada anak perempuan. Misalnya dengan berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
  • Memisahkan tempat tidur mereka, terutama dengan saudara yang berjenis kelamin berbeda.
  • Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu), untuk menanamkan dan menghormati privasi masing-masing saat berada di dalam kamar.
  • Mendidik anak untuk menjaga pandangan matanya dari hal - hal yang mengandung unsur pornografi.
Baca juga: Fakta Menarik tentang Seks Setelah Melahirkan
 

Perilaku seksual seseorang sangat dipengaruhi oleh masing-masing fase. Apabila perkembangan fase berkembang dengan normal, maka perilaku seksual sesorang akan normal. Jangan ragu dan merasa tabu menjelaskan segala sesuatu perihal seks, gender, hingga jenis kelamin kepada anak, karena hal ini penting bagi perkembangan seksualnya di masa mendatang. (WK)