Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh European Journal of Endocrinology menunjukkan bahwa konsumsi suplemen vitamin D untuk diabetes secara rutin bisa meningkatkan sensitivitas insulin, khususnya pada penderita diabetes yang baru terdiagnosis.

 

Menurut penelitian tersebut, konsumsi suplemen vitamin D selama 6 bulan pada orang yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes ataupun baru saja terdiagnosis diabetes tipe 2 meningkatkan sensitivitas insulin perifer dan bisa memperbaiki fungsi sel beta.

 

Namun, sejumlah penelitian sebelumnya tidak menemukan manfaat dari konsumsi suplemen vitamin D untuk diabetes, termasuk untuk sensitivitas insulin. Penelitian terbesar terhadap efek vitamin D untuk sensitivitas insulin dilakukan selama 3 tahun.

 

Hasilnya tidak impresif, karena hanya terdapat 2 persen perbedaan antara kelompok orang yang akhirnya terkena diabetes tipe 2, dan kelompok orang yang tidak terkena penyakit tersebut. 

 

Jadi, apakah konsumsi vitamin D untuk diabetes bermanfaat? Para ahli yang terlibat di penelitian-penelitian sebelumnya gagal membuktikan manfaat vitamin D untuk diabetes akibat variabel penelitian, termasuk etnis, toleransi glukosa, dosis vitamin D, dan durasi penelitian. 

 

Hingga saat ini, ahli masih berupaya menemukan bukti konkret manfaat konsumsi vitamin D untuk diabetes.

 

Baca juga: Cara Mengobati Luka pada Pasien Diabetes

 

Vitamin D untuk Diabetes, Apa Manfaatnya?

Kekurangan vitamin D dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk penderita diabetes. Penelitian telah menemukan hubungan yang jelas antara kadar vitamin D rendah pada orang yang mengalami resistensi insulin dan risiko tinggi terkena diabetes tipe 2. 

 

Belum lama ini, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi suplemen vitamin D secara rutin untuk diabetes, terutama setelah terdiagnosis diabetes di tahap awal, dapat membantu tubuh melawan resistensi insulin.

 

Selain membantu meningkatkan sensitivitas insulin, vitamin D membantu menjaga kesehatan dan fungsi sel beta di dalam pankreas. Sel beta memiliki fungsi penting sebagai pabrik insulin. Penurunan fungsi sel beta adalah salah satu penyebab berkembangnya diabetes tipe 2.

 

Biasanya, semakin lama seseorang menderita diabetes tipe 2, semakin tinggi kebutuhan insulin karena penurunan fungsi sel beta yang progresif. Biasanya saat ini terjadi, obat oral untuk diabetes tidak mampu lagi menurunkan diabetes, sehingga dibutuhkan pengobatan insulin.

 

Namun, meskipun penelitian menunjukkan vitamin D bermanfaat positif terhadap sensitivitas dan produksi insulin, penelitian ini belum menemukan hasil yang signifikan mengenai kadar gula darah puasa dan kadar HbA1c.

 

Dampak Vitamin D pada Sekresi Insulin

Berdasarkan penelitian itu, vitamin D untuk diabetes bisa memberikan efek yang positif pada sekresi insulin dalam beberapa cara. Vitamin D masuk ke sel beta pankreas dan berinteraksi dengan beberapa jenis reseptor yang menyatukan mereka untuk mengaktivasi gen insulin, sehingga meningkatkan sintesis (produksi) insulin. 

 

Vitamin D juga dipercaya bisa membantu sel beta pankreas bertahan dengan cara mengganggu efek sitokin yang akan merusak sel beta pankreas.

 

Vitamin D juga memiliki fungsi penting dalam regulasi penggunaan kalsium oleh tubuh. Kalsium juga memiliki peran penting dalam sekresi insulin. Jadi, jika kadar vitamin D rendah, kadar kalsium juga menurun, sehingga mengganggu kemampuan tubuh memproduksi insulin.

 

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Makan Wortel?

 

Jadi, Apakah Hasil Penelitian tentang Manfaat Vitamin D untuk Diabetes Benar?

Meskipun penelitian terakhir menunjukkan hasil yang positif, kebanyakan ahli masih bersikap skeptis terhadap hasil penelitian tersebut. Selain itu, menurut ahli, ada pula sisi negatif dari mengonsumsi terlalu banyak vitamin D untuk diabetes.

 

Memang benar vitamin D membantu penyerapan kalsium. Namun, terlalu banyak konsumsi kalsium juga tidak baik untuk tubuh. Jadi, lebih tepatnya, harus membatasi dosis vitamin D untuk penderita diabetes ataupun orang yang tidak memiliki diabetes.

 

Konsumsi vitamin D untuk diabetes dosis tinggi dalam jangka panjang bisa menyebabkan beberapa masalah efek samping, khususnya jika terdapat kadar kalsium yang terlalu tinggi di dalam darah.

 

Kadar kalsium di darah yang terlalu tinggi, atau biasa disebut hiperkalsemia, bisa melemahkan tulang, menyebabkan batu ginjal, dan mengganggu fungsi dasar jantung dan otak.

 

Menurut ahli, konsumsi vitamin D dan kalsium yang terlalu berlebihan tidak baik untuk penderita diabetes karena efek samping jangka panjang tersebut. Apalagi, penyakit ginjal banyak ditemukan pada penderita diabetes.

 

Baca juga: Studi Terbaru: Polusi Udara Menyebabkan Diabetes

 

Jadi, konsumsi vitamin D pada dosis yang tepat mungkin bisa memberikan manfaat kesehatan untuk penderita diabetes. Namun, jika berlebihan, maka dampaknya tidak baik. Konsultasikan dengan dokter tentang dosis vitamin D yang tepat untuk Diabestfriends. 

 

Vitamin untuk Awet Muda - GueSehat.com

 

Sumber:

Health Line. Why People Living with Type 2 Diabetes Should Be Careful with Vitamin D. 2019.

European Society of Endocrinology. Effects of 6-month vitamin D supplementation on insulin sensitivity and secretion: a randomised, placebo-controlled trial. 2019.