Indonesia baru saja digemparkan dengan pemberitaan seorang warga negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalani studi di Manchester, Inggris. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan tuduhan pemerkosaan terhadap puluhan pria.

 

Jumlah korban dari pria berusia 36 tahun ini tidak main-main. Sampai-sampai, Reynhard Sinaga, nama dari pria tersebut, diberi julukan sebagai Britain’s worst rapist (pemerkosa terburuk di Inggris).

 

Dalam menjalankan aksinya, Reynhard diduga menjebak korban dengan menggunakan obat terlarang GHB. Mungkin Geng Sehat juga masih mengingat kasus skandal Burning Sun di Korea Selatan tahun 2019 silam, di mana nama obat GHB juga banyak disebut-sebut sebagai obat yang digunakan di kelab malam tersebut. Geng Sehat tentu penasaran, sebenarnya obat apakah GHB itu? Untuk mengetahuinya, simak dalam tulisan ini, ya!

 

GHB dan julukannya sebagai date rape drug

GHB (gamma-hydroxybutyrate) merupakan sejenis obat psikoaktif, obat yang dapat memengaruhi kerja otak dan menyebabkan perubahan perilaku. Zat GHB sebenarnya secara alami terdapat di dalam tubuh manusia dengan jumlah yang sangat kecil dan berperan sebagai penghantar impuls sistem saraf (neurotransmitter).

 

GHB sebagai produk obat telah mendapatkan persetujuan izin edar di beberapa negara dalam bentuk garam natriumnya (sodium oxybate) untuk menangani beberapa gangguan, seperti narcolepsy atau cataplexy. Sayangnya, substansi yang peredarannya sangat dikendalikan ini banyak diproduksi secara ilegal dan disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti dalam kasus predator seks Reynhard Sinaga.

 

Baca juga: Mengenal GHB, Obat Bius yang Digunakan Reynhard Sinaga

 

Penyalahgunaan GHB banyak terjadi di tempat-tempat hiburan, di mana banyak orang berdatangan untuk berpesta dan bersenang-senang. Pelaku kejahatan umumnya mencampurkan GHB ke dalam minuman untuk membuat orang yang meminumnya menjadi sasaran empuk tindak kejahatan.

 

GHB sendiri merupakan substansi yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jika dicampurkan ke dalam minuman, GHB hanya akan memberikan sedikit perubahan rasa, yaitu menjadi sedikit asin. Namun, sering kali tidak terasa oleh orang yang mengonsumsi minuman tersebut, terlebih jika minuman yang dicampur sudah memiliki rasa tertentu.

 

Julukan date rape drug diberikan kepada GHB karena sering kali pelaku kejahatan seksual menggunakan obat ini untuk menjebak korban yang mereka ajak berkencan (dating). Korban yang dalam pengaruh obat kemudian dilecehkan atau diperkosa oleh pelaku.

 

Pada kasus Burning Sun di Seoul, Korea Selatan, GHB diduga diberikan kepada pengunjung wanita di kelab malam tersebut hingga memungkinkan terjadinya perkosaan. Hal serupa dilakukan oleh Reynhard Sinaga saat menjebak puluhan korbannya.

 

Reynhard mengajak target korban ke apartemen miliknya, memberi mereka minuman yang sudah dicampur dengan GHB, lalu korban yang tak sadarkan diri pun mengalami pelecehan seksual.

 

Baca juga: Lama Vakum Aris 'Idol' Terjerat Narkoba, Kenali Dampak Metamfetamin!

 

Apa yang terjadi saat seseorang mengonsumsi GHB?

Efek yang terjadi pada seseorang yang mengonsumsi GHB, baik secara sengaja (consensual) maupun tidak sengaja, dapat bervariasi, tergantung pada dosis yang digunakan, kekuatan obat (karena kebanyakan GHB diproduksi secara illegal maka kekuatan dari setiap batch obat bisa berbeda), postur tubuh orang yang mengonsumsinya, serta obat atau substansi lain yang mungkin digunakan bersamaan dengan GHB.

 

Pada dosis tertentu, obat ini dapat meningkatkan rasa bahagia (recreational drug), meningkatkan semangat (stimulant), serta meningkatkan libido seksual. Namun, obat ini juga dapat menimbulkan efek lain, seperti penurunan kesadaran, halusinasi, kejang, bahkan penekanan fungsi pernapasan yang fatal pada dosis yang lebih tinggi atau terakumulasi.

 

Efek obat juga dapat meningkat apabila dikonsumsi bersamaan dengan minuman beralkohol atau obat psikoaktif lainnya. Korban kekerasan seksual yang berada dalam pengaruh obat GHB umumnya juga akan mengalami kesulitan untuk melaporkan kasusnya ke pihak berwajib. Pasalnya, obat ini juga dapat menyebabkan orang yang mengonsumsinya mengalami amnesia atau lupa ingatan. Seram banget kan, Gengs?

 

Baca juga: Mengapa Orang Bisa Mengalami Adiksi terhadap Narkoba dan Lainnya?

 

GHB sulit dideteksi karena dimetabolisme dengan sangat cepat di dalam tubuh

Selain disebabkan oleh efek amnesia yang ditimbulkan oleh GHB, kasus kejahatan yang melibatkan penggunaan GHB juga sulit untuk dibuktikan. Hal ini disebabkan karena GHB dimetabolisme dengan sangat cepat di dalam tubuh.

 

Obat ini hanya dapat terdeteksi selama sekitar 4-6 jam di dalam darah dan 12 jam di dalam urine (air seni). Oleh karena itu, korban tindak kejahatan yang dicurigai menggunakan obat bius, apalagi GHB, harus melaporkan kejadian tersebut sesegera mungkin kepada pihak berwajib dengan harapan sisa obat masih terdeteksi di dalam tubuh dan dapat digunakan untuk menjerat pelaku.

 

Bagaimana tips agar kita terhindar dari jebakan obat GHB?

Karena obat ini banyak disalahgunakan di tempat-tempat hiburan, maka ada baiknya Geng Sehat sebisa mungkin tidak mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain itu, di manapun Geng Sehat berada, hindari menerima minuman atau makanan dari orang yang tidak dikenal. Semoga kita selalu terhindar dari segala tindak kejahatan ya, Gengs! (AS)

 

Baca juga: Selain Carisoprodol, Obat Ini Juga Rentan Disalahgunakan

 

Referensi

Rehabspot: GHB

BBC: GHB: The drug used as a 'rapist's weapon of choice'

Alcohol and Drugs Foundation: What is GHB?