Bayi yang baru lahir adalah kebahagiaan bagi kedua orang tua setelah menanti selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Namun, sangat disayangkan jika bayi terlahir dalam keadaan fisik yang normal tapi ternyata memiliki kecacatan pada bagian organ tubuhnya. terdapat salah satu kondisi cacat dari lahir yang dialami oleh bayi.

Gastroschisis atau gastroskisis adalah cacat lahir pada dinding perut, di mana usus bayi tergantung keluar tubuh tanpa lapisan pelindung melalui lubang di dekat pusar. Selain usus, organ lain seperti hati dan lambung juga bisa berada di luar tubuh. Lubang pada dinding perut atau pembentukan dinding yang tidak sempurna menyebabkan usus atau organ lainnya tergantung di luar tubuh, biasanya berada di sebelah kanan pusar. Ukuran lubang tersebut berbeda-beda pada setiap penderita.

Kondisi ini sering dialami oleh bayi yang lahir prematur, namun ada pula bayi yang lahirnya normal juga mengalami kondisi serupa.  Gastroschisis adalah kondisi yang terbilang langka terjadi pada bayi yang baru lahir. Kelainan langka ini menyerang pria dan wanita dalam jumlah yang sama. Estimasi perbandingan kelainan ini sekitar 1 banding 1.500 atau 1 banding 13.000.

Baca juga: Gejala dan Penanganan Eksem pada Bayi

 

Siapa yang Dapat Mengalami Gastroschisis?

Kondisi ini hampir sering terjadi pada wanita yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun. Kasus ini terbilang jarang terjadi pada bayi. Sebaiknya, hubungi dokter untuk rencana kehamilan yang telah dibuat saat usia wanita kurang dari 20 tahun. Kondisi yang disebabkan oleh gastroschisis hampir mirip dengan omfalokel. Namun pada omfalokel, usus dan organ tubuh lainnya berada di luar tubuh terbungkus dengan membran tipis.

 

Penyebab dan Gejala Terjadinya Gastroschisis

Ada beberapa penyebab potensial yang terjadi pada bayi hingga mengalami gastroschisis. Hal ini bisa terjadi karena perubahan pada gen atau kromosom bayi, masalah dengan saluran pencernaan atau ada pula yang mengatakan bahwa gastroschisis terjadi karena Mums mengonsumsi beberapa obat saat kehamilan.

Namun, gastroschisis juga bisa terjadi akibat kombinasi beberapa faktor lain seperti:

  • Usia kehamilan. Seorang wanita yang usianya kurang dari 20 tahun, memiliki kondisi janin yang berisiko jika dibandingkan wanita yang sudah dewasa
  • Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh Mums
  • Mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok
  • Pengaruh lingkungan Mums saat hamil
  • Obat-obatan yang dikonsumsi

Walaupun penyebab bayi mengalami gastroschisis belum dapat diketahui secara pasti, namun para ahli percaya bahwa gastroschisis disebabkan oleh adanya gangguan pasokan darah di arteri untuk pembentukan dinding perut. Gangguan ini terjadi ketika usia kehamilan memasuki delapan minggu.

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala-gejala umum yang muncul pada seseorang yang menderita gastroschisis adalah:

  • Usus yang tampak melalui dinding perut dekat tali pusar
  • Munculnya benjolan di perut
Baca juga: Apa Saja yang Terjadi pada Bayi Dalam Kandungan?

 

Diagnosis Gastroschisis

Biasanya pada usia kehamilan 16 minggu, dokter akan melakukan tes untuk mencari protein tertentu di dalam darah Mums. Jika tingkatnya tinggi, dokter akan melakukan tes ultrasound. Tes ultrasound ini dilakukan dengan cara memasukkan suatu alat ke rahim yang digunakan untuk melihat apakah bayi Mums menderita gastroschisis atau tidak.

Namun, di Indonesia biasanya hanya dapat dilakukan pemeriksaan fisik bayi saat bayi sudah lahir karena banyak yang tidak terlalu menganggap penting tes ultrasound ini. Bayo yang terkena gastroschisis akan mengalami kesulitan dalam menggerakan anggota badan dan penyerapan usus. Bagi Mums yang janinnya mengalami penyakit ini, biasanya memiliki cairan ketuban dalam jumlah yang banyak.

 

Pengobatan Gastroschisis

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk bayi yang menderita gastroschisis. Gastroschisis primer dilakukan jika kondisi bayi tidak terlalu parah. Bayi yang baru lahir mengalami gastroschisis adalah dengan melakukan pembedahan darurat. Pembedahan dilakukan dengan mengembalikan organ ke tubuh bayi.

Bayi yang mengidap penyakit ini biasanya membutuhkan tindakan pembedahan lebih dari sekali. Pembedahan gastroschisis bertahap dilakukan pada bayi yang mengalami kondisi lebih serius. Bayi gastroschisis memiliki organ yang berada di luar tubuhnya, kemudian dokter akan memasang kain seperti pembalut yang bisa menekan perut dan menahan usus tetap di dalam rongga perut, sampai luka sembuh sendiri.

Baca juga: 6 Nasihat Seputar Pengasuhan Bayi yang Jangan Langsung Dipercaya

 

Bayi akan membutuhkan bantuan pernapasan setelah operasi karena mendapat tekanan dari organ tubuh yang baru saja kembali ke dalam tubuhnya. dokter biasanya menganjurkan untuk membiarkan perut bayi dalam keadaan kosong, jadi tidak diberikan ASI melainkan diberi makan melalui intravena atau infus.  (AD/AS)