Ketika berkunjung ke kafe maupun toko roti di Jakarta, Saya yakin Geng Sehat akan menemukan satu atau dua menu yang seluruh penampilannya berwarna hitam, tetapi bukan karena gosong. Warna hitam tersebut berasal dari arang, tetapi bukan sembarang arang. Arang tersebut dikatakan memiliki manfaat kesehatan, yaitu untuk detox. Begitupun dalam dunia kecantikan. Saat ini, penggunaan masker dari bahan arang ini (charcoal) nampaknya sedang menjadi tren. Apa sebenarnya arang yang dimaksud dan apakah benar memiliki manfaat bagi kesehatan?

 

Karbon aktif adalah arang yang dipanaskan kembali pada suhu yang sangat tinggi. Disebut aktif (activated) karena arang ini melalui proses khusus yang membuat permukaannya menjadi berpori, sehingga memperluas permukaan arang. Ada banyak klaim manfaat kesehatan yang beredar, mulai dari membersihkan tubuh dari racun (detox), mengurangi kembung, bahkan memutihkan gigi.

 

Belum cukup banyak penelitian yang menyatakan keunggulan penggunaan karbon aktif. Namun, pada praktisi kesehatan, arang ini banyak digunakan dalam penatalaksanaan keracunan. Pasalnya, ini bersifat mengikat obat-obatan dan racun tertentu, sehingga dapat mengurangi penyerapannya di saluran pencernaan ke dalam peredaran darah. Meski begitu, ini tidak bermanfaat untuk kasus-kasus tertentu, seperti keracunan sianida, lithium, alkohol, dan zat besi, serta racun yang bersifat sebagai asam kuat dan basa kuat.

Baca juga: Cek Masker yang Tepat bagi Jenis Kulit Wajah Kamu, yuk!

 

 

Karbon aktif direkomendasikan sebagai penatalaksanaan kembung (ditandai dengan buang gas yang berlebihan), karena terbukti dapat mengurangi kelebihan gas dari saluran pencernaan. Untuk mendapatkan manfaat ini, disarankan mengonsumsi 1 gr karbon aktif 30 menit sebelum makan dan 30 menit setelah makan. Hingga saat ini, tidak ditemukan manfaat kesehatan lainnya.

 

Meski demikian, penggunaan karbon aktif perlu diwaspadai, karena sifatnya yang menyerap obat-obatan. Alhasil, pengobatan yang diharapkan menjadi tidak efektif, di antaranya obat-obatan seperti asetaminofen, digoxin, teofilin, dan antidepresan trisiklik.

 

Karbon aktif juga tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan pencahar, karena dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang bisa jadi membahayakan. Kalau Geng Sehat mengonsumsi karbon aktif, pastikan informasikan ke dokter yang menangani Kamu, agar mendapatkan saran dalam penggunaan obat-obatan yang dibutuhkan.

Baca juga: Jangan Aplikasikan 6 Masker Alami Ini ke Wajahmu!

 

Selain menyerap obat-obatan, karbon aktif juga menyerap zat gizi. Jadi, sebenarnya praktik mencampurkan karbon aktif ke dalam makanan (apalagi jus buah) tidak tepat. Vitamin dan mineral adalah zat yang sangat mudah hilang, karena diserap oleh arang ini.

 

Istilah detox mulai naik daun beberapa tahun terakhir ini, dengan pemahaman bahwa kita perlu membuang ‘racun-racun yang menumpuk’ dari dalam tubuh untuk tetap sehat. Namun, perlu kita ingat bahwa secara ilmu pengetahuan, proses detox (pengeluaran racun dan zat sisa hasil metabolisme) dilakukan oleh organ tubuh (hati, ginjal, kulit, dan paru-paru), bukan dari segelas jus buah. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menjaga asupan tetap seimbang dan dapat mencukupi kebutuhan harian.

Baca juga: Amankah Mencoba Tester Kosmetik Sebelum Membeli?