Kabar duka melanda dunia fashion internasional, Gengs. Karl Lagerfeld, desainer legendaris dan Creative Director brand fashion ternama Chanel dan Fendi, meninggal dunia pada 19 Februari 2019 di sebuah rumah sakit di Paris, Perancis. Dilansir oleh Daily Mail, tokoh legendaris di dunia fashion tersebut tutup usia di usia 85 tahun, setelah berjuang melawan kanker pankreas.

 

Menurut pemberitaan media setempat, kondisi Karl sudah menurun sejak dua minggu terakhir. Ia juga tidak hadir di acara fashion show haute couture Chanel di Paris pada Januari lalu. Saat itu merupakan kali pertama Karl tidak hadir di fashion show Chanel, sejak ia menjadi desainer di brand tersebut. Karl terakhir kali tampil di publik pada acara Chanel Metiers D’Art 2018/19, di New York, 4 Desember 2018.

 

Hingga saat ini, belum ada penjelasan sejak kapan Karl terdiagnosis penyakit kanker pankreas. Namun, penyakit ini memang merupakan salah satu jenis kanker yang paling berbahaya. Bahkan, menurut penelitian, penderita kanker pankreas yang didiagnosis pada stadium dini saja hanya memiliki harapan hidup selama 5 tahun ke depan sebesar 32 persen.

 

Lalu, apa sih penyebab dan gejala kanker pankreas? Supaya Geng Sehat lebih waspada, baca penjelasan di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Waspadai 9 Gejala Kanker Pankreas

 

Apa Penyebab Kanker Pankreas?

Ahli belum menemukan penyebab utama kanker pankreas. Namun, beberapa penelitian menemukan sejumlah hal yang bisa meningkatkan risikonya. Sama seperti jenis kanker lain, kanker pankreas disebabkan oleh mutasi DNA di sel-sel di pankreas. Mutasi genetik tersebut mendorong sel-sel untuk berkembangbiak secara berlebihan dan tak terkontrol, kemudian membentuk tumor ganas.

 

Lalu apakah kanker pankreas merupakan penyakit turunan? Menurut penelitian, mutasi genetik yang meningkatkan risiko kanker pankreas bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Penelitian lain yang dipublikasikan di Journal of The American Medical Association pada Juni 2018 menunjukkan bahwa mutasi genetik lebih banyak ditemukan pada orang yang memiliki riwayat penyakit kanker pankreas di keluarganya.

 

Selain itu, kanker pankreas juga bisa disebabkan oleh mutasi genetik akibat faktor eksternal, misalnya paparan lingkungan atau gaya hidup tidak sehat, seperti  merokok. Namun, pada umumnya, kasus kanker pankreas tidak diketahui penyebabnya. Menurut ahli, kemungkinan besar ada pemicu penyakit tersebut yang muncul secara spontan di dalam sel-sel pankreas sendiri.

 

Gejala Kanker Pankreas

Sayangnya, kanker pankreas termasuk jenis kanker yang tidak menunjukkan gejala apapun pada stadium dini. Pada umumnya, kanker pankreas baru menimbulkan gejala jika kankernya sudah menyebar. Untuk gejala yang perlu Kamu waspadai, diantaranya penyakit kuning (kulit dan mata menguning), nyeri di perut akibat kanker yang menekan organ lain, penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kehilangan nafsu makan, serta mual dan muntah.

 

Baca juga: Apakah Kita Bisa Hidup Tanpa Pankreas?

 

Hal yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Pankreas?

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Kamu terkena kanker pankreas. Berikut sejumlah faktor tersebut:

 

Umur: semakin tua usia, semakin tinggi juga risiko terkena kanker pankreas. Menurut penelitian, 90% penderita kanker pankreas berusia lebih dari 55 tahun saat didiagnosis, dan 70% diantaranya berusia di atas 65 tahun. Namun, orang yang berusia lebih muda juga bisa terkena kanker pankreas.

 

Jenis kelamin: pria memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas ketimbang wanita.

 

Ras dan etnis: menurut penelitian, orang berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas, ketimbang orang Asia, Latin, atau orang berkulit putih. 

 

Merokok: perokok memiliki risiko terkena kanker pankreas dua kali lipat ketimbang orang tidak merokok. Sekitar 20 - 30 persen kasus kanker pankreas disebabkan oleh rokok. 

 

Obesitas dan diet: orang yang obesitas memiliki risiko terkena kanker pankreas 20 persen lebih tinggi. Bahkan, pria dan wanita yang kelebihan berat badan (belum sampai obesitas) juga memiliki risiko yang lebih tinggi, khususnya jika lemaknya menumpuk di perut. Sementara itu, dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menemukan hubungan antara kanker pankreas dengan diet. Namun, beberapa penelitian sudah menemukan bahwa konsumsi tinggi makanan berlemak atau konsumsi tinggi daging merah dan olahan (seperti sosis), dan jarang mengonsumsi buah serta sayuran, juga bisa meningkatkan risiko kanker pankreas.

