Beberapa orang dapat merasakan gairah seksual dari benda-benda atau bagian tubuh yang umumnya bersifat non seksual, seperti sepatu atau rambut. Keadaan ini biasa dikenal dengan istilah sexual fetish atau fetisisme seksual. Mungkin ini terdengar aneh bagi orang yang tidak memiliki fetish terhadap benda tertentu, tapi orang dengan fetisisme seksual bisa terangsang secara seksual, bahkan hingga mengalami orgasme, hanya dengan membayangkan ataupun menyentuh objek tertentu.

 

Apa penyebab munculnya fetish?

Terdapat beberapa asumsi mengenai hal-hal yang memicu kemunculan fetish pada seseorang, di antaranya asosiasi yang diciptakan antara objek tertentu dengan kepuasan seksual, pengalaman seksual, hingga kepribadian.

 

Jenis-jenis fetish

Sexual fetish meliputi berbagai benda, objek, atau bagian tubuh yang bersifat non seksual. Berbagai objek pun otomatis dapat menjadi sumber fetish seseorang, mulai dari bagian tubuh (seperti jari kaki, rambut, hingga ketiak), dan benda-benda mati yang biasa maupun yang tak biasa, seperti sepatu, mobil, bahkan lumpur. Berdasarkan penelitian, bentuk fetish paling umum adalah melibatkan bagian tubuh, seperti kaki, dan diikuti oleh rambut. Setelah bagian tubuh, fetish kedua terbanyak, yaitu melibatkan segala sesuatu yang dapat dipakai, seperti stocking, rok, sepatu, dan pakaian dalam.

 

Satu orang dengan beberapa fetish?

Bisakah? Tentu bisa. Menurut Justin Lehmiller, Ph.D., psikolog peneliti dan sex educator dari Harvard University, fetish dapat berkembang dalam diri seseorang, tetapi tidak akan menggantikan fetish yang lama. Dengan kata lain, seseorang dapat memiliki 2 atau lebih fetish sekaligus secara bersamaan.

 

Bukan merupakan kelainan

Pada dasarnya, sexual fetish bukan merupakan kelainan ataupun gangguan. Tetapi ketika fetish menyebabkan penderitaan yang intens, maka hal ini bisa menjadi gangguan. Menurut Kenneth Rosenberg, M.D., profesor di Weill Cornell Medical College, selama seseorang memenuhi kepuasan fetishnya secara nyaman dan tidak mengganggu dirinya maupun pasangan, hal tersebut bukanlah suatu masalah.

 

Kapan fetish dikatakan sebagai gangguan?

Dapat dikatakan gangguan ketika menjadi tidak terkontrol, atau misalnya hingga menyebabkan seseorang tidak produktif, sering menghilang hanya untuk memuaskan fetish mereka, atau tidak bisa memiliki hubungan seksual dengan pasangan dan lebih memilih untuk menyendiri dengan objek fetish dibanding dengan pasangan.

 

The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Association menyatakan bahwa kebanyakan orang dengan minat seksual tertentu (seperti fetish) tidak memiliki gangguan mental. Tetapi, fetish yang terlalu intens dapat berkembang menjadi gangguan parafilia, yaitu gangguan yang berulang, intens, dorongan, perilaku, dan hasrat seksual yang menyiksa dan melibatkan benda mati, anak-anak, maupun orang dewasa tanpa persetujuan. Untuk seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan parafilia, kriteria yang terlihat yaitu:

  • Merasakan terganggu dengan minatnya sendiri, dan bukan sekedar rasa gangguan atas ketidaksetujuan masyarakat
  • Memiliki keinginan seksual atau perilaku yang melibatkan gangguan pada perasaan, cedera, hingga kemadian orang lain, atau perilaku seksual yang melibatkan orang lain secara paksa tanpa persetujuan.