Meningitis adalah pembengkakan (peradangan) pada membran tipis yang menyelubungi otak dan saraf tulang belakang. Membran tersebut disebut dengan meninges. Anak-anak yang terkena infeksi rentan mengalami meningitis karena sistem imun mereka masih lemah. Yuk, ketahui gejala meningitis pada anak!

 

Penyebab Meningitis pada Anak

Sebelum mengetahui apa saja gejala meningitis pada anak, kita perlu mengetahui penyebabnya. Meningitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, yang masuk ke dalam cerebral spinal fluid (CSF). Kendati demikian, jamur dan parasit juga bisa menyebabkan meningitis. CSF sendiri merupakan cairan untuk memproteksi otak dan saraf tulang belakang.

 

Meningitis yang disebabkan oleh virus lebih umum terjadi dan biasanya tidak parah. Virus-virus yang bisa menjadi dalangnya antara lain polioviruses, virus penyakit gondok (paramyxovirus), virus flu, dan West Nile virus.

 

Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya lebih parah dan dapat berakibat jangka panjang hingga menimbulkan kematian. Bakteri-bakteri tersebut antara lain grup B streptococcus, E. coli, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), dan strep bacteria. Sifilis, tuberculosis, dan Lyme disease bacteria juga bisa menyebabkan meningitis.

 

Bakteri, virus, dan jamur penyebab meningitis biasanya akan tumbuh di dalam saluran pernapasan. Anak-anak mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi bisa jadi organisme tersebut sudah ada di dalam hidung atau tenggorokan mereka.

 

Organisme yang menyebabkan meningitis bisa tersebar melalui:

  • Kontak dengan orang yang terinfeksi.
  • Menyentuh objek yang sudah terpapar, misalnya pegangan pintu, benda keras, atau mainan, lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata.
  • Cairan yang keluar ketika bersin, berbicara, atau saat dicium.

 

Awalnya, anak-anak akan mengalami pilek, infeksi sinus, atau infeksi telinga. Di masa itu, organisme akan masuk ke dalam aliran darah dan menuju otak serta saraf tulang belakang.

 

Apa Gejala Meningitis pada Anak?

Gejala meningitis pada anak dapat bervariasi, tergantung pada penyebab infeksinya. Gejala biasanya mulai muncul beberapa hari setelah anak mengalami pilek, diare, atau muntah-muntah. Selain itu, gejala meningitis pada anak dapat muncul dengan tiba-tiba maupun baru muncul beberapa hari kemudian.

 

Gejala meningitis pada anak usia 1 tahun atau lebih antara lain:

  • Nyeri pada leher.
  • Sakit punggung.
  • Sakit kepala.
  • Mengantuk
  • Linglung.
  • Mudah marah.
  • Demam
  • Tidak nafsu makan.
  • Tingkat kesadaran berkurang.
  • Mata sensitif terhadap cahaya (photophobia).
  • Kejang.
  • Mual dan muntah.
  • Leher kaku.
  • Muncul bercak ruam berwarna ungu kemerahan.

 

Gejala Meningitis pada Bayi

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi di bawah usia 2 bulan memiliki risiko tinggi terkena meningitis. Sayangnya, para ahli belum mengetahui secara pasti mengapa bayi bisa terkena meningitis. Namun, mereka percaya bahwa ini berhubungan dengan sistem imun yang belum sempurna.

 

Meningitis dapat berdampak panjang pada bayi, bahkan pada beberapa kasus bisa berakibat fatal. Karenanya, Mums dan Dads perlu mengetahui gejala meningitis pada bayi, sehingga bisa cepat dideteksi.

 

Gejala meningitis pada bayi meliputi mengantuk terus, menolak disusui, serta demam atau menggigil. Pada beberapa bayi, mereka juga bisa hanya terlihat mudah marah atau kelelahan. Gejala meningitis pada bayi lainnya yaitu:

 

  • Ubun-ubun bayi menonjol karena peningkatan tekanan atau cairan pada otak.
  • Suhu tubuh yang tinggi bisa menjadi alarm bahwa bayi terkena infeksi, salah satunya meningitis. Namun pada beberapa bayi, khususnya di bawah usia 3 bulan, mereka bisa jadi tidak mengalami demam.
  • Gejala meningitis pada bayi berikutnya adalah tangan dan kakinya dingin, tetapi tubuhnya terasa hangat.
  • Menggigil, baik atau tanpa demam.
  • Tubuhnya kaku dan kepalanya mendongak.
  • Mudah marah dan menangis, terutama ketika digendong. Ini disebabkan lehernya yang kaku atau otot dan tubuhnya terasa nyeri.
  • Napas terengah-engah.
  • Muntah terus-menerus.
  • Muncul bercak-bercak atau ruam merah gelap di tubuh.
  • Menangis dengan nada yang tinggi dan sulit ditenangkan.
  • Kejang.

