Jika berbicara mengenai gangguan kesehatan yang kerap dialami oleh wanita yang sedang hamil, salah satu yang paling sering terjadi adalah infeksi saluran kencing atau ISK. Wanita sendiri memang lebih rentan mengalami ISK dibanding pria karena jarak antara uretra, vagina, dan rektum berdekatan. Hal ini menyebabkan bakteri dari saluran cerna (rektum) mudah berpindah ke saluran kencing dan menyebabkan infeksi.

 

Adapun pada ibu hamil, angka kejadian ISK berkisar antara 5-10%. ISK rentan menyerang, terutama pada usia kehamilan 6 hingga 24 minggu. ISK bahkan menjadi masalah kesehatan kedua yang paling sering menyerang wanita hamil setelah anemia.

 

Angka kejadian yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan perubahan anatomi tubuh selama hamil, yakni rahim yang membesar akan menekan kandung kemih. Hal ini membuat pengosongan kandung kemih menjadi tidak sempurna, sehingga rentan menimbulkan infeksi.

 

Baca juga: 4 Masalah Vagina selama Hamil, Salah Satunya Rentan Infeksi!

 

Sebagai apoteker, saya beberapa kali menemui pasien hamil yang datang menebus obat untuk pengobatan ISK. Mereka pun kerap khawatir apakah obat yang digunakan aman atau tidak bagi janin. Mums tentunya juga penasaran dengan hal tersebut, kan? Yuk, kita kenali lebih jauh mengenai ISK pada kehamilan!

 

Gejala ISK pada Kehamilan

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai ISK, tentunya terlebih dahulu Mums harus mengetahui gejala-gejala dari ISK itu sendiri. ISK biasanya ditandai dengan rasa ingin buang air kecil terus-menerus, nyeri ketika buang air kecil, kram atau nyeri di perut bagian bawah, frekuensi buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering, hingga adanya darah saat buang air kecil.

 

Karena gejala-gejala tersebut mirip dengan perubahan normal tubuh pada saat hamil, dokter biasanya akan menegakkan diagnosis menggunakan tes kandungan urine atau urinalysis dan juga kultur urine. ISK pada kehamilan juga dapat bersifat asimtomatik alias tidak bergejala lho, Mums!

 

Baca juga: Makanan yang Membuat Keguguran, Mitos atau Fakta?

 

Apakah ISK Berbahaya untuk Janin?

ISK relatif tidak berbahaya bagi janin jika diobati dengan adekuat. Namun jika infeksi yang terjadi tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat berdampak buruk bagi janin. Apalagi jika infeksi yang terjadi sudah menyebabkan pyelonefritis atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur (biasanya di minggu 33 atau 36 kehamilan) serta bayi lahir dengan bobot badan yang rendah.

 

Terapi ISK saat Kehamilan

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa ISK yang terjadi saat kehamilan memerlukan terapi yang baik dan paripurna. Seperti halnya pada penderita ISK yang tidak hamil, pengobatan utama ISK saat kehamilan adalah menggunakan antibiotik. Namun, antibiotik yang dipilih tentunya harus aman bagi janin yang dikandung.

 

Pilihan antibiotik untuk ISK saat kehamilan antara lain amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, fosfomycin trometamol, atau golongan sefelosporin. Dokter biasanya akan memilih antibiotik berdasarkan pola sensitivitas kuman di area tersebut. Biasanya, antibiotik akan diberikan dengan durasi 3-7 hari, kecuali untuk fosfomycin trometamol yang hanya diberikan 1 kali saja (single dose).

 

Baca juga: Amankah Buah Duwet untuk Ibu Hamil?

 

Antibiotik golongan fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin, yang biasanya menjadi pilihan terapi ISK pada pasien tidak hamil, bukanlah menjadi pilihan utama untuk terapi ISK saat kehamilan. Hal ini karena antibiotik-antibiotik tersebut diduga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, terutama di trimester pertama.

 

Mencegah ISK pada Kehamilan

Mums pasti setuju bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena ISK merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh wanita hamil, maka tentu kejadiannya sedapat mungkin perlu dicegah.

 

Pencegahan dapat dilakukan melalui beberapa hal. Antara lain dengan mengonsumsi cukup cairan setiap hari, tidak menahan buang air kecil, mengosongkan kandung kemih secara sempurna saat buang air kecil, dan mengeringkan area genital setelah buang air kecil.

 

Cara membersihkan vagina dengan baik adalah dari arah depan ke belakang (ke arah anus), untuk mencegah kuman dari saluran pencernaan masuk ke saluran kencing. Penggunaan celana dalam yang dapat menyerap keringat dengan baik juga sangat dianjurkan. Sebaiknya, celana dalam atau pantyliners pun perlu diganti secara berkala.

 

Mums, itu dia gejala-gejala, pengobatan, dan cara mencegah infeksi saluran kencing alias ISK selama kehamilan. Angka kejadian ISK saat kehamilan memang cukup tinggi. Namun dengan pengobatan yang baik, infeksi ini dapat ditangani dan tidak membahayakan janin. Salam sehat! (AS)

 

Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan selama Kehamilan

 

Tips Atasi Infeksi Saluran Kencing saat Hamil - GueSehat.com

 

Referensi

Szweda, H. and Jóźwik, M. (2016). Urinary tract infections during pregnancy - an updated overview. Developmental Period Medicine, XX(4).