 

Diabetes: beberapa penelitian juga sudah menemukan hubungan antara diabetes dengan kanker pankreas, terutama bagi penderita diabetes yang sudah sejak lama menderita penyakit tersebut. 

 

Riwayat keluarga: kanker pankreas bisa menjadi penyakit turun temurun, karena mutasi genetik. Kondisi ini disebut kanker pankreas familial, yang meliputi sekitar 10% dari seluruh kasus pankreas. Satu keluarga dimasukkan ke dalam kategori kanker pankreas familial juga terdapat dua atau lebih anggota keluarga inti (misalnya orang tua, anak, adik) yang didiagnosis kanker pankreas. 

 

Memiliki penyakit pankreatitis kronis: penyakit yang merupakan inflamasi pada pankreas ini meningkatkan risiko kanker pankreas. Pankreatitis umumnya menyerang alkoholik, sebutan untuk orang yang kecanduan alkohol.

 

Paparan zat kimia dari tempat kerja: menurut American Cancer Society, paparan zat kimia yang berhubungan dengan dry cleaning dan besi mentah bisa meningkatkan risiko kanker pankreas.

 

Bakteri: bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) adalah bakteri laing sering menyebabkan inflamasi dan luka di lambung. Selain itu, bakteri ini juga meningkatkan risiko kanker pankreas.

 

Hepatitis B: beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara virus hepatitis B dan kanker pankreas. Hepatitis B kronis akan dapat menyebabkan sirosis. Kondisi ini juga meningkatkan risiko kanker pankreas. Sirosis umumnya disebabkan oleh kecanduan alkohol, yang bisa merusak sel-sel hati.

 

 

Apakah Kanker Pankreas Bisa Dicegah?

Saat ini, ahli masih sedang berusaha membuat tes untuk mendeteksi kanker pankreas sedini mungkin. Namun tes ini masih dalam tahap penyempurnaan sehingga belum tersedia untuk umum. Jadi, untuk saat ini, deteksi dini kanker pankreas bisa dilakukan dengan melakukan skrining secara rutin.  Selain itu, meskipun faktor risiko seperti riwayat  keluarga tidak bisa diubah, ada beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk menurunkan faktor risiko lainnya, seperti:

 

Jangan merokok. Hal ini sangat penting dalam pencegahan risiko kanker pankreas.

 

Menjaga berat badan sehat. Menurut American Cancer Society, untuk mencegah kanker, Kamu harus membiasakan mengonsumsi makanan sehat untuk menjaga berat badan. Makanan yang bisa Kamu konsumsi diantaranya, gandum utuh, sayuran, dan buah. Ahli juga merekomendasikan agar Kamu lebih memilih konsumsi ikan dan ayam, ketimbang daging merah dan olahan.

 

Batasi alkohol. Sejumlah penelitian sudah menunjukkan hubungan antara konsumsi alkohol berlebihan dengan kanker pankreas. Jadi, batasi alkohol kalau mau mencegah kanker pankreas.

 

Baca juga: Awas, Terjadi Kenaikan Jumlah Penderita Kanker dari Kalangan Milenial!

 

Meskipun termasuk jenis kanker berbahaya dengan prognosis yang buruk, beberapa penderita kanker pankreas bisa sembuh dan mencapai remisi. Kebanyakan dari penderita kanker pankreas yang mencapai remisi, terdiagnosis pada stadium sangat dini, serta rutin menjalani pengobatan dan gaya hidup sehat. Oleh sebab itu, kalau Kamu memiliki risiko terkena kanker pankreas, rutinlah melakukan skrining! (UH/AY)

 

4 Jenis Kanker paling langka di dunia

Sumber:

Chunling H, Hart SN, Polley EC, et al. Association Between Inherited Germline Mutations in Cancer Predisposition Genes and Risk of Pancreatic Cancer. Journal of the American Medical Association. Juni. 2018.

 American Cancer Society. What Causes Pancreatic Cancer?. Mei. 2016.

National Cancer Institute. Cancer Stat Facts: Pancreatic Cancer. 2018.

Cancer.Net. Familial Pancreatic Cancer. Oktober. 2017.

Cancer.Net. Pancreatic Cancer: Risk Factors. Mei. 2018.

Pancreatic Cancer Action Network. Early Detection.

American Cancer Society. Can Pancreatic Cancer Be Prevented?. Mei. 2016.