Apakah Geng Sehat tahu perbedaan antara luka akut dan luka kronik?  Gampangnya, luka akut biasanya muncul dalam durasi yang lebih pendek. Namun, masih ada perbedaan yang lebih jelas antara luka akut dan luka kronik.

 

Penting bagi Geng Sehat untuk tahu perbedaan luka akut dan luka kronik. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, Geng Sehat bisa memberikan penanganan yang tepat jika mengalami luka.

 

Berikut penjelasan lebih jauh tentang perbedaan luka akut dan luka kronik!

 

Baca juga: Tips Merawat Kaki Diabetes Selama Pandemi
 

Perbedaan Luka Akut dan Luka Kronik

Meskipun tidak ada definisi spesifik untuk luka akut dan luka kronik, dalam dunia medis secara luas dianggap bahwa luka akut berkembang sesuai dengan tahapan normal proses pemulihan luka. Luka akut biasanya menunjukkan pertanda pulih dalam kurun waktu empat minggu.

 

Proses pemulihan luka akut berjalan sesuai prediksi dan ekspektasi waktu. Luka akut juga bisa terjadi di bagian tubuh manapun. Bentuknya juga beragam, mulai dari goresan hingga luka dalam yang merusak pembuluh darah, saraf, dan otot.

 

“Umumnya luka akut ini jenis luka yang sering kita jumpai sehari-hari, dan biasanya terjadi pada individu yang sehat,” jelas dr. Adisaputra Ramadhinara, Certified Wound Specialist Physician, pada acara ‘Pertolongan Pertama dan Perawatan Luka Akut Kecil dan Besar dari Hansaplast’, beberapa waktu lalu.

 

Luka kronik tidak berkembang sesuai dengan tahapan normal proses pemulihan luka. Luka kronik juga tidak menunjukkan pertanda pulih dalam kurun waktu empat minggu. Luka yang memakan waktu lama untuk sembuh biasanya dianggap sebagai luka kronik, contohnya seperti luka diabetes

 

Luka kronik bisa saja tidak akan pernah sembuh atau membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sembuh. Luka kronik ini bisa menyebabkan pasien mengalami stres fisik dan emosional serta nyeri. Jadi, luka kronik membutuhkan pengobatan khusus.

 

Baca juga: Si Kecil Terkena Luka Bakar, Bagaimana Perawatan di Rumah yang Benar?
 

Menurut dr. Adisaputra, untuk sebagian besar luka akut yang sering dijumpai sehari-hari seperti luka bakar, luka akibat jatuh, atau luka sayatan umumnya bisa diatasi sendiri di rumah. Namun, luka akut yang lebih serius, seperti luka bakar derajat 3, luka bakar berukuran melebihi satu telapak tangan, dan luka bakar yang ada di wajah dan mengenai persendian, harus dirawat di rumah sakit.

 

Untuk langkah pertama pengobatan luka akut di rumah, dianjurkan untuk membersihkan luka menggunakan cairan antiseptik, yang tentunya aman untuk jaringan luka. Dr. Adisaputra menganjurkan untuk menggunakan cairan antiseptik yang tidak menyebabkan rasa perih, tidak berwarna, dan tidak berbau.

 

Setelah dibersihkan menggunakan cairan antiseptik, disarankan untuk menutup lukanya menggunakan plester. Carilah plester yang ukurannya sesuai dengan ukuran luka yang Kamu alami. 

 

Jika mengalami luka akut yang lebih serius ataupun luka kronis, maka disarankan untuk segera diobati di rumah sakit. Namun, untuk penanganan pertamanya, Kamu bisa membersihkan lukanya menggunakan cairan antiseptik terlebih dahulu.

 

“Setelah dibersihkan menggunakan cairan antiseptik, tutup lukanya dengan plester, lalu pasien dibawa ke rumah sakit,” jelas dr. Adisaputra. Ia juga menjelaskan pentingnya menggunakan plester dengan standar medis yang baik, supaya bisa mencegah bakteri masuk ke dalam luka. Plester yang baik juga akan menjaga kelembaban di jaringan luka, supaya proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. (UH)

 

Baca juga: Prosedur Perawatan Luka Bedah Caesar di Rumah

Sumber:

Flen Health. Acute & chronic wounds.
Wound Source. The Difference Between Acute and Chronic Wounds. Maret 2015.