Geng Sehat mungkin sering mendengar banyak orang yang pernah menjalani operasi usus buntu. Usus buntu yang memiliki nama lain sekum atau apendiks ini sebenarnya adalah suatu organ yang berbentuk kantong dan terhubung dengan usus penyerapan. Sakit usus buntu kerap berakhir dengan jalur operasi.

 

Sakit usus buntu atau apendisitis adalah peradangan atau pembengkakan pada usus buntu. Usus buntu memiliki ukuran 5-10 cm dan terhubung ke usus besar. Apendisitis merupakan penyakit yang tergolong umum dan dapat menyerang siapa saja.

 

Dilansir dari WebMD, penyakit ini lebih umum menyerang laki-laki daripada perempuan, dan biasanya berasal dari kalangan usia 10-30 tahun. Meski sakit usus buntu tergolong umum, penyakit ini dapat memicu komplikasi yang serius jika tidak mendapat penanganan yang tepat.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan 

 

Peyebab Sakit Usus Buntu

Apendisitis terjadi jika usus buntu tersumbat. Penyumbatan akan membuat usus buntu membengkak. Tekanan akibat pembengkakan tersebut dapat memicu pecahnya usus buntu. Penyebab dari penyumbatan pada usus buntu dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

  1. Tinja.
  2. Benda asing.
  3. Kanker.
  4. Infeksi.
  5. Membengkaknya kelenjar getah bening dalam dinding usus.

 

Gejala Sakit Usus Buntu

Gejala utama dari sakit usus buntu adalah sakit perut. Biasanya sakit perut berawal di bagian tengah atau pusar, rasa sakit akan muncul dan hilang, setiap beberapa jam rasa sakit berpindah dari bagian kanan ke bawah perut, dan akan terus terasa sakit bahkan menjadi lebih parah bila ditekan, batuk, atau berjalan.

 

Gejala lain yang akan menyertai di antaranya:

  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual atau muntah.
  • Perut membesar.
  • Demam.
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Kram parah.
  • Konstipasi atau diare.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga untuk Memulai Gaya Hidup Sehat

 

Apendektomi, Penanganan Umum Sakit Usus Buntu

Penanganan yang umum dilakukan pada penderita apendisitis adalah operasi pengangkatan usus buntu atau disebut dengan apendektomi. Pengangkatan ini tidak memengaruhi kondisi kesehatan pasien, bahkan disebut lebih aman daripada harus menunggu lebih lama lagi.

 

Dibanding dengan menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu, operasi menjadi jauh lebih aman demi mencegah pecahnya usus buntu. Jika usus buntu telah membentuk abses (penimbunan nanah), kemungkinan Kamu harus melalui 2 prosedur, yaitu pengurasan abses nanah dan cairan serta operasi untuk mengeluarkan usus buntu.

 

Sebelum prosedur operasi apendektomi dilakukan, Kamu akan diberi antibiotik untuk mengurangi risiko peritonitis dan anestesi. Bedah dapat dilakukan dengan operasi terbuka dan mendapatkan sayatan sekitar 10 cm, atau menggunakan teknik laparoskopi.

 

Apendektomi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menimbulkan komplikasi jangka panjang. Namun sama halnya dengan operasi lain, apendektomi juga berisiko menimbulkan infeksi pada luka operasi serta perdarahan.

 

Fakta Seputar Usus Buntu

Penanganan dari sakit usus buntu adalah dengan membuang usus buntu tersebut. Jadi, banyak yang mengira kalau apendiks tidak memiliki kegunaan sama sekali. Dikutip dari Womenshealthmag, berikut ini fakta-fakta mengenai usus buntu yang perlu Kamu ketahui!

 

1. Kehadiran usus buntu tidak sia-sia

Menurut Niket Sonpal, M. D., asisten profesor klinis di Touro College of Medicine, New York, baru-baru ini telah ditemukan bukti bahwa usus buntu turut berperan dalam mengumpulkan bakteri-bakteri baik. Selain itu, riset dari Walter and Eliza Hall Institute melaporkan bahwa terdapat kelompok sel daya tahan tubuh yang bekerja sama dengan usus buntu untuk melindungi perut ketika terjadi infeksi, seperti keracunan makanan, serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh pada pasien kanker.

 

2. Usus buntu menyukai serat, buah, dan sayuran

Kok bisa? Jadi, apendiks alias usus buntu ini dapat meradang kalau tersumbat. Dan, salah satu penyebab penyumbatan adalah tinja. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga diet kaya serat agar sistem pencernaan lancar dan usus buntu tetap sehat. Tidak hanya itu Gengs, menurut penelitian dari University of Maryland Medical Center, memakan buah dan sayuran serta diet tinggi serat juga bisa membantu mencegah usus buntu, agar tidak meradang sampai akhirnya pecah.

 

3. Apendisitis masih menjadi masalah darurat pada perut yang paling banyak terjadi

Masalah perut masih menjadi penyebab sebagian besar kunjungan ke UGD. Menurut International Journal of General Medicine, Amerika Serikat, sebanyak 7 juta pasien dengan keluhan masalah perut mengunjungi UGD dalam setahun, dan masalah paling umum adalah sakit usus buntu. Tapi, saat ini kondisi tersebut semakin berkurang penderitanya.

 

Itu dia Gengs serba-serbi seputar usus buntu, termasuk penyebab dan penanganan kalau Kamu sakit usus buntu. Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter kalau Kamu merasakan gejala-gejala seperti di atas, ya. Alangkah baiknya kalau Kamu bisa mencegah sakit usus buntu, yakni dengan rajin mengonsumsi serat, buah, dan sayur.

Baca juga: Banyaknya Manfaat Mangga yang Baik Untukmu