Ketika memiliki anak pertama, banyak sekali hal-hal yang menjadi pertanyaan atau mengkhawatirkan orang tua terhadap tingkah laku dan hal yang terjadi pada bayinya. Hal itu wajar saja terjadi karena orang tua baru belum memiliki pengalaman seputar merawat anak. Bahkan, napas bayi baru lahir saja bisa menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Salah satunya, jika napas si Kecil berbunyi. Normal, kah?

 

Mengapa Napas Bayi Berbunyi?

Terdapat beberapa jenis bunyi yang dikeluarkan bayi saat baru lahir. Hal itu dikarenakan saat bayi bernapas, paru-paru dan hidung bayi masih beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda dengan di dalam rahim.

 

Organ pernapasannya harus terbiasa dengan udara kering yang harus dihirupnya. Biasanya, napas bayi akan berbunyi beberapa minggu setelah dilahirkan dan akan berhenti dengan sendirinya.

 

Terkadang, bayi masih memiliki lendir pada saluran pernapasannya dan belum memiliki kemampuan untuk membersihkannya. Saluran napas setiap saat akan memproduksi sekret (lendir) yang bermanfaat dan berfungsi bagi pernapasan itu sendiri. Sekret berfungsi menahan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam saluran napas.

 

Baca Juga: Young Living Essential Oil Lavender Dapat Membantu Bayi Tidur Nyenyak

 

Namun, ada juga yang menandakan bahwa bayi tersebut sedang terkena penyakit tertentu. Berikut beberapa jenis napas bayi berbunyi dan penyebabnya. 

 

  • Suara siulan

Jika suara bayi terdengar seperti suara siulan, biasanya disebabkan oleh penyumbatan kecil pada lubang pernapasan, yang mungkin saja terjadi akibat adanya lendir pada hidung bayi. Hidung bayi memiliki saluran udara kecil. Akibatnya, susu atau lendir yang kering dapat membuat saluran napas bayi menjadi sempit, yang menyebabkan keluar suara seperti bersiul.

 

Meskipun tidak berbahaya, kadang suara siulan bisa merupakan tanda-tanda mengi atau asma yang disebabkan adanya sumbatan pada saluran napas. Mengi juga merupakan gejala yang bisa terjadi pada infeksi saluran napas bawah. Jadi jika tidak kunjung hilang atau Mums khawatir, konsultasikanlah ke dokter.

                                 

  • Suara melengking dengan nada tinggi

Kondisi ini juga disebut sebagai stidor atau laringomalasia, yang terjadi pada saat bayi menarik napas. Napas bayi yang seperti ini disebabkan oleh kondisi saluran napas yang sempit dan lebih lunak. Hal ini tidak berbahaya karena biasa terjadi hingga si Kecil berusia 1 atau 2 tahun

 

  • Bersuara serak ketika batuk dan menangis

Napas bayi yang berbunyi seperti ini diakibatkan oleh penyumbatan lendir pada laring. Akibat buruk dari kondisi ini adalah gejala corup, yaitu infeksi pada laring, trakea, dan tabung bronikal.

 

 Baca juga: Mendengkur dan Sleep Apnea

 

  • Batuk dengan suara berat

Napas atau batuk bayi dengan kondisi ini dikarenakan adanya sumbatan pada bronkus.

 

  • Napas cepat dan bersuara serak

Kondisi ini biasanya diakibatkan oleh pneumonia, yang diawali dengan adanya cairan dalam saluran udara kecil. Pneumonia membuat napas bayi menjadi tersengal-sengal, cepat, disertai batuk terus menerus, dan mengeluarkan suara serak saat didengarkan menggunakan stetoskop

 

Jika kondisi bayi mengalami masalah pernapasan seperti di atas, segera konsultasikan ke dokter. Orang tua juga dapat menghubungi dokter spesialis jika kondisi bayi meliputi:

  • Bayi bernapas lebih dari 60 atau 70 kali dalam semenit.
  • Bayi mengeluarkan suara serak bernada tinggi dan batuk berat.
  • Napasnya terhenti selama 10 detik.
  • Bayi mendengus terus menerus, lubang hidungnya melebar, serta kesulitan setiap kali bernapas.
  • Tidak nafsu makan.
  • Terlihat lesu.
  • Retraksi, yakni ketika otot-otot di dada bayi dan leher tampak turun lebih hebat dari biasanya saat bernapas.
  • Adanya bercak segitiga berwarna biru di sekitar dahi, hidung, dan bibir bayi. Hal ini menandakan bayi tidak mendapat cukup oksigen dari paru-paru.
 
Baca juga: Bahayakah Sesak Napas Saat Hamil?

 

Perhatikan pula perubahan-perubahan yang terjadi pada pernapasan dan tubuh bayi saat bernapas dalam keadaan tidur maupun terbangun. Saat bayi sedang tidur, hindari terlalu banyak barang di sekelilingnya, seperti selimut, mainan, dan bantal. Hal itu dapat menganggu pernapasan bayi. (AD/AS)