Siapa yang tidak tergoda menikmati minuman dingin di hari yang terik? Ada yang memilih es kopi susu, es krim, es coklat, es teh manis, hingga sekaleng soda dingin. Nah, bila Kamu menyukai jenis minuman yang terakhir ini, cobalah batasi konsumsi soda, ya. Kandungan gula dalam soda dikenal sangat tinggi. Saking tingginya, butiran gula ini langsung menimbulkan dampak bagi tubuh tak lama setelah Kamu menenggak sekaleng soda. Penasaran kira-kira apa saja pengaruh soda terhadap sistem pencernaanmu? 

Baca juga: Awas, Lonjakan Gula Darah Karena Minuman Manis!

 

Inilah yang Terjadi pada Tubuh saat Mengonsumsi Soda

10-15 menit pertama setelah Kamu minum soda, sistem pencernaan akan dipenuhi oleh gula. Pankreas terpaksa bekerja keras mengeluarkan insulin agar kadar glukosa dalam darah bisa dimetabolisme di sel-sel tubuh. Insulin akan mendistribusikan gula ke otot dan mengubahnya menjadi energi. Sayangnya, kadang tidak semua gula dari gula dapat masuk ke sel, bisa karena kekurangan insulin, atau memang kandungan gula terlalu tinggi daripada yang dibutuhkan.

 

“Satu botol soda, memiliki beban karbohidrat dalam bentuk cairan setara dengan jumlah karbohidrat dalam makanan padat,” jelas dr. Meltem Zeytinoglu, MBA, seorang ahli endokrinologi dari Fakultas Kedokteran Chicago. Rata-rata 1 botol soda ukuran 600 gram mengandung 248 kalori, 68 karbohidrat, dan 68 glukosa, sebagaimana dilansir dari Eat This Much.

 

Jenis gula yang ada dalam minuman soda merupakan gula buatan yang ebih mudah diubah menjadi lemak di hati, daripada disimpan dalam jaringan otot. Tingginya kadar gula dan kafein dalam soda juga menyebabkan ginjal harus berkerja keras untuk membuang kelebihan gula melalui urine. Akibatnya, Kamu berisiko mengalami dehidrasi akibat efek diuretik soda.

 

Dampak negatif soda tidak hanya berhenti sampai disitu. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universiata Princeton, ketika para peneliti memberi makan tikus yang lapar dengan larutan manis seperti minuman soda, otak mereka melepaskan dopamine, zat kimia yang memicu efek ketagihan. Ini adalah respons yang mirip dengan apa yang terjadi ketika seekor tikus diberi kokain atau heroin. Dan menurut penelitian National Institutes of Health di Amerika Serikat, gula bisa menjadi lebih adiktif daripada kokain.

Baca juga:  Minuman Terlalu Panas Tingkatkan Risiko Kanker

 

 

Alasan Menjauhi Soda

1. Soda meningkatkan risiko obesitas.

Maka sekarang sudah cukup alasan bagi Kamu menghindari soda. Bahkan soda diet sekalipun. Konsumsi soda berlebihan berkontribusi pada penambahan berat badan. Sebuah penelitian pada 1.550 orang menemukan, orang yang minum 1 kaleng atau 1 botol soda diet setiap hari, memiliki 41% peningkatan risiko kelebihan berat badan. Kegemukan adalah salah satu risiko berbagai penyakit kronis seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. 

 

2. Konsumsi soda dapat memicu diabetes.

Satu kaleng soda mengandung 10 sendok teh gula. Jangan heran, orang yang minum soda, gampang mengalami lonjakan gula darah. Bila kebiasaan minum soda ini berlangsung terus menerus, pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan berat badan, diabetes, resistensi insulin, dan masalah kesehatan lainnya. Soda juga mengandung sirup jagung dengan kadar fruktosa yang tinggi. Ini dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh yang sering dikaitkan dengan sejumlah kerusakan jaringan dan komplikasi diabetes.

 

3. Soda mengandung asam fosfat.

Asam fosfat menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara alami. Padahal, kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis, penumpukan plak, gigi berlubang, dan penyakit gusi. Asam fosfat juga mengacaukan asam lambung, menghalangi penyerapan nutrisi dan memperlambat pencernaan.

 

Sesekali minum soda memang tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti. Jangan jadikan soda sebagai bagian dari diet sehari-hari. Akan lebih baik jika Kamu menikmati minuman dingin lain yang lebih sehat, seperti air mineral, jus buah tanpa gula, atau air putih dingin. (TA/AY)

Baca juga: Tips Berhenti Minum Soda