Pengecekan warna urine adalah salah satu cara menilai beberapa aspek penting terkait kondisi kesehatan kita. Warna urine normal biasanya adalah kekuningan, dengan intensitas warna kuning yang bervariasi.

 

Warna kekuningan dari urine sendiri adalah karena adanya pigmen urochrome. Sedangkan hal yang mempengaruhi intensitas warna urine adalah kecukupan cairan dalam tubuh kita. Apabila tubuh kekurangan cairan, maka cairan yang akan dibuang lewat urine juga sedikit sehingga intensitas warna urine yang dikeluarkan akan semakin gelap.

 

Baca juga: Ada Protein dalam Urine, Menandakan Gangguan Ginjal

 

Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Warna Urine?

Selain jumlah asupan cairan, ada hal-hal lain yang dapat mempengaruhi warna urine. Penyakit seperti infeksi saluran kencing (ISK), batu ginjal, atau bahkan kanker ginjal dapat menyebabkan urine berwarna kemerahan, di mana hal ini terjadi karena adanya darah dalam urine. Makanan juga dapat mempengaruhi warna urine, seperti beet, buah naga, dan wortel.

 

Konsumsi obat-obatan juga dapat menyebabkan perubahan warna urine. Terkadang, perubahan ini membuat pasien menjadi khawatir dan berhenti mengonsumsi obat. Perubahan ini sendiri biasanya disebabkan oleh warna zat aktif obat ataupun hasil metabolitnya yang dibuang di urine sehingga mempengaruhi warna urine dan hal ini normal.

 

Oleh karena itu, sebagai apoteker saya biasanya menginformasikan kepada pasien mengenai perubahan warna urine yang mungkin terjadi pada konsumsi obat-obatan ini dengan harapan pasien tidak akan kaget dan dapat meneruskan pengobatan.

 

Obat-obatan yang Dapat Mengubah Warna Urine

Inilah obat-obatan yang dapat memengaruhi warna urine:

 

1. Rifampisin

Rifampisin adalah salah satu obat yang digunakan dalam terapi tuberkulosis atau TB, baik TB paru maupun ekstra paru. Rifampisin biasanya diberikan bersamaan dengan obat-obatan TB lainnya yakni isoniazid, etambutol, dan pirazinamid.

 

Rifampisin menyebabkan cairan tubuh, termasuk urine, menjadi berwarna merah atau oranye. Selain urine, perubahan warna juga dapat terjadi pada air liur, keringat, bahkan air mata. Pasien-pasien yang mengonsumsi rifampisin biasanya disarankan untuk tidak menggunakan lensa kontak, karena lensa kontak juga dapat berubah warnanya.

 

Meskipun terdengar menyeramkan, namun hal ini adalah hal yang tidak membahayakan. Sifatnya pun tidak permanen, di mana saat obat sudah selesai digunakan maka warna cairan tubuh termasuk urine juga akan kembali normal.

 

Karena pengobatan TB membutuhkan kepatuhan tinggi dari pasien, hal ini merupakan salah satu edukasi penting bagi pasien TB yang mendapatkan rifampisin. Tujuannya agar pasien tidak kaget dan dapat tetap meneruskan pengobatan.

 

2. Vitamin B Kompleks

Jika Geng Sehat sedang mengonsumsi multivitamin yang mengandung vitamin B kompleks, maka biasanya warna urine akan menjadi kuning yang sangat cerah. Hal ini disebabkan oleh salah satu komponen dalam vitamin B kompleks yakni riboflavin atau vitamin B2 yang memang berwarna kuning. Karena hasil metabolisme vitamin B kompleks dibuang lewat urine, maka urine pun menjadi berwarna kuning cerah saat mengonsumsi vitamin B kompleks.

 

Baca juga: Pentingnya Vitamin B Kompleks selama Kehamilan

 

3. Metronidazole

Metronidazole adalah antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri terutama di saluran pencernaan. Meskipun jarang terjadi, metronidazole dilaporkan dapat membuat warna urine menjadi coklat tua seperti teh.

 

4. Doxorubicin

Doxorubicin adalah obat kemoterapi yang diberikan lewat infus untuk berbagai jenis kanker, misalnya leukemia, kanker payudara, kanker endometrium, dan kanker paru. Setelah pemberian doxorubicin, biasanya akan terjadi perubahan warna cairan tubuh menjadi kemerahan. Hal ini juga merupakan hal yang normal dan akan kembali normal setelah beberapa hari paska pemberian obat.

 

Jika perubahan warna urine akibat konsumsi obat-obatan di atas dapat dikatakan tidak berbahaya, maka lain halnya jika pasien mengonsumsi obat yang berfungsi sebagai pengencer darah, misalnya warfarin.

 

Dalam keadaan ini, perubahan warna urine menjadi kemerahan dapat menandakan adanya perdarahan sebagai salah satu efek samping obat. Jika hal ini terjadi, biasanya obat akan dihentikan sementara ataupun disesuaikan dosisnya.

 

Gengs, itu dia obat-obatan yang dapat menyebabkan perubahan pada warna urine. Sebagian besar merupakan hal yang tidak berbahaya dan sifatnya sementara, sehingga konsumsi obat dapat tetap dilanjutkan kecuali ada efek samping lain yang menyebabkan pemberian obat harus dihentikan.

 

Sedangkan untuk beberapa obat seperti pengencer darah, perubahan warna urine menjadi kemerahan selama konsumsi obat justru menandakan efek samping yang harus diwaspadai. Jangan lupa untuk senantiasa memantau warna urine saat buang air kecil untuk memantau kecukupan cairan dan menghindarkanmu dari dehidrasi. Salam sehat!

 

Baca juga: Kenali Gejala Diabetes dari Bau Urine Kamu

 

 

Referensi:

Urine color and odor changes. Harvard Health Publisihing (2020).

Riboflavin. University of Rochester Medical Center Health Encyclopedia (2020). 

Revollo, J., Lowder, J., Pierce, A. and Twilla, J., 2014. Urine Discoloration Associated With Metronidazole. Journal of Pharmacy Technology, 30(2), pp.54-56.