Ada banyak ragam gangguan sistem reproduksi wanita. Mungkin Geng Sehat telah mengetahui beberapa di antaranya, seperti kelainan siklus menstruasi, endometriosis, kanker genitalia, kanker serviks, infertilitas, penyempitan saluran telur, dan infeksi organ intim.

 

Adakah yang mengetahui tentang Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)? Gangguan hormonal ini menyerang sistem kerja ovarium dan justru rentan terjadi pada wanita di usia produktif. Dampak terbesar dari masalah ini adalah menyebabkan pembesaran ovarium dengan munculnya kista kecil di sisi luar, sehingga menghambat terjadinya proses kehamilan. Kenali lebih jauh yuk, agar kita semua bisa mencegahnya!

 

Apa itu Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)?

Sindrom ovarium polikistik adalah kondisi ketidakseimbangan hormon wanita yang memproduksi hormon androgen (hormon pada laki-laki) secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah menstruasi dan menyulitkan untuk hamil.

 

PCOS juga dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, seperti ketidakteraturan siklus menstruasi, pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, hingga obesitas. Jika tidak diobati, lambat laun bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti diabetes dan penyakit jantung.

 

PCOS menumbuhkan banyak kista kecil di ovarium. Itulah sebabnya disebut sindrom ovarium polikistik. Kista tersebut tidak berbahaya, namun menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Berdasarkan informasi yang diperoleh Rumah Sakit Mitra Keluarga, setiap tahun lebih dari 150 ribu kasus PCOS terjadi di Indonesia.

 

Bagaimana sistem kerja hormon terjadi pada penderita PCOS?

Hormon adalah senyawa kimia yang memicu terjadinya berbagai proses dalam tubuh, termasuk pertumbuhan dan produksi energi. Salah satu tugas hormon adalah memberi sinyal pelepasan hormon lain. Untuk alasan yang belum diketahui secara jelas, pada kasus PCOS hormon berkembang tidak seimbang. Satu perubahan hormon justru memicu perubahan hormon yang lain.

 

Sebagai contoh:

  • Pada umumnya, hormon seks memang tidak seimbang. Biasanya, ovarium memproduksi sejumlah kecil hormon seks androgen. Dalam kasus gangguan PCOS, ovarium justru terpicu untuk menghasilkan jauh lebih banyak hormon androgen. Anomali ini dapat mengakibatkan wanita berhenti berovulasi, berjerawat, serta tumbuh bulu wajah dan rambut halus pada tubuh secara berlebihan.
  • Tubuh penderita PCOS kadang kesulitan untuk menggunakan insulin. Kondisi ini biasa disebut dengan resistensi insulin. Namun bila tubuh tidak bisa menyerap insulin dengan baik, kadar gula darah justru berpotensi naik. Seiring berjalannya waktu, kondisi langka ini justru berdampak meningkatkan risiko terkena diabetes.

 

Penyebab terjadinya PCOS 

Penyebab PCOS tidak sepenuhnya dipahami, namun dapat dipastikan faktor genetik lah merupakan penyebab utamanya. PCOS diturunkan oleh keluarga, jadi kesempatan untuk terkena PCOS lebih tinggi jika ada wanita di keluarga Kamu memiliki riwayat gangguan PCOS, siklus menstruasi yang tidak teratur, ataupun diabetes. PCOS dapat diturunkan dari pihak ibu atau ayah. 

Baca juga: Waspada! Ini Gangguan yang Mengancam Indung Telur!

 

Apa saja gejala PCOS?

Awalnya, gejala PCOS cenderung ringan. Gejala gangguan PCOS yang paling umum, antara lain:

  • Wajah dipenuhi oleh jerawat.
  • Kenaikan berat badan atau masalah kehilangan berat badan.
  • Rambut ekstra di wajah dan tubuh. Sering kali wanita penderita PCOS memiliki rambut-rambut halus yang lebih tebal dan lebih gelap pada wajahnya. Ditemukan juga banyak rambut yang tumbuh di dada, perut, dan punggung.
  • Menipisnya rambut di area kulit kepala.
  • Periode menstruasi berjalan tidak teratur. Sering kali wanita penderita PCOS hanya mengalami kurang dari 9 kali siklus menstruasi dalam setahun. Pada beberapa kasus PCOS lainnya, wanita bahkan sama sekali tidak mengalami menstruasi. Sementara penderita PCOS lain mengalami perdarahan yang sangat berat.
  • Masalah kesuburan. Pada umumnya, penderita PCOS mengalami kesulitan untuk hamil (infertilitas).
  • Depresi.

 

Bagaimana diagnosis PCOS?

