Kuning pada bayi baru lahir mungkin cukup sering didengar oleh Mums. Saya ingat saat belum mengenal berbagai istilah kedokteran, saya menganggap bayi kuning menjadi ketakutan bagi beberapa orang tua. Pasalnya, biasanya bayi yang mengalami kuning akan kembali dirawat di rumah sakit dan mendapatkan terapi lampu sinar.

 

Tidak sedikit bayi yang mengalami kuning. Sebagian besar bayi yang mengalami kuning berkisar dari usia 1 hari sampai dengan usia beberapa minggu. Penyebabnya pun bermacam-macam, sehinga evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk mngetahui penyabab kuning ini.

 

Kuning pada bayi merupakan keadaan ketika kadar bilirubin tinggi pada bayi. Bilirubin merupakan hasil pecahan produk darah yang umum terjadi, tetapi biasanya tidak menyebabkan kuning karena adanya proses metabolisme yang lancar di dalam tubuh. 

 

Baca juga: Gejala Meningitis pada Anak

 

Gejala kuning timbul akibat belum matangnya sistem pemecahan dan metabolisme pada tubuh bayi. Hal ini masih bisa bersifat normal atau fisiologis, selama tidak ada penyebab lain. Kadar bilirubin yang tinggi memiliki istilah medis jaundice. Keadaan ini bisa terjadi di segala usia dan menandakan perlu evaluasi lebih lanjut pada organ lever kita. Namun, pada artikel kali ini kita akan membahas kuning pada bayi.

 

Kuning pada bayi sering kali tidak terlihat secara jelas. Tidak sedikit orang tua yang tidak menyadari bayinya kuning. Biasanya, mereka baru menyadarinya ketika kontrol pertama ke dokter setelah keluar dari rumah sakit maupun saat melakukan vaksin pertama.

 

Kuning bisa terlihat secara jelas dari mata karena bagian putih mata akan terlihat kekuningan. Ini juga bisa dideteksi dengan melihat bagian bawah lidah, tetapi biasanya sulit untuk diperiksa. Kuning ini akan terlihat di kulit sesuai dengan derajat kuning yang ada. Semakin tinggi kadar bilirubin dalam tubuh, warna kuning akan semakin jelas terlihat di kulit bayi.

 

Warna kuning akan terlihat jelas dengan penyebaran dari kepala ke kaki. Jika kadarnya rendah, hanya akan terlihat di bagian kepala saja. Saat kadarnya semakin tinggi, bisa mencapai dada, perut, paha. Sedangkan saat kadarnya sangat tinggi, warna kuning bisa mencapai kedua tungkai serta telapak tangan dan kaki. Kita bisa menilainya dengan melakukan penekanan ringan pada kulit agar warna kuning terlihat lebih jelas.

 

Baca juga: Sebenarnya Bolehkah Bayi Menggunakan Minyak Esensial?

 

Apakah kuning pada bayi berbahaya?

Kuning pada bayi sebagian besar tidak berbahaya. Umumnya, ini merupakan jaundice fisiologis yang disebabkan oleh organ tubuh yang belum matang. Selama saya bekerja di rumah sakit, kuning yang paling sering saya temui adalah kuning akibat kekurangan susu, yang dikenal dengan sebutan breast feeding jaundice. Hal ini disebabkan kurang adekuatnya kuantitas susu yang diberikan kepada bayi, sehingga bayi menjadi kuning.

 

Masih banyak hal lain yang bisa menyebabkan jaundice, antara lain golongan darah ibu dan bayi, G6PD, hormon TSH, dan sebagainya. Pada beberapa keadaan, kadar bilirubin bisa menjadi sangat tinggi dan menyebabkan kerusakan otak. Kondisi inilah yang bisa berbahaya bagi bayi.

 

Baca juga: Tersedia Kembali di Indonesia, Ini 7 Fakta Penting Vaksin MMR!

 

Bagaimana cara untuk mengatasi kuning pada bayi?

  • Minum ASI

Minum susu yang cukup merupakan salah satu kunci untuk mengurangi kuning pada bayi. Bayi pun harus aktif dan masih mau untuk minum. Jika ia sudah lemas dan mengalami kesulitan menyusu, segera bawa ke dokter.

  • Berjemur

Berjemur selama 15-20 menit setiap pagi dipercaya mampu membantu menurunkan kadar bilirubin di dalam tubuh bayi.

  • Terapi di rumah sakit

Pada beberapa kondisi, bayi yang kuning perlu dibantu dengan terapi sinar untuk menurunkan kadar bilirubin. Bayi akan disinar selama beberapa jam sampai 1 hari, kemudian dievaluasi kembali kadar bilirubinnya. Jika kadar bilirubin sangat tinggi, dapat dilakukan tranfusi tukar. (AS)

 

Baca juga: Gangguan Kesehatan yang Umum pada Bayi Baru Lahir

 

Manfaat Menjemur Bayi - GueSehat.com