Paparan sinar matahari yang terlalu lama, terutama sinar ultraviolet (UV) memang bisa berdampak buruk pada kulit. Namun, bagaimana dengan cahaya atau sinar biru dari gadget, seperti ponsel ataupun laptop? Apa sajakah dampak sinar biru dari gadget pada kulit?

 

Apakah Sinar Biru Itu?

Selama pandemi coronavirus, kita dianjurkan untuk berada di rumah, termasuk belajar maupun bekerja dari rumah. Saat belajar atau bekerja dari rumah, sebagian dari kita tak terlepas dari gadget nih, Gengs. Namun, berdasarkan penelitian terbaru, sinar biru yang dipancarkan oleh gadget dapat memicu reaksi pada kulit yang bisa menyebabkan tanda-tanda penuaan serta hiperpigmentasi. 

 

Sebagian dari kita mungkin sudah mengetahui kalau paparan sinar ultraviolet (UV), entah itu UVA ataupun UVB yang terlalu lama dapat berbahaya bagi kulit. Jika kulit tidak terlindungi dan paparan UVB terlalu lama dan sering, maka dapat meningkatkan risiko kanker kulit. 

 

Sedangkan, paparan UVA yang terlalu lama dan sering akan memicu kerutan dini dan menimbulkan bintik-bintik pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan tabir surya dengan spektrum yang luas agar kulit terlindungi dari dampak sinar UVA dan UVB. 

 

Nah, berbeda dengan sinar UV dari matahari yang tidak dapat dilihat secara langsung dan baru dapat terlihat pada gelombang antara 380 sampai 700 nm, sinar biru (meski cahayanya tak selalu tampak biru) dapat terlihat pada gelombang 400 sampai 490 nm. Gadget seperti laptop, tablet, maupun ponsel memancarkan sinar biru ini, Gengs. 

 

Baca juga: Dampak Negatif Bermain Gadget di Malam Hari

 

 

Dampak Sinar Biru dari Gadget pada Kulit

Jika melihat aktivitas kita yang sering kali berhadapan dengan gadget secara terus-menerus atau seharian, apalagi saat harus belajar atau bekerja dari rumah, mungkin saja bahwa sinar biru bisa berdampak pada kulit. Lantas, bagaimana menurut pandangan ahli?

 

Jenny Hu, profesor dermatologi di Keck School of Medicine USC mengungkapkan bahwa sejauh ini penelitian untuk mengetahui hal tersebut telah dilakukan di laboratorium dengan menggunakan sampel dari sel-sel kulit. Namun, penelitian mengenai sinar biru ini relatif sedikit, terutama pada manusia. 

 

Yang perlu diketahui bahwa dalam kondisi tertentu, paparan sinar biru bisa saja berdampak pada kulit. Dalam penelitian yang diterbitkan pada 2006 di Photochemistry and Photobiology, para peneliti melihat bagaimana jenis cahaya dapat memengaruhi kulit. 

 

Baca juga: Kids Zaman Now: Tips Jaga Kesehatan Mata bagi Pengguna Gadget



Mereka memberikan paparan cahaya  dengan panjang gelombang di bawah dan di atas 400 nm pada sampel kulit (subjek penelitian kulit putih saja) dengan mensimulasikan sinar UV dan cahaya yang tampak. Para peneliti kemudian mengukur radikal bebas yang dihasilkan kulit sebagai respons dari paparan cahaya.

 

Mereka juga mengukur sejauh mana tabir surya dapat melindungi kulit. Hasilnya, sinar UV dan cahaya yang terlihat itu dapat memicu pembentukan radikal bebas di kulit. Namun, dampak dari cahaya yang tampak ini lebih sedikit daripada sinar UV. Para peneliti melihat sekitar sepertiga dari pensinyalan radikal total (ukuran stres oksidatif yang disebabkan radikal bebas) dihasilkan oleh paparan cahaya yang tampak.

 

Dalam jumlah yang cukup tinggi, stres oksidatif dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan dini dan jenis kerusakan kulit lainnya. Faktanya, penelitian lain menunjukkan bahwa stres oksidatif yang diinduksi sinar biru membentuk reaksi lain yang dapat menurunkan kolagen. 

 

Baca juga: Asik Bermain Gadget Picu Kerusakan Saraf



 

Pada penelitian lainnya, cahaya yang tampak seperti dari sinar biru dapat meningkatkan risiko hiperpigmentasi, terutama bagi orang-orang dengan warna kulit yang lebih gelap dan sebenarnya sudah memiliki masalah pigmentasi. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk menggunakan tabir surya setiap hari walau Kamu tidak bepergian atau keluar rumah.

 

Jadi, berdasarkan penelitian, paparan sinar biru yang terlalu lama dan terus-menerus pada kulit dapat menurunkan kadar kolagen pada kulit serta dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit. Meski harus di rumah aja, jangan lupa untuk tetap menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan cahaya atau sinar apapun ya Gengs! Selain itu, cobalah untuk istirahat beberapa kali agar Kamu tidak terus-menerus terpapar sinar biru dari gadget.

 





 

Referensi

Self. 2020. Do you really need to worry about the effects of blue light on your skin?