Saat bayi terkena ruam popok, rasanya tidak tega ya, Mums? Ia akan terus merengek dan merasa tidak nyaman. Ruam popok adalah kondisi umum yang dialami oleh bayi sampai ia berusia 24 bulan, terutama di usia 9-12 bulan. 

 

Ruam popok ditandai dengan kulit si kecil di area yang tertutup diaper menjadi kemerahan dan teriritasi. Umumnya gejala ini ditemui di bagian genital, bokong, ataupun lipatan kulit. Penelitian menunjukkan bukan semata-mata popok yang lama tidak diganti penyebabnya, namun ada juga pengaruh peningkatan keasaman feses pada bayi.

 

Baca juga: Waspadai Ruam Gatal Ini di Kulit Si Kecil!

 

Ruam popok secara khusus didiagnosis berdasarkan riwayat masalah ruam serta pemeriksaan fisik, dan biasanya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium. Namun jika ruam yang muncul disebabkan oleh respons alergi, maka dokter akan melakukan tes kulit untuk mendeteksi penyebab spesifik alergi alias alergennya.

 

Apa Penyebab Ruam Popok?

Umumnya, penyebab ruam popok adalah iritasi, infeksi, atau alergi. Berikut penjelasannya.

  • Iritasi. Kulit bayi mudah iritasi ketika menggunakan popok atau bergesekan dengan feses dalam waktu yang lama.

  • Infeksi. Urine akan mengubah kadar pH kulit, sehingga memudahkan bakteri dan jamur untuk tumbuh. Bahan yang membuat diaper menjadi anti-bocor juga bisa menghambat sirkulasi udara pada area kulit yang tertutup popok, sehingga menciptakan kondisi yang lembap dan hangat. Alhasil, bakteri dan jamur dapat berkembang biak dan timbullah ruam.

  • Alergi. Bayi yang kulitnya sensitif juga lebih rentan mengalami ruam. Beberapa tipe deterjen, sabun, diaper, atau tisu basah dapat mengakibatkan ruam pada kulit sensitif.

 

Baca juga: Obati Jerawat Pakai Krim Ruam Popok Seperti Hailey Baldwin? Ini Aturannya!

 

Selain itu, bayi yang mulai MPASI akan mengalami perubahan pada fesesnya. Sering kali, kondisi ini akan menimbulkan ruam popok. Diare juga dapat memperparah masalah ruam popok.

 

Jika ruam popok yang terjadi lebih dari beberapa hari meski sudah dilakukan perawatan, bisa jadi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Ruam biasanya akan berwarna merah, sedikit timbul, dan terdapat titik-titik merah kecil yang menyebar di atas bagian ruam.

 

Selain itu, ruam tersebut kerap muncul di lipatan kulit dalam, lalu menyebar pada kulit bagian depan dan belakang. Antibiotik bisa mengakibatkan masalah ini, karena mampu membunuh bakteri “baik” yang mencegah Candida untuk tumbuh.

 

Berapa Kali Popok Bayi Diganti - GueSehat.com

 

Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Popok?

Cara mengatasi ruam popok pada bayi adalah Mums harus rajin mengecek popoknya serta segera menggantinya jika sudah basah atau ia buang air besar. Ini juga berlaku di malam hari ya, Mums. Jangan biarkan si Kecil mengenakan popok yang sama sepanjang malam.

 

Beberapa ahli juga menyarankan Mums untuk tidak memakaikan si Kecil popok selama beberapa jam setiap hari, agar kulit yang teriritasi bisa kering secara alami dan “bernapas”. Apabila sedang melakukannya, Mums bisa menaruh si Kecil di dalam boks yang sudah dialasi perlak atau di atas permukaan yang dialasi handuk besar.

 

Baca juga: Penyakit Kawasaki, Demam dengan Ruam Merah pada Si Kecil

 

Ada beberapa perawatan yang bisa Mums lakukan untuk mengatasi ruam popok, antara lain:

 

  1. Setiap mengganti popok si Kecil, selalu bersihkan area genital dan bokongnya. Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol atau pewangi. Agar memudahkan, Mums bisa menyiapkan kapas dan botol berisi air hangat di dekat tempat mengganti popok si Kecil. Jadi, bisa langsung digunakan.

  2. Untuk mengeringkan kulit si Kecil, jangan digosok tetapi cukup ditepuk-tepuk saja ya, Mums.

  3. Hindari penggunaan popok yang terlalu ketat agar sirkulasi udara di area kulit yang tertutup popok tetap terjaga. Mums juga bisa mengganti merek diaper yang lain. Saat ini, banyak jenis diaper yang bisa dipilih untuk kulit sensitif bayi. Dan yang perlu diingat, diaper dengan penyerapan ekstra mampu mengurangi kelembapan kulit si Kecil.

  4. Apabila cuaca sedang hangat dan si Kecil bermain di luar rumah, sebaiknya biarkan ia tidak mengenakan diaper dan menggunakan popok biasa saja. Paparan udara akan mempercepat penyembuhan ruam popok.

  5. Jika memungkinkan, biarkan si Kecil tidur tanpa mengenakan celana ketika sedang mengalami ruam popok. Cukup alasi tempat tidur si Kecil dengan perlak agar tidak basah bila ia buang air kecil.

  6. Oleskan krim atau salep untuk melapisi kulit yang teriritasi dari urine dan feses. Produk yang bisa dipilih oleh Mums adalah Zwitsal Baby Cream Extra Care. Ini diperkaya dengan zinc, yang berkhasiat untuk meredakan iritasi ruam popok, menenangkan kulit, serta membuat kulit menjadi halus dan lembut. Selain itu, Zwitsal Baby Cream Extra Care sudah teruji hypo-allergenic, sehingga bisa digunakan oleh bayi dengan kulit sensitif.

 

 

Ruam popok biasanya akan hilang dalam waktu 2-4 hari. Namun jika ruam tidak kunjung hilang, gejala semakin memburuk, atau muncul luka lepuhan, jerawat bernanah, maupun luka terbuka, sebaiknya konsultasikan ke dokter karena bisa jadi ada indikasi infeksi. Begitupun jika si Kecil mengalami demam atau lebih rewel daripada biasanya. Semoga si Kecil cepat sembuh ya, Mums! (AS/AY)

 

Baca juga: Kenapa Bayi Baru Lahir Suka Mengalami 7 Hal Ini, Ya?

 

 

 

Referensi:

KidsHealth: Diaper Rash

BabyCenter: Diaper rash

WebMD: Diaper Rash