Indonesia memang surganya makanan enak. Sayur dan buah yang mungkin biasanya Mums tak suka makan, dapat lebih nikmat dikonsumsi jika diolah menjadi asinan sayur atau buah. Namun, tunggu dulu, memangnya ibu hamil boleh makan asinan? Intip infonya di sini, yuk!

 

Kenapa Bumil Ngidam?

Keinginan untuk makan makanan tertentu atau biasa diistilahkan sebagai ngidam, memang jadi bagian yang tak terpisahkan selama masa kehamilan. Bentuknya pun macam-macam, mulai dari makanan manis, gurih, unik, langka, hingga yang diproses, seperti asinan. Bahkan tak jarang, ngidam ini dikaitkan dengan prediksi jenis kelamin bayi.

 

Menilik penyebabnya, besar kemungkinan ngidam merupakan efek hormonal. Hormon kehamilan, seperti estrogen, atau perubahan hormon lainnya memengaruhi indra penciuman dan rasa. Sebuah studi melaporkan bahwa 76% wanita hamil memiliki kepekaan terhadap bau dan rasa yang tidak normal. Sementara 26% mengalami penurunan sensitivitas garam.

 

Itulah mengapa rasa makanan selama Mums hamil bisa berbeda dari sebelumnya. Nah, makanan tertentu, misalnya acar, dapat memuaskan indra perasa atau penciuman ibu hamil yang meningkat, sehingga membuat Mums menginginkan makanan seperti asinan. 

 

Selain itu, ngidam dikatakan sebagai respons alami tubuh yang pulih dari nafsu makan yang buruk dan mual-muntah selama trimester pertama. Diperkirakan pula bahwa perubahan sensorik ini terjadi untuk melindungi ibu hamil dari makanan yang berpotensi beracun.

 

Bukan hanya hormonal, ada pula teori yang mengatakan bahwa ngidam berasal dari bagaimana kebiasaan makan seseorang. Persepsi seorang ibu hamil tentang mengidam dikatakan berkaitan dengan budaya. Pasalnya, budaya yang lekat dari lahir hingga dewasa memainkan peran kuat pada kebiasaan dan selera makan seseorang.

 

Sebagai gambaran, makanan yang paling sering diinginkan ibu hamil di Amerika adalah es krim dan asinan, wanita di Jepang dilaporkan paling banyak menginginkan nasi, dan pada budaya kita biasanya ibu hamil kepingin makan mangga muda.

 

Selain itu, ada pula yang mengaitkan ngidam dengan kecenderungan tubuh kekurangan suatu nutrisi tertentu. Memang benar bahwa kebutuhan nutrisi tertentu berubah selama kehamilan. Misalnya, kebutuhan zat besi meningkat menjadi 27 mg per hari untuk mendukung perkembangan janin. Begitu pula kebutuhan seng, folat, yodium, dan protein yang ikut meningkat. Sayangnya, teori ini masih perlu didukung dengan bukti yang lebih kuat. 

 

Baca juga: Bagaimana ya, Cara Menghilangkan Stretch Marks Membandel yang Telanjur Putih?

 

 

 

Bolehkah Bumil Makan Asinan?

Jika dihadapkan pada pertanyaan seperti ini, tentu kita perlu melihat dulu apa saja kandungan nutrisi di dalamnya. Mums bisa mendapatkan asupan vitamin dan mineral dari sayur dan buah yang dijadikan asinan, walau tidak sama maksimalnya dibandingkan mengonsumsi sayuran serta buah dalam bentuk aslinya.

 

Asinan mengandung vitamin seperti vitamin K untuk membantu pembekuan darah dan menjaga tulang kuat. Asinan juga mengandung vitamin C yang dapat mendukung pertumbuhan jaringan dan perkembangan kekebalan tubuh.

 

Namun perlu diingat, sudah jelas dari namanya, asinan merupakan salah satu makanan dengan kandungan natrium yang tinggi. Natrium sendiri adalah mineral penting untuk menyeimbangkan cairan di dalam tubuh. Namun, kelebihan natrium dapat menyebabkan retensi air dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi selama kehamilan.

 

Rasa asam pada asinan yang berasal dari cuka masak atau cuka putih juga perlu dibatasi. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan asam bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, mengacaukan pencernaan, hingga merusak kesehatan gigi. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi asinan juga bisa meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan.

 

Perlu diperhatikan pula apa jenis asinannya. Seperti yang Mums tahu, ada asinan sayur dan asinan buah. Pada umumnya, asinan sayur menggunakan sayuran mentah, seperti tauge, sawi putih, mentimun, wortel, dan selada. Tentu saja tergolong tak aman bila Mums mengonsumsi makanan mentah selama hamil karena berisiko terkena infeksi bakteri E.coli, yang dapat menyebabkan keracunan makanan, infeksi saluran kemih, dan penyakit pernapasan. Sementara asinan buah tergolong lebih aman karena terbuat dari potongan buah yang memang aman untuk dimakan secara langsung asalkan telah dicuci bersih.

 

Jadi bisa disimpulkan, makan asinan selama hamil boleh saja dan tidak akan membahayakan Mums maupun janin. Dengan catatan, pilih asinan buah daripada sayur, serta dikonsumsi dalam jumlah terbatas dan frekuensi yang wajar agar tidak menimbulkan masalah kesehatan. 

 

Baca juga: Waspadai Penyakit yang Sering Menyerang Bayi Baru Lahir

 

Akan tetapi, bagaimana ya jika keinginan makan asinan tidak bisa dikendalikan? Ada 3 strategi yang bisa Mums coba, yaitu:

  1. Strategi kontekstual: Jauhkan makanan yang Mums idamkan dari jangkauan dan singkirkan diri dari lingkungan di mana Mums mungkin menemukan makanan yang diinginkan.
  2. Strategi perilaku: Makanlah lebih sering untuk menghindari rasa lapar, minum lebih banyak air, dan ganti makanan yang diidamkan dengan pilihan yang lebih sehat. Jika sudah tak tertahankan, cukup mencicipi dan makan sedikit makanan yang diidamkan. Ini bisa Mums lakukan dengan cara berbagi makanan bersama suami.
  3. Strategi psikologis: Dilakukan dengan menyibukkan diri ataupun fokus pada pemikiran tertentu. Terus sibuk dapat mengalihkan perhatian Mums dari ngidam makanan tertentu. Mums juga dapat mempertimbangkan kalau memanjakan diri dengan makanan yang kurang sehat bisa berdampak pada kesehatan Mums serta bayi.

 

Kembali lagi, ngidam merupakan hal yang normal dari kehamilan. Meskipun tidak apa-apa untuk memuaskan keinginan, pastikan Mums memiliki kontrol diri agar tidak berlebihan mengonsumsinya. (AS)

 

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Bantal Hangat Pereda Nyeri?

 

Referensi

Healthline. Pregnant Woman Crave Pickles

First Cry. Eating Pickles

Forbes Health. Pregnancy Cravings

Medical News Today. Raw Food

Mom Junction. Vinegar During Pregnancy