Diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah tinggi. Jadi, menjalani diet sehat sangat penting untuk mengontrol kondisinya. Tapi, tidak mudah bagi penderita diabetes untuk memutuskan makanan apa yang bisa dikonsumsi dan yang perlu dihindari. 

 

Jamur merupakan makanan rendah karbohidrat dan gula. Namun, bolehkah penderita diabetes makan jamur? Boleh-boleh saja, jamur juga dianggap memiliki bahan anti-diabetes. Untuk tahu lebih jelas tentang jamur untuk penderita diabetes, baca penjelasan di bawah ini, ya!

 

Baca juga: Tak Hanya Diabetes, Ini 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan!
 

Kandungan Nutrisi Jamur

Ada banyak jenis jamur, seperti jamur kuping, jamur shiitake, jamur payung, dan lainnya. Meskipun jenis dan rasanya beragam, semua jamur tersebut memiliki kandungan nutrisi yang serupa. Semuanya rendah gula dan lemak.

 

Satu cangkir (70 gram) jamur mentah memiliki kandungan nutrisi sekitar:

  • Kalori: 15
  • Karbohidrat: 2 gram
  • Gula: 1 gram
  • Protein: 2 gram
  • Lemak: 0 gram
  • Vitamin B2 (riboflavin); 22% dari rekomendasi asupan harian
  • Vitamin B3 (niacin): 16% dari rekomendasi asupan harian
  • Selenium: 12% dari rekomendasi asupan harian
  • Fosfor: 5% dari rekomendasi asupan harian

 

Baca juga: Diet Khusus ini Bisa Membuat Normal Gula Darah
 

Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Jamur

Indeks glikemik dan beban glikemik ada dua sistem klasifikasi yang dapat membantu mengevaluasi bagaimana makanan-makanan yang mengandung karbohidrat memengaruhi kadar gula darah.

 

Kedua sistem klasifikasi ini penting untuk penderita diabetes. Metode indeks glikemik menilai makanan dalam skala 0-100 untuk menunjukkan bagaimana suatu makanan memengaruhi kadar gula darah. Skala indeks glikemik dibagi menjadi tiga kategori:

  • Rendah: 1-55
  • Sedang: 56-69
  • Tinggi: 70-100

 

Makanan rendah indeks glikemik kemungkinan besar akan meningkatkan kadar gula darah secara perlahan. Sementara itu, makanan dengan indeks glikemik tinggi akan meningkatkan kadar gula darah secara drastis dan cepat.

 

Sementara itu, sistem beban glikemik juga dikategorikan menjadi tiga:

  • Rendah: 10 atau kurang dari 10
  • Sedang: 11-19
  • Tinggi: 20 ke atas

 

Makanan dengan beban glikemik rendah menunjukkan bahwa makanan tersebut hanya sedikit memengaruhi kadar gula darah. Sementara itu, makanan dengan indeks glikemik tinggi menunjukkan bahwa makanan tersebut dapat memengaruhi kadar gula darah secara signifikan.

 

Jamur tergolong sebagai sayuran putih seperti bawang bombay dan bawang putih. Jamur memiliki nilai indeks glikemik rendah, yaitu 10-15. Nilai beban glikemik jamur dalam porsi kurang dari 1 cangkir kurang dari 1. Ini artinya, jamur tidak akan meningkatkan kadar gula darah secara drastis.

 

Baca juga: Aman untuk Gula Darah, Inilah 5 Jenis Tepung Pengganti Terigu
 

Bolehkah Penderita Diabetes Makan Jamur?

Boleh-boleh saja. Bahkan, jamur memiliki manfaat untuk diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi diet yang kaya sayuran seperti jamur dan makanan kaya vitamin lain dapat membantu mencegah diabetes gestasional. 

 

Jamu mengandung senyawa bioaktif yang disebut polisakarida, senyawa ini memiliki bahan anti diabetes. Penelitian pada hewan yang memiliki diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa polisakarida bisa menurunkan kadar gula darah, meningkatkan resistensi insulin, dan mengurangi kerusakan jaringan pankreas.

 

Selain itu, serat larut air yang ada di dalam jamur juga memperlambat pencernaan dan penyerapan gula dalam tubuh, sehingga dapat membantu mengontrol kadar gula darah setelah makan.

 

Polisakarida juga bisa menurunkan kadar kolesterol darah, sehingga membantu mengurangi risiko komplikasi penyakit jantung dan stroke pada penderita diabetes. Namun, menurut ahli masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana jamur bermanfaat untuk diabetes.

 

 

Sumber:

Healthline. Are Mushrooms Good for People with Diabetes?. Januari 2020.
International journal of biological macromolecules. Alkali-soluble polysaccharides from mushroom fruiting bodies improve insulin resistance. Desember 2018.