Setiap Mums pasti senang jika tubuhnya memproduksi susu dalam jumlah yang mampu mencukupi kebutuhan bayi. Hanya saja, beberapa Mums menghasilkan lebih banyak susu daripada yang dibutuhkan bayi. Pada kondisi ini, bisa dibilang Mums mengalami hiperlaktasi atau kelebihan produksi ASI.

 

Hiperlaktasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, berikut beberapa di antaranya:

  • Kebiasaan menyusui bayi pada jadwal khusus daripada sesuai kebutuhan
  • Memompa ASI terlalu banyak sebelum menyusui
  • Bayi lebih suka menyusu pada satu payudara
  • Kelebihan hormon perangsang produksi susu atau prolaktin dalam darah
  • Predisposisi bawaan.

 

Hiperlaktasi bukanlah kondisi yang baik karena dapat memengaruhi ibu dan bayi. Dijelaskan dalam laman Verywell Family, setiap kali si kecil menyusu, mereka mulai mendapatkan susu rendah lemak, tinggi gula, dan encer yang disebut foremilk. Seiring waktu menyusui, foremilk bertransisi ke susu yang lebih tinggi lemak dan lebih kental yang disebut hindmilk. Hindmilk lebih mampu mengenyangkan bayi.

 

Namun, saat Mums memiliki ASI yang jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan bayi, bayi mungkin akan kenyang dengan foremilk dan berhenti menyusu sebelum mendapatkan banyak hindmilk. Selanjutnya, bayi yang tidak mendapatkan cukup hindmilk mungkin cenderung menyusu lebih sering karena tidak merasa kenyang.

 

Selain itu, hiperlaktasi juga menyebabkan aliran ASI terlalu kuat dan cepat, yang bisa menyulitkan bayi untuk menyusui. Akibatnya, bayi lebih mungkin tersedak dan terengah-engah.

 

Sementara, bagi Mums, kelebihan suplai ASI membuat Mums tidak dapat mengeringkan payudara sepenuhnya sehingga lebih mungkin mengalami infeksi payudara berulang. Beberapa maslah payudara yang mungkin terjadi akibat hiperlaktasi adalah mastitis dan infeksi jamur candida.

 

Baca juga: Jangan Khawatir, Mums Bisa Tetap Bonding dengan Si Kecil Meski Tidak Menyusui Langsung

 

Cara Mengatasi Produksi ASI yang Berlebihan

Mengingat bahwa hiperlaktasi bisa memberikan dampak buruk bagi si kecil maupun diri Mums sendiri, maka ada baiknya Mums berusaha mengatasi hiperlaktasi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Mums lakukan untuk mengatasi hiperlaktasi.

 

1. Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi yang hanya mengandung progestin mungkin tidak memberikan dampak apa pun pada suplai ASI. Namun, pil kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen, dapat bekerja dengan baik untuk menekan produksi ASI.

 

Jika Mums tertarik menggunkan cara ini, bicarakan dengan dokter tentang waktu yang disarankan untuk mulai mengonusmsi pil yang mengandung estrogen setelah melahirkan. Juga, perlu diingat, meskipun kebanyakan ibu menyusui berhasil menekan produksi ASI dengan kontrasepsi hormonal, tetapi beberapa lainnya tidak melihat dampak apa pun.

 

2. Menyusui dengan satu sisi payudara per sesi

Ketika Mums memiliki kapasitas penyimpanan susu yang besar, bayi mungkin hanya perlu menyusu di satu sisi. Jadi, pastikan Mums hanya menyusui si kecil dengan satu payudara per sesi menyusui.

 

Jika payudara yang tidak digunakan terasa penuh dan tidak nyaman, maka Mums dapat memompa atau membiarkan bayi menyusui dari sisi ini, tetapi batasi hanya untuk kenyamanan. Ini akan membantu menghindari berkembangnya mastitis dan membuat aliran ASI lebih mudah diatur untuk bayi. Hindari memompa berlebihan karena dapat memperburuk keadaan.

 

Baca juga: Tips Sukses Memberikan ASI Sejak Awal Kelahiran Bayi
 

3. Kubis

Banyak ibu menyusui telah membuktikan bahwa daun kubis dapat membantu menekan suplai ASI bila digunakan untuk jangka waktu yang lama. Cara penggunaanya:

  • Bongkar dan cuci daun kubis
  • Masukkan kubis ke dalam lemari es hingga dingin.
  • Taruh satu daun di setiap payudara sebelum mengenakan bra.
  • Ganti daun setelah layu, atau setiap dua jam.

 

4. Herbal

Beberapa herbal yang dapat membantu mengurangi suplai ASI, di antaranya:

  • Sage: Sage dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan suplai ASI. Namun, penggunaan dalam dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan mual atau pusing.
  • Melati: Melati dapat menurunkan kadar prolaktin, hormon yang membantu memproduksi ASI. 
  • Minyak peppermint: Minyak peppermint dapat mengurangi suplai ASI ketika dioleskan langsung ke payudara. Ini juga dapat meringankan rasa sakit akibat pembengkakan. Namun, jika digunakan dalam dosis tinggi, minyak ini beracun. Dengan begitu, minyak peppermint tidak boleh digunakan untuk Mums yang masih menyusui atau menyusui bayi dengan kontak kulit-ke-kulit.
  • Peterseli: Peterseli menekan produksi ASI dengan menurunkan kadar prolaktin.

Meskipun beberapa herbal terbukti dapat menurunkan produksi ASI, tetapi keamanannya bagi bayi masih belum jelas. Oleh sebab itu, Mums yang masih menyusui harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan sebelum menggunakan metode ini.

 

Baca juga: Kandungan Alami untuk ASI Booster Ibu Menyusui
 

5. Sudafed

Sudafed dalam dosis 60 mg secara signifikan mengurangi produksi ASI. Sudafed aman dikonsumsi hingga empat kali setiap hari masing-masing sebanyak 60 mg. Selain itu, mengonsumsi dosis maksimum harian sudafed tidak berdampak buruk pada bayi yang. Namun, bicaralah dengan dokter sebelum minum obat apa pun saat menyusui.

 

6. Hindari menyusui terlalu sering atau memompa

Pasokan ASI meningkat seiring dengan permintaan. Jadi, salah satu cara terbaik untuk mengeringkan ASI adalah menghindari menyusui terlalu sering atau memompa. 

 

Menghindari menyusui atau memompa, bahkan meskipun Mums merasa tidak nyaman, memberitahu tubuh untuk memproduksi lebih sedikit ASI. Jika Mums merasa harus memeras ASI, Mums bisa memompa sedikit saja.

 

Dengan melakukan cara ini, harapannya masalah hiperlaktasi yang Mums alami dapat teratasi dengan baik. Jika Mums mengalami masalah apa pun terkait menyusui, Mums dapat berbicara dengan konsultan laktasi.

 

Baca juga: Penting Mums Ketahui 3 Tanda ASI Basi

 

 

Sumber:

Pregnancybirthbaby.org.au. Oversupply  

Verywellfamily.com. How to handle an overabundant supply breast milk

 Laleche.org.uk. Too much milk and oversupply

Healthline.com. How to dry up breast milk

Medicalnewstoday.com. How to dry up breast milk