Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi buruk saat tidur, tidak terkecuali bayi dan anak-anak. Nah, parahnya lagi, selain gangguan mimpi buruk, anak juga kerap mengalami kondisi gangguan tidur yang disebut dengan night terror. Wah, kira-kira apa bedanya mimpi buruk dengan night terror, ya? Dan mengapa night terror disebut sebagai kondisi yang lebih parah dibanding mimpi buruk? Berikut penjelasannya!

Baca juga: 4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur Anda

 

Apa yang dimaksud dengan mimpi buruk?

Mimpi buruk merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan tentunya, terlebih bagi anak-anak. Namun ternyata, sekitar 30-90% anak-anak berusia 3-6 tahun pernah mengalami mimpi buruk. 

Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi 2 fase, yakni fase REM (Rapid Eye Movement) dan fase non-REM. Nah, mimpi sendiri akan terjadi saat anak sudah tidur dan memasuki fase REM. Mimpi yang dialami bisa berupa mimpi yang indah, namun bisa juga berupa mimpi buruk.

Meski merasa gelisah dan ketakutan, tetapi saat anak mengalami mimpi buruk, biasanya ia akan mengingat mimpinya tersebut dan bisa menceritakannya kembali pada Mums.

Apabila Mums mendapati si Kecil mengalami mimpi buruk, cobalah untuk menenangkan dan menghiburnya. Jangan lupa juga untuk meyakinkannya bahwa hal tersebut hanya sebatas mimpi, sehingga tak ada yang perlu ditakutkan lagi.

 

Apa yang dimaksud dengan night terror?

Night teror sebenarnya merupakan kondisi yang jarang dialami oleh orang dewasa, namun justru sering dialami oleh anak-anak. Night terror dikatakan sebagai kondisi yang lebih parah dibanding mimpi buruk karena saat mengalami night terror, anak bisa tiba-tiba terduduk, menangis, menjerit hingga meronta-ronta tanpa benar-benar terjaga.

Berbeda dengan mimpi buruk yang terjadi saat anak tertidur dan memasuki fase REM, night terror terjadi ketika tidur memasuki fase non-REM, yakni sekitar 90 menit setelah anak tertidur.

Night terror biasanya berlangsung selama 1-2 menit atau sampai 30 menit dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Menjerit atau berteriak ketika tertidur

  • Menendang dan menonjok secara tidak sadar

  • Berceloteh atau berbicara tidak jelas

  • Bangun dan bergerak atau bahkan berjalan

  • Berkeringat dengan napas yang juga berat atau terengah-engah

  • Sulit untuk dibangunkan

  • Matanya terbelalak meski kondisinya masih tertidur

  • Ketika sudah benar-benar bangun dan tersadar, anak tampak bingung

  • Tidak seperti mimpi buruk, anak yang mengalami night terror tidak akan mengingat mimpi apa yang telah dialaminya.

Baca juga: Penyebab Ketindihan Saat Tidur

 

Apa penyebab night terror?

Belum dapat dipastikan apa penyebab night terror pada anak. Namun, ada beberapa kondisi yang dipercaya dapat memicu terjadinya kondisi ini, seperti rutinitas tidur yang tidak teratur, terlalu lelah di siang hari, dan terlalu stres. Faktor genetik, di mana adanya anggota keluarga lain yang juga pernah mengalami kondisi ini dipercaya menjadi salah satu faktor lain penyebab night terror pada anak.

Dalam kasus tertentu, night terror juga dapat dipicu oleh kondisi sleep apnea serta adanya gangguan serius pada bagian tonsil dan adenoid yang membesar sehingga menutup saluran napas selama tidur dan membuat si Kecil terbangun.

Memastikan si Kecil memiliki waktu tidur yang cukup dapat sangat membantu dirinya untuk terhindar dari night terror.

Baca juga: "Night Terror" pada Bayi dan Anak

 

 

Apa yang bisa Mums lakukan saat si Kecil mengalami night terror?

Melihat si Kecil menjerit dan meronta-ronta karena mengalami night terror tentu membuat Mums panik. Untuk itu, berikut ada beberapa cara yang bisa Mums lakukan ketika mendapati si Kecil mengalami night terror seperti dilansir dari Alaskasleep:

  • Bersabarlah menunggu saat si Kecil masih berada dalam fase night terrronya.

  • Pastikan lingkungan anak aman sehingga tidak ada barang-barang yang berpotensi melukainya ketika ia sedang meronta-ronta.

  • Tetap awasi segala gerak-gerik si Kecil dan jangan berada jauh dari dirinya.

  • Jika kamar anak berada pada lantai atas, pastikan agar semua jendela dan pintu terkunci. Ini untuk mencegahnya keluar dan menuruni tangga dalam kondisi tidak sadar.

  • Jika anak terlihat sudah cukup tenang, coba bangunkan ia secara perlahan. Buat si Kecil terjaga sesaat untuk mencegahnya tertidur kembali. Tertidur kembali setelah mengalami night terror akan membuat si Kecil berpotensi mengalami night terror kembali.

  • Apabila night terror ini sering terjadi pada si Kecil dalam waktu yang sama setiap malam, cobalah bangunkan dirinya beberapa menit sebelum night terror itu terjadi. Cara ini dapat membantu si Kecil untuk terhindar dari night terror tanpa harus merusak kualitas tidurnya.

  • Jika night terror masih sering terjadi, ajak si Kecil menemui dokter anak untuk berkonsultasi.

Baca juga: Pahami Arti Tangisan Bayi dan Cara Mengatasinya

 

Entah mimpi buruk ataupun night terror, keduanya merupakan kondisi yang tidak diinginkan oleh Mums untuk terjadi pada si Kecil. Namun, kebanyakan kondisi ini akan berkurang dengan sendirinya seiring pertumbuhan usia anak, sehingga Mums tidak perlu khawatir. (BAG/AY)

 

waktu tidur sesuai usia -GueSehat.com