Mungkin di Indonesia belum banyak yang tahu mengenai penyakit japanese encephalitis. Padahal, Indonesia termasuk salah satu negara yang menjadi endemis penyakit ini. Nah, apa sih sebenarnya japanese encephalitis itu?

 

Japanese encephalitis merupakan peradangan otak yang disebabkan oleh virus apanese B Encephalitis. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui nyamuk. Penyakit ini terutama banyak ditemukan di wilayah Asia, khususnya selama musim panas. Gejalanya sendiri meliputi demam tinggi, sakit kepala, lemas, mual, muntah, lumpuh, kerusakan saraf, hingga kematian.

 

Persentase kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini pun cukup tinggi, yaitu sekitar 20-30 persen. Sedangkan 30-50 persen orang yang sembuh dari penyakit ini bisa mengalami gejala sisa neurologis.

Baca juga: Ini Alasannya Nyamuk Lebih Senang Menggigit Ibu Hamil

 

Vaksin Japanese Encephalitis

Vaksin untuk penyakit ini bukan merupakan vaksin wajib, melainkan kelompok vaksin pilihan. DIberikan dalam bentuk suntik, vaksin ini memiliki 2 dosis. Dosis pertama diberikan pada anak mulai usia 9 bulan (khususnya bagi anak yang tinggal di daerah endemis).

 

Kemudian dosis kedua, yang berfungsi sebagai booster, diberikan antara 1-2 tahun setelah pemberian dosis pertama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin ini secara penuh, karena dosis kedua atau booster vaksin berfungsi untuk memberikan perlindungan jangka panjang.

Baca juga: Ketahui Jadwal Vaksinasi dan Imunisasi Anak

 

Selain pada anak-anak, vaksin ini juga bisa diberikan pada orang yang akan bepergian ke area yang berisiko terhadap wabah japanese encephalitis. Vaksin sebaiknya juga diberikan kepada orang-orang yang akan mengunjungi daerah persawahan, rawa-rawa, atau peternakan babi. Vaksin yang diberikan sebelum bepergian ini idealnya didapat 6-8 minggu sebelum perjalanan dimulai.

 

Seperti pemberian vaksin pada umumnya, terdapat beberapa gejala atau efek samping yang bisa dirasakan, seperti rasa nyeri, bengkak, kemerahan pada tempat penyuntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Beberapa gejala lebih berat yang dapat terjadi, namun sangat jarang meliputi ruam kemerahan, pembengkakan, serta kesulitan bernapas.

 

Itulah informasi seputar penyakit dan vaksin japanese encephalitis. Jika Kamu berencana untuk mengunjungi daerah-daerah yang disebutkan di atas, maka sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan vaksinnya, ya. Salam sehat! (MJ/AS)

Baca juga: Waspada! Cegah Gigitan Nyamuk di Waktu-waktu Berikut