 

Penanganan Meningitis pada Bayi dan Anak

Setelah mendeteksi gejala meningitis pada anak dan gejala meningitis pada bayi, segeralah bawa ke dokter. Pasalnya semakin cepat ditangani, akan semakin baik. Berdasarkan keterangan dari AAP, kebanyakan bayi yang terkena meningitis akibat bakteri dan ditangani dengan antibiotik akan pulih sepenuhnya. Namun, sekitar 20% bayi bisa mengalami masalah kesehatan seumur hidup, seperti masalah pendengaran, ketidakmampuan untuk belajar, kejang, hingga kelumpuhan.

 

Antibiotik diberikan melalui intravena. Pada anak-anak, penanganan juga bisa dilakukan dengan memberikan obat kortikosteroid. Steroid dapat bekerja mengurangi pembengkakan dan tekanan di otak. Tidak hanya itu, steroid juga bisa mengurangi risiko kehilangan pendengaran dan kerusakan otak.

 

Untuk meningitis yang disebabkan oleh virus, ini tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Pada beberapa kasus, pengobatan hanya diberikan untuk meringankan gejala meningitis pada anak.

 

Karena tidak separah meningitis akibat bakteri, biasanya bayi akan sembuh sepenuhnya tanpa komplikasi. Namun ada pengecualian jika meningitis disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV), terutama bagi bayi yang baru lahir. Bayi dan anak-anak akan diberikan obat IV antiviral untuk menyembuhkannya.

 

Jika meningitis disebabkan oleh jamur, maka anak-anak akan diberikan obat IV antifungal. Dan untuk tuberculosis (TB) meningitis, anak akan diberikan pengobatan selama lebih dari 1 tahun.

 

Apa Saja yang Dibutuhkan selama Masa Penyembuhan?

Sambil mendapatkan pengobatan, si Kecil juga membutuhkan beberapa hal agar ia bisa segera pulih. Si Kecil perlu:

  • Bed rest.
  • Meningkatkan asupan cairan, baik diminum secara langsung maupun mendapatkan cairan IV.
  • Obat untuk meredakan demam dan sakit kepala. Terkait jenis obat, konsultasikan kepada dokter karena si Kecil tidak boleh mengonsumsi obat secara sembarangan.
  • Alat bernapas (respirator) jika si Kecil mengalami masalah pernapasan.

 

Mencegah Meningitis pada Anak

Meski meningitis bisa disembuhkan, tetapi cara terbaik adalah dengan menjauhkannya dari si Kecil. Karena bagaimana pun juga, orang tua mana sih yang ingin buah hatinya sakit dan menderita ya, Mums?  Ada beberapa vaksin yang bisa diberikan kepada si Kecil agar ia terhindar dari penyebab meningitis, yakni:

  1. Vaksin H. influenzae type b (Hib). Ini diberikan 3- atau 4- seri sejak bayi berusia 2 bulan.
  2. Vaksin PCV13 pneumococcal. AAP merekomendasikan vaksin ini diberikan kepada anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan kondisi sehat. PCV13 dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya, di usia anak 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12-15 bulan. Satu dosis juga disarankan bagi anak-anak yang lebih besar yang belum mendapatkan seri 4 dosis dan berisiko tinggi mengalami penyakit pneumococcal.
  3. Vaksin PPSV23. Vaksin ini juga direkomendasikan bagi anak-anak yang lebih besar yang berisiko tinggi terkena penyakit pneumococcal.
  4. Vaksin meningococcal. Vaksin ini merupakan bagian dari jadwal rutin vaksin. Ini diberikan pada anak usia 11-12 tahun, dan booster-nya diberikan pada usia 16-18 tahun atau 5 tahun setelah pemberian vaksin utama. Bayi dan anak-anak yang lebih kecil yang berisiko tinggi juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini. Tanyakan kepada dokter anak terkait nilai dosis vaksin dan kapan sebaiknya vaksin diberikan kepada si Kecil.

 

Vaksin yang berguna untuk menjaga anak dari virus campak, gondongan, cacar air, serta flu juga dapat membantu mencegah virus meningitis. Jadi, diskusikan pula kepada dokter anak mengenai kapan waktu yang tepat untuk memberikan vaksin-vaksin tersebut kepada si Kecil.

 

Terakhir, Mums dan si Kecil dapat melakukan beberapa hal agar terhindar dari penularan infeksi. Tindakan preventif tersebut antara lain mencuci tangan dengan benar dan menjauhi orang-orang yang sedang sakit. Semoga si Kecil selalu sehat dan terhindar dari meningitis ya, Mums! (AS)

 

Sumber

Medical News Today: Meningitis in babies: What you need to know

Stanford Children's Health: Meningitis in Children