Untuk mendiagnosis PCOS, dokter akan melakukan pengecekan sebagai berikut:

  • Mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan di masa lalu, gejala, serta siklus menstruasi.
  • Melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda PCOS, seperti pertumbuhan rambut yang berlebih, gejala diabetes, serta tekanan darah tinggi.·        Dokter juga akan memeriksa tinggi dan berat badan untuk mengetahui apakah Kamu memiliki indeks massa tubuh yang sehat (IMT).
  • Menjalani sejumlah tes laboratorium untuk memeriksa kadar gula darah, insulin, dan kadar hormon lainnya. Tes hormon dapat membantu untuk menyingkirkan masalah tiroid atau kelenjar lainnya yang bisa menyebabkan gejala serupa.
  • Kamu mungkin akan diminta juga untuk melakukan USG di sekitar area panggul (ultrasound pelvic), untuk mencari kista di ovarium. Dokter bisa saja mengetahui adanya gejala PCOS tanpa melakukan USG. Namun agar lebih yakin, tes ini diperlukan untuk menyingkirkan masalah lain yang diderita oleh pasien PCOS. 
Baca juga: Sering Sakit Kepala? Bisa Jadi Itu Tanda ketidakseimbangan Hormon

 

Bagaimana cara merawat gangguan PCOS?

Berolahraga secara teratur, memiliki pola makan sehat, dan pengendalian berat badan adalah perawatan utama untuk PCOS. Pengobatan dapat mengurangi gejala yang tidak menyenangkan dan membantu mencegah masalah kesehatan jangka panjang.

 

Cobalah untuk melakukan berbagai aktivitas fisik. Berjalan merupakan latihan yang paling baik untuk penderita PCOS. Makanlah makanan yang dapat meningkatkan kesehatan jantung. Contoh makanan sehat yang dianjurkan adalah sayur, buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian.

 

Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, seperti daging, keju, dan gorengan. Wanita yang memiliki PCOS akan sangat baik jika bisa menurunkan berat badan. Bahkan, kehilangan 4,5 kg saja sudah dapat membantu menyeimbangkan hormon dan membuat siklus haid menjadi lebih teratur.

 

Bagi penderita PCOS yang merokok, harus mempertimbangkan untuk berhenti merokok. Wanita yang merokok memiliki kadar androgen yang lebih tinggi, sehingga dapat lebih rentan mengalami PCOS. Biasanya, dokter juga akan meresepkan pil KB untuk mengurangi gejala PCOS.

 

Selain itu, obat metformin juga akan diberikan untuk membantu penderita PCOS memiliki siklus menstruasi yang teratur. Obat kesuburan juga akan diberikan kepada pasien yang mengalami masalah kehamilan. Penting bagi pasien PCOS untuk rutin berkonsultasi kepada dokter untuk menindaklanjuti dan memastikan bahwa pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik. Untuk beberapa waktu, dokter juga akan memberikan perawatan untuk menghilangkan rambut-rambut halus pada wajah dan jerawat.

 

Tips bagi penderita PCOS yang ingin hamil

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar mudah hamil bagi penderita PCOS, sebagaimana dirangkum dari buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil karya dr. Rosdiana Ramli, SpOG.

  1. Aplikasikan pola makan seimbang
    Penderita PCOS cenderung punya pola makan yang buruk. Hal tersebut karena hormonnya tidak seimbang. Kurangi makanan dengan kandungan lemak dan kalori tinggi. Cobalah mulai mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.
  2. Detoksifikasi tubuh
    Tidak mengonsumsi kopi, gula, serta makanan yang mengandung bahan kimia dapat membantu tubuh mengeluarkan detoks. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa semakin tubuh wanita terbebas dari racun, semakin meningkat pula kesuburannya.
  3. Minum obat yang tepat
    Patuhilah pengobatan yang telah dokter berikan. Obat yang berfungsi untuk melawan produksi insulin akan efektif bagi wanita yang ingin hamil.
  4. Kenali masa subur
    Penderita PCOS tidak memiliki masa subur yang rutin. Gunakan alat tes kesuburan untuk mengetahui jam biologis yang pas untuk memulai program kehamilan.
  5. Rileks dan hindari stres
    Stres akan semakin memicu hormon androgen semakin bekerja. Bahkan, stres juga dapat menghalangi siklus masa subur berlangsung teratur. Jauhi segala pikiran negatif. Nikmati waktu santai yang menyenangkan bersama pasangan. Biasanya, saat seorang wanita tidak terlalu membebani diri akan kehadiran buah hati, rahimnya justru akan dikaruniai seorang bayi.

 

Jadikan gaya hidup sehat dan pola pikir positif sebagai prioritas. Penyakit apapun perlahan pasti menjauh saat Kamu setia untuk fokus menikmati hidup. (TA/AS)

Baca juga: Kenali 6 Tanda Hormon Tidak Seimbang