Overweight dan obesitas merupakan kondisi medis abnormal, yaitu ketika terjadi penumpukan lemak tubuh, sehingga berdampak negatif pada kesehatan. Seseorang dengan kondisi obesitas atau overweight dapat meningkatkan risiko mengalami berbagai macam penyakit, di antaranya diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, metabolic syndrome, nyeri sendi (osteoartritis), stroke, sleep apnea, bahkan beberapa jenis kanker.

 

Angka kejadian obesitas di dunia meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980. Salah satu parameter yang banyak digunakan untuk menentukan seseorang mengalami overweight atau obesitas adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI), yang melibatkan berat badan dan tinggi badan. IMT atau BMI diukur dengan rumus sebagai berikut:

 

IMT = Berat Badan / (Tinggi Badan)² = kg/m² 

 

Berdasarkan kriteria WHO, seseorang dikatakan overweight apabila nilai IMT lebih atau sama dengan 25. Sedangkan dikatakan obesitas apabila nilai IMT lebih atau sama dengan 30.

 

Secara sederhana, obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan kalori yang digunakan. Jadi, dapat dikatakan seseorang mengalami obesitas karena 2 hal, yaitu kelebihan konsumsi makanan berkalori tinggi dan berlemak, atau kurangnya aktivitas untuk membakar kalori yang masuk.

Baca juga: Benarkah Susu Formula Membuat Bayi Rentan Obesitas?

 

Kendati demikian, ada banyak faktor yang berperan dalam menimbulkan obesitas, di antaranya faktor genetik, usia, jenis kelamin, penyakit tertentu, faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor sosial, dan lain-lain. Karena berbagai risiko obesitas sangat berbahaya untuk kesehatan, maka sangat penting untuk menjaga berat badan ideal, dengan nilai IMT ideal sekitar 18,5–24,9.

 

Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga berat badan tetap ideal:

1. Mengubah pola hidup:

  • Olahraga secara rutin. Olahraga terkait hobi biasanya lebih konsisten. Dianjurkan total minimal durasi 150 menit dalam seminggu (5 kali seminggu dengan durasi 30 menit setiap olahraga).
  • Mengubah pola makan yang sebelumnya banyak kalori dan lemak menjadi banyak buah dan sayur.
  • Mengurangi makanan cepat saji yang mengandung banyak gula, lemak, dan garam.
  • Meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari, misalnya berangkat kerja naik sepeda atau jalan kaki, lebih memilih naik tangga daripada lift, dan lain-lain.

 

2. Hindari konsumsi alkohol.

 

3. Fokus pada perubahan pola hidup, daripada fokus pada diet. Umumnya, diet sering gagal. Kebanyakan orang lebih sukses dengan membuat satu perubahan kecil pola hidup, tetapi konsisten. Misalnya membiasakan makan buah setiap makan besar, berjalan kaki 10 menit setiap hari saat berangkat kerja, mengharuskan ada sayur setiap kali makan besar, dan lain-lain.

Baca juga: Apakah Obesitas Menyebabkan Menstruasi Tidak Teratur?

 

4. Bekerja sama dengan dokter pribadi untuk membuat perencanaan yang baik, terkait keseimbangan kalori dalam tubuh. Penggunaan alat penghitung kalori cukup membantu untuk mengukur kalori yang masuk dan yang digunakan.

 

5. Dukungan keluarga, lingkungan, dan komunitas akan sangat membantu menjaga berat badan ideal.

 

6. Pengobatan medis kadang diperlukan pada pasien tertentu, jadi konsultasikan dengan dokter. Ada beberapa obat yang membantu dalam program menurunkan berat badan, di antaranya obat penurun nafsu makan, obat yang menurunkan penyerapan makanan dalam usus, dan lain-lain.

Baca juga: Hati-hati, Stres Bisa Sebabkan Obesitas!

 

7. Terapi pembedahan kadang diperlukan pada pasien dengan nilai IMT lebih dari 40, konsultasikan dengan dokter.

 

Nah, mulai dari sekarang Kamu sudah harus lebih memperhatikan berat badan. Tidak perlu diet ekstrem bahkan tidak makan sama sekali, tetapi seimbangkan kalori yang masuk dan keluar dari tubuh. Ingat bahwa kegemukan dan obesitas hanya mendatangkan penyakit di kemudian hari! (Team Medical/AS)