Ternyata tidak hanya keinginan yang mudah goyah atau tidak stabil, diabetes pun mengenal apa yang disebut diabetes labil. Artinya, perubahan kadar gula darah terjadi dengan cepat dan sering. Kondisi ini lumrah dialami penderita diabetes tipe 1 dan lebih jarang pada diabetes tipe 2.

 

Yuk, kita berkenalan dengan diabetes labil atau brittle diabetes.

 

 

Baca juga: Mengukur Kadar Gula Darah Sewaktu, Berapa Nilai Normalnya?

 

Apa itu Diabetes Labil?

Diabetes labil atau rapuh adalah diabetes yang sangat sulit dikelola dan sering mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang dengan diabetes labil ini memiliki perubahan glukosa darah (gula darah) yang parah. Dalam waktu singkat bisa terjadi perubahan episode hipoglikemia (gula darah rendah) atau hiperglikemia (gula darah tinggi).

 

Diabetes adalah kondisi yang sangat bisa dikelola. Dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup, kebanyakan penderita diabetes dapat hidup sehat. Tetapi orang dengan diabetes labil ini sering mengalami masalah dalam mengelola penyakit.

 

Akibatnya, mereka bisa kesulitan menjalani hidup secara normal. Tak jarang penderita diabetes labil mengalami kecemasan dan depresi karena kondisinya. Hal ini karena kondisi gula darah yang nauk turun menyebabkan risiko rawat inap atau bahkan kematian menjadi lebih tinggi.

 

Kasus diabetes labil ini sebenanya cukup jarang, hanya dialami sekitar 3 dari setiap 1.000 orang dengan diabetes yang tergantung insulin. Penderita diabetes tipe 1 menjadi pasien paling rentan mengalami kondisi ini.

 

Baca juga: Proteksi untuk Jantung dan Ginjal Pada Pasien Diabetes Melitus

 

Gejala Diabetes Labil

Orang dengan diabetes labil bisa mengalami perubahan kadar gula darah secara mendadak tanpa alasan yang jelas, sehingga menyebabkan hipoglikemia atau hiperglikemia. Jika gula darah mendadak sangat rendah, maka gejala hipoglikemia yang muncul, misalnya:

 

- Pusing, lemah atau gemetar.

- Detak jantung cepat.

- Linglung atau kebingungan.

- Kulit pucat.

- Tidur gelisah.

- Berkeringat.

- Rasa lapar yang tiba-tiba.

 

Sedangkan jika gula darah mendadak sangat tinggi, maka gejala hiperglikemia meliputi:

 

- Penglihatan kabur.

- Kelelahan (merasa lemah, lelah).

- Sering buang air kecil (kencing).

- Sakit kepala.

- Infeksi kulit dan luka yang penyembuhannya lambat.

- Mudah haus atau lapar.

 

Hiperglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan ketoasidosis diabetikum, salah satu komplikasi diabetes, yang dapat menyebabkan hilang konsentrasi, dehidrasi, detak jantung meningkat, napas berbau buah, sulit bernapas, muntah, bahkan koma.

 

Baca juga: Cepat Naikkan Gula Darah, Ini 8 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes
 

Mengatasi Diabetes Labil

Saat ini perkembangan teknologi dan pengobatan dapat membantu penderita diabetes mengelola kondisinya. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan monitor glukosa terus menerus atau lebih sering.

 

Dengan memantau kadar gula darah, maka peluang terjadi hipiglikemia atau hiperglikemia bisa diantisipasi lebih dini.

 

Penderita diabetes labil juga bisa menggunakan pompa insulin. Insulin akan otomatis terpompa saat gula darah terlalu tinggi, dan sebaliknya jika gula darah rendah.

 

Saat ini bahkan mulai dilakukan trnsplantasi sel beta pankreas yang menghasilkan insulin alami. Sel penghasil insulin yang sehat dari pankreas orang yang telah meninggal ditransplantasikan ke penderita diabetes.

 

Karena diabetes labil adalah kondisi yang sulit ditangani, maka memang selalu bisa dicegah. Sering berkonsultasi dengan petugas kesehatan atau ahli diabetes adalah langkah yang tepat. Selain itu, kelola diabetes dengan baik dan disiplin dengan cara:

 

  • Konsumsi makanan yang sehat, rendah gula dan karbohidrat.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Pertahankan berat badan yang sehat.
  • Minum obat diabetes teratur seperti yang ditentukan.

 

Baca juga: Ini Tanda-tanda Diabetes Semakin Parah!

 

 

Sumber:

Clevelandclinic.org. Brittle diabetes