Penyakit

Kanker Ovarium (Ovarian Cancer)

Deskripsi

Ovarium/indung telur adalah bagian dari organ reproduksi. Ovarium menghasilkan telur yang nanti akan dibuahi dengan sperma, dan hormon-hormon reproduksi. Ukuran ovarium sebesar kacang almond.

 

Kebanyakan tumor ovarium/indung telur adalah jinak, tetapi tumor indung telur yang ganas merupakan penyebab kematian dari kanker organ reproduksi.

 

Insiden tertinggi dari tumor ovarium/indung telur pada usia 56-60 tahun. Tumor ovarium berhubungan dengan paritas yang turun dan infertilitas. Penggunaan kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko tumor ovarium. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun/lebih akan mengurangi risiko relatif sebesar 0,5.

 

Sebanyak 75% wanita dengan kanker ovarium didiagnosis dengan kanker stadium lanjut setelah dipastikan terdapat metastasis/penyebaran baik lokal maupun jauh.

 

Baca juga: Polusi Udara Menurunkan Kesehatan Ovarium, Benarkah?

Pencegahan

Risiko terkena tumor indung telur bergantung pada umur dan riwayat tumor indung telur di keluarga. Skrining awal berguna bagi wanita yang mempunyai faktor risiko, dimulai dari umur 25-35 tahun dengan pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan dalam), cek CA-125, USG transvaginal, dan jika perlu aspirasi endometrial/rahim.

Gejala

Pasien dengan tumor indung telur baik jinak maupun ganas kadang tidak memiliki gejala atau dapat mengalami masalah pencernaan ringan atau sakit perut bagian bawah, perdarahan lewat alat kelamin, kembung, berat badan naik/turun, sakit punggung, mual, dan muntah.

 

Jika sudah stadium lanjut, pasien akan mengalami sakit perut, kembung, atau terdapat masa perut yang bisa diraba dan ascites/terdapat cairan dalam rongga perut.

 

Baca juga: 6 Mitos tentang Kista Ovarium

Penyebab

Tumor ovarium adalah tumor yang jarang ditemukan, berhubungan dengan herediter dan riwayat keluarga. Penyebab tumor ovarium masih belum diketahui.

 

Kebanyakan tumor ovarium yang herediter berhubungan dengan mutasi gen BRCA1; sisanya berhubungan dengan mutasi gen BRCA2. Mutasi ini diturunkan dengan pola autosomal dominan di mana diperlukan analisis pohon keluarga yang lengkap.

Diagnosis

Untuk diagnosis tumor indung telur diperlukan riwayat penyakit, pemeriksaan yang lengkap termasuk pemeriksaan dalam, dan juga pemeriksaan lab yaitu tumor marker CA 125 untuk tumor indung telur.

 

USG trans-vaginal berguna untuk skrining perempuan berisiko tinggi. Selain itu, Color Doppler Imaging meningkatkan spesifisitas diagnosis USG yang dapat membantu membedakan tumor jinak dan ganas.

Penanganan

Pengobatan untuk tumor ganas ovarium, harus dilakukan pembedahan dan evaluasi dokter spesialis kandungan bagian onkologi. Untuk tumor jinak ovarium, dilakukan pengambilan tumor atau unilateral oophorectomy.

 

Kombinasi kemoterapi dengan carboplatin dan paclitaxel merupakan terapi pilihan untuk pasien tumor ovarium dengan risiko tinggi dan yang berada pada stadium awal penyakit.

 

Baca juga: Hamil Hanya dengan Satu Ovarium, Mungkinkah?

Rekomendasi Artikel

Wanita dengan PTSD Punya Risiko Kanker Ovarium

Wanita dengan PTSD Punya Risiko Kanker Ovarium

Risiko kanker lebih tinggi ditemukan pada pada kelompok wanita yang sulit melupakan pengalaman pahit atau traumatik. Hal ini karena stres memicu pertumbuhan sel-sel kanker

Diah Fauziah

16 February 2020

5 Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Kemoterapi Kanker

5 Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Kemoterapi Kanker

Terkadang, kemoterapi menjadi satu-satunya pengobatan kanker yang dijalani pasien. Namun, kemoterapi bisa dikombinasikan dengan pengobatan lainnya.

Yovita Diane Titiesari

05 February 2018

Perjuangan Seorang Wanita dalam Melawan Kanker Ovarium

Perjuangan Seorang Wanita dalam Melawan Kanker Ovarium

Kanker ovarium termasuk ke dalam deretan 10 kanker mematikan pada wanita. Begini kisah perjuangan salah satu penderita kanker ovarium, Sandra.

GueSehat

01 September 2017

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...