Salah satu tantangan perawatan pasien diabetes adalah adanya luka. Luka bisa menjadi bencana, bagi penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkendali.  Lantas bagaimana jika penderita diabetes melakukan operasi?

 

Dalam dunia medis, salah satu syarat utama bagi pasien yang ingin melakukan tindakan operasi, adalah kadar gula darah harus normal. Pasalnya, lonjakan gula darah, akan membuat sayatan operasi sulit untuk sembuh dengan cepat. Inilah kendala para penderita diabetes.

 

Penderita diabetes kerap mengalami komplikasi ulkus diabetikum, yaitu kondisi  luka yang sulit sembuh sehingga menyebabkan permukaan luka cukup dalam, bengkak, dan membusuk. Umumnya luka ini ada di kaki. Jika tidak tertangani, akan berakhir dengan amputasi kaki. 

 

Baca juga: 3 Cara Merawat Luka Setelah Operasi

 

Alasan luka diabetes susah sembuh

Berikut ini beberapa alasan luka diabetes susah sembuh:

 

1. Terhambatnya sirkulasi darah

Pada pasien diabetes, terjadi penyumbatan pembuluh darah dan kerusakan syaraf akibat kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Dampaknya, terjadi penurunan sensasi perabaan pada permukaan kulit, terutama kaki.

 

Kurangnya sirkulasi darah pada kaki penderita diabetes terjadi karena tersumbatnya arteri-arteri yang disebabkan oleh penyakit arteri perifer, sehingga proses penyembuhan luka kaki penderita diabetes pun buruk.

 

Inilah sebab mengapa penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol, kadang tidak merasakan adanya luka lecet atau trauma pada tungkai karena tergores, menginjak benda tajam, tersandung dan hal traumatis lainnya.

 

Selain itu, karena kerusakan pembuluh darah di kaki karena gula tinggi, oksigen dan sel darah putih sulit mencapai jaringan. Akibatnya, infeksi pada luka sulit sembuh dan selanjutnya dapat berakibat terjadinya pembusukan dan terpaksa kaki diamputasi. 

 

2. Kerusakan saraf tepi (neuropati diabetik)

Salah satu komplikasi diabetes yaitu neuropati. Neuropati adalah kondisi ketika penderita diabetes sudah kebas dan tak bisa merasakan sakit, perih, atau nyeri di bagian yang luka. Ini dikarenakan syaraf-syaraf tubuh sudah rusak oleh tingginya kadar gula darah.

 

Akibatnya, syaraf-syaraf tidak mampu mengirimkan sinyal rasa sakit di otak. Karena tak merasakan sensasi nyeri apapun di daerah yang luka, penderita diabetes sering tak sadar bila lukanya jadi tambah parah dan infeksi luka pun terlambat ditangani.

 

3. Penyempitan arteri

Naiknya kadar gula dalam darah bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Salah satunya adalah dinding pembuluh darah arteri mengeras dan menyempit. Karena itu, aliran darah dari jantung menuju seluruh bagian tubuh penderita diabetes jadi terhambat.

 

Padahal, saat ada bagian tubuh yang terluka, luka tersebut sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah agar sembuh. Karena bagian yang luka tidak mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel tubuh pun semakin sulit memperbaiki kerusakan jaringan dan syaraf. Luka pun  tak kunjung sembuh atau bertambah parah.

 

4. Kekebalan tubuh lemah

Tingginya kadar gula dalam darah penderita diebtes membuat sel-sel yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh melemah. Itulah sebabnya, luka sedikit saja bisa menjadi infeksi parah yang sulit diobati. Saat luka menjadi borok, sel-sel imun tetap tak bisa memperbaiki kerusakannya dengan cepat.  

 

Baca juga: Turunkan Gula Darah Tinggi dengan Tips Aman Berikut!

 

Tips merawat luka diabetes

Penting bagi pendeita diabetes untuk memperhatikan langkah-langkah berikut ini supaya terhindar dari borok luka atau amputasi.

  • Jangan menyepelekan luka. Segera bersihkan luka sekecil apapun dan obati sebelum luka tersebut bertambah parah.
  • Langsung bersihkan luka. Untuk mencegah infeksi, segera basuh luka dengan air yang mengalir. Oleskan salep antibiotik untuk mengobati luka. Kemudian, tutup dengan kasa atau perban steril.
  • Rajin mengecek luka dan mengganti perban. Bersihkan luka setiap hari. Oleskan kembali salep antiseptik dan ganti perban dengan yang baru. Sambil melakukannya, periksalah apakah luka tersebut membaik atau bertambah parah.
  • Hindari asupan yang memicu terjadinya lonjakan gula darah selama proses penyembuhan luka. Gula darah yang tinggi hanya akan memperlambat proses penyembuhan luka dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang merugikan.
  • Periksa ke dokter. Segera hubungi dokter kalau luka semakin parah dan muncul gejala infeksi seperti bengkak, bernanah, atau demam. Termasuk, bila Kamu menemukan luka borok di kulit.
 
Baca juga: Gunakan Perban Sesuai Jenis Luka 

 

Cara Mencegah Terjadinya Luka bagi Penderita Diabetes

Berikut tips untuk mencegah terjadinya ulkus diabetikum pada penderita diabetes.

  • Kontrol gula darah secara rutin.
  • Selalu gunakan alas kaki kemanapun Kamu pergi.
  • Pilihlah alas kaki yang longgar dan nyaman dikenakan.
  • Saat memakai sepatu, kenakan kaos kaki untuk mencegah terjadinya luka gesekan.

Sebisa mungkin, periksakan kondisi kaki Kamu setiap hari ya, Diabestfriend. Bila Kamu menemukan luka, lekas cek ke dokter agar Kamu paham langkah perawatan terbaik yang harus Kamu lakukan. Jangan sampai Kamu dibuat repot oleh luka kecil yang terlanjur parah hanya karena Kamu menyepelekannya. (TA/AY)