Namun, ada kemungkinan sel telur yang dibuahi menempel pada organ selain rahim. Organ lain yang bisa menjadi lokasi berkembangnya kehamilan ektopik meliputi rongga perut, ovarium, serta leher rahim atau serviks. Pada serviks, kondisi ini jarang sekali terjadi, yaitu hanya sekitar 10%.

 

Untuk mengetahui apakah seorang wanita mengalami kehamilan ektopik atau tidak, biasanya dokter akan bertanya mengenai kondisi kesehatan ibu saat hamil dan melakukan pemeriksaan di rongga panggul. Kemudian, dokter akan melakukan tes urine, tes darah, dan USG untuk memastikan apakah wanita mengalami kehamilan ektopik.

 

Biasanya tes darah dilakukan pada trimester pertama, karena kondisi ini belum dapat dideteksi melalui USG. Tes tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin), yang diproduksi plasenta selama awal kehamilan. Pada kehamilan ektopik, kadar hormon hCG cenderung lebih rendah daripada kehamilan normal.

Baca juga: Mengenal Blighted Ovum, Kehamilan Kosong Tanpa Embrio

 

Penyebab Kehamilan Ektopik

Sebenarnya, penyebab hamil di luar kandungan atau kehamilan etopik terjadi karena janin tidak bisa melekat di endometrium. Ini disebabkan adanya gangguan pada tuba falopi. Pada tuba terdapat bulu-bulu halus yang sifatnya mendorong hasil pertemuan embrio ke dalam endometrium, sehingga masuk ke dalam rahim.

 

Namun, kerusakan pada tuba falopi akibat peradangan atau inflamasi akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk masuk ke dalam rahim, sehingga menempel dalam tuba falopi itu sendiri atau organ lain.

 

Selain itu, hormon yang tidak seimbang atau perkembangan abnormal pada sel telur terkadang dapat menjadi pemicu terjadinya kehamilan ektopik. Terdapat sejumlah faktor lainnya yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik, yaitu:

  • Infeksi klamidia, infeksi menular seksual atau sering terjadi keputihan akibat bakteri Chlamydia trachomatis.
  • Radang panggul akibat penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia, yang menyebabkan infeksi atau inflamasi
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.
  • Penggunaan kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD).

 

Ada beberapa penyebab lainnya yaitu kebiasaan merokok dan pernah mengalami usus buntu, sehingga menyebabkan kelengketan pada area sekitarnya. Bekas operasi miom atau kista serta pernah melakukan operasi dengan laparoskopi juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik.