Selama masa kehamilan, akan ada banyak sekali perubahan yang terjadi pada tubuh Mums, seperti payudara yang membesar dan perut yang membuncit. Nah, sudah tahu belum kalau ternyata vagina juga mengalami perubahan, Mums?

 

Tidak hanya ketika proses persalinan berlangsung, selama kehamilan pun vagina akan mengalami perubahan. Karenanya, Mums perlu memahami bagaimana kehamilan berdampak pada kesehatan vagina supaya terhindari dari risiko komplikasi yang tidak diinginkan.

 

Perubahan pada Vagina saat Hamil

Vagina Membengkak

Untuk mendukung pertumbuhan janin di dalam kandungan, aliran darah akan meningkat secara signifikan selama kehamilan. Makanya, tidak heran jika labia dan vagina akan membengkak.

 

Pada beberapa kasus, pembengkakan vagina dapat disebabkan oleh infeksi. Jika vagina membengkak diiringi dengan warna kemerahan, terasa terbakar, dan gatal, segera konsultasikan ke dokter. Perubahan hormon dan peningkatan aliran darah juga dapat menyebabkan vagina serta labia Mums menggelap dan berwarna kebiruan.

 

Baca juga: Makanan yang Membuat Keguguran, Mitos atau Fakta?

 

Keputihan Lebih Banyak

Mengalami keputihan yang lebih banyak daripada biasanya adalah tanda perubahan pada vagina yang paling sering terjadi selama masa kehamilan. Ini disebabkan tingginya level estrogen dan progesteron. Peningkatan volume dan aliran darah juga berkontribusi meningkatkan keputihan.

 

Keputihan saat hamil berwujud tipis, putih, dan seperti susu. Biasanya keputihan pun akan semakin kental mendekati waktu bersalin. Umumnya, keputihan akan sedikit berbau, tetapi bukan bau busuk ya, Mums.

 

Varises Vagina

Ternyata varises tidak hanya muncul di kaki selama kehamilan, melainkan juga di area vulva dan vagina. Varises vagina disebabkan peningkatan aliran darah dan cepatnya penurunan aliran darah dari tubuh bagian bawah.

 

Kondisi ini akan mengakibatkan tekanan dan rasa tidak nyaman pada vulva dan vagina. Untuk mengatasinya, Mums bisa mengompres area tersebut dengan kompres dingin atau menyangga area pinggul dengan bantal ketika berbaring. Kebanyakan varises vagina akan hilang dengan sendirinya beberapa minggu setelah melahirkan.

 

Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan selama Kehamilan

 

Infeksi Vagina

Pada beberapa kasus, keputihan yang muncul cukup banyak mengindikasikan adanya infeksi. Infeksi pada vagina memang kerap terjadi selama kehamilan. Dalangnya tentu saja perubahan hormon, yang memengaruhi keseimbangan pH vagina. Infeksi vagina yang umum terjadi saat hamil ialah:

 

  • Infeksi jamur

Selama hamil, sekresi vagina mengandung lebih banyak gula, yang merupakan santapan para jamur. Infeksi jamur akan membuat Mums merasa tidak nyaman. Gejalanya antara lain vagina terasa gatal dan terbakar, serta keputihan berwarna seperti keju cottage dan berbau.

 

  • Bacterial vaginosis (BV)

Berdasarkan keterangan dari American Pregnancy Association, 10-30% ibu hamil akan mengalami BV. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk pada vagina.

 

Tanda utamanya antara lain vagina berbau amis dan muncul keputihan berwarna keabuan. Kondisi BV yang tidak ditangani dihubungkan dengan persalinan prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan keguguran.

 

  • Trichomoniasis

Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seks dengan penderita. Ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius, seperti pecah ketuban dini dan persalinan prematur. Gejala-gejala dari trichomoniasis adalah vagina terasa gatal, kemerahan, dan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks.

 

Baca juga: Gerakan Senam Ibu Hamil agar Mudah Melahirkan

 

Menjaga Kebersihan Vagina saat Hamil

Vagina memegang kunci penting selama kehamilan dan persalinan, terutama jika Mums ingin menempuh persalinan normal. Karenanya, organ intim Mums butuh perhatian khusus. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kesehatan vagina selama kehamilan:

  • Basuh vagina setelah buang air kecil dari depan ke belakang.
  • Hindari penggunaan alat pembersih vagina.
  • Hindari penggunaan panty liner yang mengandung pewangi.
  • Selalu konsumsi air putih dan makanan bergizi.
  • Kurangi pengonsumsian gula.
  • Gunakan celana dalam yang lembut dan pas.
  • Pastikan celana dalam ibu hamil tetap dalam kondisi steril

 

Terkait celana dalam ibu hamil, Mums harus benar-benar memperhatikan ukuran, bahan, dan kebersihannya. Pasalnya, celana dalam yang terlalu ketat, berbahan tidak menyerap keringat, dan tidak steril akan meningkatkan risiko Mums terkena infeksi.

 

Mooimom Sterilizer - GueSehat.com

 

Untuk kebersihan dan perawatan pakaian dalam, Mums bisa mempercayakannya pada 59S UVC LED Garment Sterilizing Bag. Menggunakan sinar UVC yang dikemas dalam lampu LED, 59S UVC LED Garment Sterilizing Bag ampuh membunuh mikroba penyebab infeksi pada vagina.

 

Karena dikemas dalam lampu LED, 59S UVC LED sterilizer pun menjadi sterilizer portable pertama di Indonesia.  Tidak hanya itu, sterilisasi pun tidak memakan waktu lama karena hanya dilakukan selama 180 detik saja.

 

Desainnya yang trendi dengan warna menarik, ringan, serta dilengkapi dengan kabel charger USB dan power bank, membuat 59S Garment Sterilizing Bag sangat mudah dibawa ke mana-mana. Tidak hanya pakaian dalam, tas ini juga bisa berfungsi untuk mensterilkan pakaian, mainan, hingga perlengkapan bayi kelak lho, Mums! Hemat, bukan? (AS)

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Berenang?

 

Mooimom Sterilizer - GueSehat.com

 

Sumber

Healthline: How Pregnancy Affects Vaginal Health