Komplikasi diabetes dalam jangka panjang yang bersifat kronik seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan sudah Kamu ketahui. Komplikasi ini umumnya terjadi setelah bertahun-tahun terdiagnosis diabetes namun kadar gula darahnya tidak terkontrol. Selain komplikasi jangka panjang, ada komplikasi diabetes yang tidak kalah menyeramkan, dan bersifat akut atau mendadak.

 

Komplikasi akut ini membutuhkan pertolongan segera, jika perlu langsung ke Instalasi Gawat Darurat rumah sakit. Siapa yang harus peduli? Tentu saja orang-orang terdekat yang hidup satu rumah dengan penderita diabetes. Jika Kamu salah satunya, maka jangan pernah abaikan tanda-tanda komplikasi akut berikut:

 

1. Ketoasidosis

Ketoasidosis adalah krisis hiperglikemia , yaitu kondisi dimana kadar gula mendadak sangat tinggi, lebih dari 250 mg/dL dengan keton positif. Apa itu keton? Keton adalah senyawa bersifat asam yang terbentuk akibat pemecahan lemak menjadi energi. Tubuh terpaksa memecah lemak dan otot menjadi energi karena tidak bisa menggunakan gula.

 

Sebenarnya gulanya ada bahkan menumpuk di darah, namun karena tidak cukup insulin untuk mendistribusikan gula ke sel-sel tubuh, maka sel-sel ini pun berteriak memberikan sinyak kekurangan energi. Akhirnya tubuh menggunakan cadangan energi yang tersimpan di lemak dan otot. Keton ini bersifat asam sehingga sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.

 

Ketoasidosis ditandai dengan gejala demam tinggi, hilang kesadaran, dan napas cepat. Jika diperiksa laboratorium, pH darah turun menjadi asam. Pemicu ketoasidosis biasanya diawali karena ada infeksi, dehidrasi berat, atau kombinasi keduanya.

Baca juga: Cara Mudah Bakar Lemak dan Kalori Lewat Aktivitas Sehari-hari

 

 

2. Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)

Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS) adalah satu dari dua kondisi serius metabolik pada penderita diabetes. Sama dengan ketoasidosis, HHS juga disebabkan kadar gula darah yang sangat tinggi, hanya bedanya tidak disertai terbentuknya keton.

 

HHS meskipun lebih jarang terjadi tetapi efeknya bisa lebih fatal. Dijelaskan dr. Aswin Pramono, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari Rs St Carolus Jakarta, kematian akibat HHS di negara maju mencapai 5-10%. Di Indonesia lebih tinggi, yakni 30-50%. Gejala HHS hampir sama dengan ketoasidosis, tetapi  kebanyakan terjadi pada penderita diabetes usia lanjut (lebih dari 60 tahun), dan memiliki komplikasi penyakit ginjal kronik dan penyakit jantung koroner.

Baca juga: Menjaga Gula Darah Tetap Stabil dengan Gaya Hidup Sehat

 

3.Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika gula darah sangat rendah, di bawah 70 mg/dL. Hipoglikemia berbahaya karena penderita diabetes dapat pingsan dan tidak sadar. Hipoglikemia berulang bahkan dapat menyebabkan risiko serangan jantung, stroke, dan gangguan kognitif seperti demensia.

  

"Hipoglikemia yang patut diwaspadai adalah hipoglikemia di malam hari. Mengapa? Karena di malam hari, tidak ada asupan kalori karena orang tidak lagi beraktivitas makan. Apalagi pada penderita diabetes, sebelum tidur biasanya ia akan menyuntikkan insulin atau minum obat diabetes," jelas dr. Aswin.

 

Baca juga: 7 Cara Menggunakan Insulin Pen

 

Gejala hipoglikemia adalah lemas, gemetar, kadang disertai banjir keringat saat tidur. Penderita umumnya tidak menyadari gejala hipoglikemia di malam hari. JIka gula darah sangat rendah, maka penderita tidak mampu mencari pertolongan karena terlalu lemah. "Beberapa penderita bahkan terlalu lemah untuk sekadar membuka mata. Maka keluarganya harus waspada. Hindari hipoglikemia dengan tetap makan teratur, apalagi jika menggunakan insulin," tegas dr. Aswin.

 

Menurut dr. Aswin, inilah pentingnya edukasi untuk keluarga penderita diabetes. Sehingga begitu ada kejadian komplikasi akut, keluarga dapat segera mencari pertolongan. Misalnya jika penderita diabetes tiba-tiba lemas, segera  cek gula darah dengan pengukur gula darah yang ada di rumah. Jika memang hipoglikemia, segera beri minuman manis dengan gula, atau makan karbohidrat seperti kue yang manis. (AY)