Baru-baru ini, ramai diperbincangkan isu bahwa Indonesia mendapatkan predikat sebagai negara fatherless urutan ketiga di dunia. Hal ini tentu bukanlah sebuah prestasi membanggakan, mengingat predikat ini justru menjadi penanda bahwa saat ini anak-anak Indonesia banyak yang ‘kehilangan’ sosok ayah dalam hidupnya.

 

Indonesia Menjadi Negara Fatherless Ketiga di Dunia

Pernyataan mengenai Indonesia menduduki peringkat tiga dunia sebagai negara fatherless ini disebutkan dalam sebuah program sosialisasi yang dilakukan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang bertajuk "Peran Ayah dalam Proses Menurunkan Tingkat Fatherless Country Nomor 3 Terbanyak Di Dunia."

 

Meski tidak dijelaskan secara detail dari mana klaim tersebut didapatkan, isu fatherless ini sebenarnya menjadi hal penting yang memang harus dibahas lebih dalam. Pernyataan ini menyadarkan kembali bahwa ternyata saat ini sosok ayah mulai kehilangan perannya dalam keluarga, terutama dalam proses tumbuh kembang anak. Padahal, perlu dipahami kembali, bahwa ayah memiliki peran yang sama pentingnya dengan ibu dalam mendukung dan mendampingi anak-anaknya.

 

Baca juga: Peran Suami dan Ayah dalam Keluarga
 

Konsep “Ayah Mencari Nafkah” Menjadi Dasar Munculnya Fenomena Fatherless

Fatherless pada dasarnya tidak hanya menyangkut minimnya keterlibatan ayah secara fisik dalam keluarga, tetapi juga secara psikologis.

 

“Fatherless itu adalah si ayah sebetulnya ada. Jadi si anak itu punya ayah, tapi kehadirannya secara fisik maupun secara psikologis itu sangat minim," ujar psikolog klinis anak dan remaja, Monica Sulistiawati, M.Psi, melansir Detik.

 

Tentunya fenomena fatherless ini tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor yang memicu, mulai dari kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya.Bahkan, sebuah laporan dari State of World’s Father, menyebutkan bahwa para ayah diharapkan bekerja ke luar rumah untuk mencari nafkah.

 

Di Indonesia sendiri juga konsep budaya patriarki masih begitu kental. Anggapan bahwa ayah bertugas mencari nafkah, sementara ibu mengurus urusan domestik rumah tangga, termasuk mengurus anak, sudah sangat familiar, bukan? Hal-hal inilah yang akhirnya membuat anak-anak Indonesia menjadi kehilangan sosok ayah dalam fase tumbuh kembangnya.

 

Hati-hati Bahaya Fatherless pada Kehidupan Anak

Seperti telah disebutkan sebelumnya, peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu dalam mendukung dan mendampingi proses tumbuh kemban anak. Jika anak tidak merasakan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya, maka ini bisa berdampak buruk bagi dirinya.

 

Berikut beberapa dampak fatherless pada anak yang perlu diketahui:

  • Kurangnya rasa percaya diri.
  • Cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.
  • Rentan melakukan tindakan kenakalan remaja, kriminal, hingga kekerasan.
  • Mengalami masalah mental.
  • Berisiko memicu depresi, ketakutan, kecemasan, dan tidak bahagia dalam hidup.
  • Nilai akademis rendah.
  • Kurang menghargai diri sendiri.
  • Merasa tidak aman secara fisik dan psikis.
  • Berpotensi memiliki hubungan yang rumit dengan pasangannya kelak.
  • Sulit berkomunikasi dan memecahkan masalah.

 

Baca juga: Kasih Sayang Ayah, Penentu Kecerdasan Anak
 

Lantas, Bagaimana Dads Bisa Ikut Menunjukkan Perannya dalam Mendampingi Tumbuh Kembang Anak?

Seorang ayah mungkin memang memiliki kesibukannya sendiri. Namun, ingatlah bahwa tumbuh kembang anak adalah sesuatu yang tidak bisa diulang kedua kali. Jadi, cobalah luangkan waktu untuk berada di sisi anak dan mendampinginya dalam setiap fase kehidupannya.

 

Nah, untuk mempererat bonding dengan anak, yuk Dads coba lakukan ini bersama si Kecil:

  • Terlibat dalam kegiatan sekolah anak, misalnya dengan datang ke acara lomba yang diikuti si Kecil atau sekadar membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.
  • Temani si Kecil saat ia menonton kartun atau film favoritnya. Tunjukkan bahwa Dads juga memiliki ketertarikan dengan apa yang disukai si Kecil.
  • Temani si Kecil menjelang waktu tidurnya. Momen-momen menjelang tidur bisa menjadi momen intim untuk membangun kedekatan antara Dads dan si Kecil. Dads bisa membacakannya dongeng atau bahkan menanyakan aktivitas yang dilakukan si Kecil di hari itu,
  • Lakukan hobi bersama, misalnya memancing, bermain bola, atau berjalan-jalan.
  • Tunjukkan rasa sayang Dads setiap saat, misalnya dengan selalu menanyakan kabar, memeluknya, atau mengatakan Dads menyayanginya.

 

Menjadi peringkat ketiga di dunia sebagai negara fatherless tentu bukan hal yang dapat dibanggakan. Namun, dari fenomena ini, kita semakin disadarkan bahwa seorang ayah juga memiliki peran yang sama pentingnya dengan seorang ibu. Jadi, yuk Dads jangan sampai skip untuk memperhatikan si Kecil dan keluarga, ya! (BAG)

 

Baca juga: 6 Dampak Serius jika Anak Kurang Kasih Sayang Ayah
 

Referensi

All4Kids. A Father’s Impact on Child Development.

Child Crisis Arizona. 5 Important Ways Fathers Impact Child Development.

Narasi. Indonesia Peringkat 3 Fatherless Country di Dunia, Mempertanyakan Keberadaan ‘Ayah’ dalam Kehidupan Anak.

Play Stories. 6 Ways to Strengthen The Bond Between Dads and Children.