Kehamilan terkadang bisa sangat melelahkan. Saat hamil, Mums harus tidur yang cukup supaya bisa mengatasi kelelahan tersebut. Tapi, sulit ya menemukan posisi tidur yang nyaman saat hamil dan aman. Nah, banyak nih yang bertanya, bolehkah tidur telentang saat hamil?

 

Mungkin Mums pernah dengar bahwa saat hamil tidak boleh tidur telentang. Hal ini bisa membuat Mums khawatir jika di suatu pagi Mums bangun dari tidur dalam posisi telentang. Sebenarnya, tidur telentang di trimester pertama dan kedua masih aman.

 

Namun, tidur telentang di trimester ketiga berbahaya dan meningkatkan risiko kematian janin dalam kandungan. Nah, supaya Mums lebih paham tentang bolehkah tidur telentang saat hamil, baca penjelasan berikut ini!

 

Baca juga: Benarkah Bisa Cepat Pulih Setelah Operasi Caesar dengan Metode ERACS?
 

Bolehkah Tidur Telentang saat Hamil?

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidur telentang saat hamil meningkatkan risiko preeklampsia, bayi lahir dengan berat badan rendah, menghambat pertumbuhan janin, dan kematian janin dalam kandungan. 

 

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa posisi tidur tidak memiliki pengaruh signifikan selama 28 minggu pertama kehamilan. Saat bayi, plasenta, dan cairan rahim menjadi lebih berat, posisi tidur mulai berpengaruh.

 

Memasuki trimester ketiga dan mendekati persalinan, rahim yang membesar bisa menekan pembuluh darah yang penting, termasuk yang mengalirkan nutrisi ke janin sehingga bisa menyebabkan masalah-masalah seperti berat badan janin rendah, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin dalam kandungan.

 

Berat dan kehamilan ini yang menentukan apakah tidur telentang aman atau tidak. Oleh sebab itu, sebaiknya Mums konsultasi dengan dokter tentang posisi tidur yang aman untuk Mums. 

 

Baca juga: Stimulasi Puting untuk Bantu Induksi Persalinan, Apa yang Perlu Diperhatikan?
 

Risiko yang Mungkin terjadi Jika Bumil Tidur Telentang

Tidur telentang saat hamil berbahaya ketika rahim Mums semakin membesar, yaitu sekitar usia kehamilan 28 minggu. Kandungan di dalam rahim, termasuk janin, plasenta, dan cairan ketuban meningkat sekitar ⅓ dari kenaikan berat badan Mums selama hamil. 

 

Saat Mums tidur dalam posisi telentang,  rahim dan isinya akan menimpa pembuluh balik yang disebut vena cava inferior. Pembuluh  balik ini mengembalikan darah dari abdomen ke jantung. Jika pembuluh balik ini tertekan, bisa menyebabkan gangguan aliran darah sehingga berat badan lahir bayi rendah, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin.

 

Preeklampsia

Terlalu banyak tekanan pada vena cava bisa meningkatkan risiko preeklampsia atau tekanan darah tinggi saat hamil. Gejala preeklampsia di antaranya sakit kepala, kelahiran prematur, atau kematian janin.

 

Menghambat Pertumbuhan Janin dan Berat Badan Lahir Bayi Rendah

Tidur telentang di usia kehamilan 30 minggu atau ketika sudah memasuki trimester ketiga bisa menekan vena cava, sehingga menghambat aliran darah, dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin. 

 

Pertumbuhan janin yang terhambat bisa menyebabkan berat badan lahir bayi rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko gangguan pernapasan dan penyakit kuning. 

 

Kematian Janin

Penelitian menemukan bahwa tidur telentang saat hamil, khususnya setelah usia kehamilan memasuki usia 28 minggu, meningkatkan risiko kematian janin dalam kandungan. Tidur telentang meningkatkan risiko stres pada janin, sehingga juga meningkatkan risiko kematian janin. 

 

Baca juga: Mums, Jangan Salah Pilih, Begini Cara Tepat Memilih Rumah Sakit untuk Melahirkan!

 

Sumber:

VeryWellFamily. Can I Sleep On My Back While Pregnant?. Oktober 2021.
Silver, RM, et al. Prospective evaluation of maternal sleep position through 30 weeks gestation and adverse pregnancy outcomes. Obstetrics & Gynecology. 2019.
Cronin RS, Li M, Thompson JMD, et al. An individual participant data meta-analysis of maternal going-to-sleep position, interactions with fetal vulnerability, and the risk of late stillbirth. EClinicalMedicine. 2019.