Penyebab Urine Berbusa, Bisa Jadi Tanda Kerusakan Ginjal
Urine yang normal itu jernih, warna kekuningan dan tidak ada darah atau busa. Penyebab urine berbusa bisa akibat protein dalam urine (proteinuria) yang umum pada diabetesi.
Nama Paten :
Vasopressin adalah obat yang digunakan untuk mencegah hilangnya cairan dari dalam tubuh dengan cara mengurangi pengeluaran urine. Obat ini juga membantu kerja ginjal dalam menyerap ulang (reabsorbsi) cairan ke dalam tubuh. Selain itu, vasopressin juga dapat meningkatakan tekanan darah dengan mempersempit pembuluh darah, serta mengatasi diabetes insipidus. (https://www.drugs.com/mtm/vasopressin.html
Vasopressin bekerja seperti hormon anti-diuretik yang di keluarkan oleh kelenjar pituitari. Obat ini bekerja di ginjal dan pembuluh darah. (https://www.drugs.com/mtm/vasopressin.html)
Selain memiliki efek yang diinginkan, setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Untuk vasopressin, efek samping umumnya antara lain sakit perut, khususnya setelah makan. Selain itu, obat ini juga bisa menimbulkan kecemasan, nyeri punggung, nyeri dan sesak dada, kebingungan, konstipasi, kejang, batuk, dan menurunnya jumlah urin. Efek samping lain yang perlu diwaspadai dari konsumsi vasopressin adalah depresi, diare, kesulitan bernafas, pening, kelemahan, pucat, detak jantung tidak teratur, sakit kepala, bentol-bentol, otot berkedut, mual atau mintah, kejang, hingga koma.
(https://www.drugs.com/sfx/vasopressin-side-effects.html)
Gunakan vasopressin sesuai dengan instruksi dokter. Jangan konsumsi terlalu banyak atau berhenti mengonsumsinya, jika tidak memperoleh izin dokter. Pasalnya, konsumsi berlebihan dari obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping dan masalah lainnya. Untuk wanita hamil maupun menyusui harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Vasopressin dapat disuntikkan di otot. Untuk mengobati diabetes insipidus, biassanya vasopressin diberikan dalam bentuk spray hidung atau lainnya. Untuk lebih jauhnya, Kamu harus berkosultasi dengan dokter terkait jumlah air minum yang harus dikonsumsi selama menggunakan obat ini.
(https://www.drugs.com/mtm/vasopressin.html)
Dosis vasopressin pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis vasopressin yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu konsumsi setiap hari, jarak waktu antara penggunaan obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
Dosis vasopressin dalam bentuk intravena untuk dewasa:
1. Untuk mengontrol pendarahan ruptur varises, diberikan dalam argipressin sebanyak 20 unit.
Dosis vasopressin dalam bentuk intramuskular atau subkutan:
1. Untuk bdiabetes insipidus kranial, diberikan dalam bentuk argipressin sebanyak 5-20 unit setiap 4 jam.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/vasopressin/?mtype=generic)
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap vasopressin. Menggunakan obat ini dengan obat lain yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi penggunaanya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik:
1. Efek antidiuretik dari vasopressin dapat meningkat jika digunakan bersama carbamazepine, klorpropamide, klorfibrat, urea, fludrokortison dan antidepresan trisiklik.
2. Efek antidiuretik dari vasopressin dapat menurun jika digunakan bersama demeklosiklin, noradrenalin, litium, heparin dan alkohol.
3. Ganglion bloker dapat meningkatkan sensitivitas dari dampak pressor vasopressin. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/vasopressin/?mtype=generic)
Direktori