Kesehatan, asupan makanan, pertumbuhan anak semua tergantung dari apa yang diberikan oleh orang tuanya. Namun ada beberapa kondisi pada anak yang memang sudah ada saat  dalam kandungan atau sejak lahir. Seiring dengan pertumbuhan bayi, ada salah satu jenis kelainan yang terjadi pada kaki bayi.

Ada beberapa anak dengan kondisi kelainan pada kaki yang dapat sembuh dengan sendirinya namun ada pula yang bertahan hingga usia anak 9 atau 10 tahun. Berikut beberapa kondisi kelainan pada kaki anak yang umum terjadi:

Baca juga: 3 Kelainan Trisomi yang Harus Diketahui Ibu Hamil!

 

  1. Bentuk Kaki O (Genu Varum)

Kondisi ini dapat terjadi pada bayi maupun balita dan anak dengan berbagai macam penyebab. Biasanya pasien akan menunjukkan gejala lutut yang menjorok ke samping dan dengan gaya berjalan yang tidak stabil. Hal itu mungkin berkaitan dengan telapak kaki yang masuk ke dalam serta masalah pada pinggul dan kaki. Masalah juga bisa terjadi pada perbedaan fungsional panjang tungkai

Terdapat beberapa penyebab kaki anak berbentuk O, diantaranya:

  • Pertumbuhan, seiring dengan pertumbuhan anak, keselarasan tulang dapat berubah sehingga menyebabkan penampilan yang tidak biasa pada umur tertentu. Sudut lutut biasanya memuncak sekitar usia 18 bulan dan secara bertahap kembali ke bentuk normal
  • Penyakit blount, kondisi ini terjadi dimana lempeng di bagian atas tulang kering (tibia) tumbuh secara abnormal. Kondisi ini umumnya dialami oleh remaja, namun pada anak-anak biasanya kondisi kaki akan kembali normal seiring pertumbuhannya
  • Rakhitis, kondisi ini termasuk penyebab yang jarang terjadi di negara maju. Rakhitis umumnya disebabkan oleh kekurangan gizi
  • Osteoarthitis, kondisi yang dapat mengikis tulang rawan dan tulang sekitar sendi lutut. Jika kikisan lebih cenderung di dalam sendi lutut, maka kaki O akan semakin terbentuk.

 

  1. Bentuk Kaki X (Genu Valgum)

Bentuk kaki pada kondisi ini biasanya posisi dengkul saling bertemu dan betis hingga telapak kaki mengarah keluar. Ada beberapa penyebab seseorang mengalami bentuk kaki X, diantaranya:

  • Osteomileitis, infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tertentu
  • Rematik, disebabkan oleh nyeri sendi
  • Osteochondroma, kondisi ini menyebabkan kecacatan bentuk dalam perkembangan tulang seseorang. Hal ini disebabkan oleh perkembangan tumor tulang jinak yang berkembang di sekitar ujung tulang panjang
  • Arthritis, Kondisi ini menyebabkan perubahan radang dalam sendi. Penyebab penyakit kronis ini diyakini karena mekanisme autoimun
  • Osteodistrofi ginjal, penyakit tulang yang terjadi karena ginjal tidak dapat mempertahankan jumlah fosfor dan kalsium di dalam darah
  • Cedera tulang kering, cedera ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kaki berbentuk X
  • Obesitas
  • Multiple epiphyseal dysplasia (MED). Ini adalah suatu kondisi yang menyebabkan kelainan pada tulang rawan dan tulang pengembangan di sekitar ujung tulang panjang dalam lengan dan kaki

 

  1. Flat Feet

Semua bayi pada umumnya dilahirkan dengan kondisi telapak kaki yang datar (flat feet). Kondisi ini dipengaruhi oleh bentuk tulang dan otot penyusun telapak kaki. Bayi dan anak-anak normal untuk memiliki kondisi tersebut dikarenakan masih dalam masa perkembangan otot kaki, sehingga kondisi flat feet baru memicu timbulnya masalah jika masih terjadi pada remaja dan dewasa. Bentuk ini akan bertahan hingga bayi berusia 5 tahun kemudian akan kembali ke bentuk normal.

Namun, jika Mums khawatir dengan kondisi kaki bayi dengan kaki datar, Mums bisa berkonsultasi ke dokter. Selain itu, ada alternatif lain seperti memberikan sol sepatu yang dimasukkan ke dalam sepatu anak agar terbentuk arch. Arch adalah bagian telapak kaki yang melengkung agar berat badan anak tertopang rata di kedua telapak kakinya.

Baca juga: Cermat Memilih Sepatu Bayi

 

  1. Talipes (Club Foot)

Talipes adalah kelainan pada kondisi kaki bayi yang menunjuk ke bawah dan terputar ke dalam. Kelainan ini menyebabkan penderitanya berjalan pada anklenya bukan pada kaki. Kasus ini terjadi karena kurang sempurnanya kondisi janin di kehamilan trimester pertama sehingga terjadi kompresi dalam kandungan, maupun kelainan otot dan sendi serta adanya kelainan genetik.

Penanganan yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan gips panjang selama 2 sampai 3 minggu saat bayi baru lahir atau sekitar usia 2 hingga 3 bulan.

 

  1. Perbedaan Panjang Tungkai

Dampak perbedaan panjang tungkai pada anak akan muncul dalam jangka panjang, misalnya anak akan menjadi sulit berjalan dan nyeri punggung di bagian bawah. Untuk dapat mengetahui kondisi perbedaan panjang tungkai, Mums dapat melihatnya saat anak sedang tidur dengan kondisi terlentang, samakan kakinya. Kemudian amati perbedaan panjang dan pendeknya.

Jika perbedaan kakinya hanya 2 cm, tidak perlu ada penanganan. Namun jika panjangnya lebih dari 2 hingga 5 cm, anak akan diberikan sepatu khusus (shoe lift). Dan jika kaki anak lebih panjang dari 5 cm, biasanya akan dilakukan operasi untuk memotong tulang yang lebih panjang.

 

  1. Kaki Melengkung

Kondisi kaki melengkung biasanya disebabkan oleh posisi bayi saat di dalam rahim. Setelah ia mulai bisa berjalan, pada usia sekitar 9-17 bulan, tulang-tulang kakinya mulai berubah karena kaki digunakan untuk menyokong tubuh si kecil. Biasanya setelah 6 bulan, si kecil akan mempunyai kaki yang normal dan lurus. Namun ada pula kondisi kaki melengkung pada bayi yang terjadi hingga bayi balita atau anak-anak. Apabila setelah bisa berjalan bentuk kaki anak masih melengkung, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Apa Saja yang Terjadi pada Bayi Dalam Kandungan?

 

Kelainan kaki pada anak memiliki banyak faktor dan penyebabnya, salah satunya adalah pola makan dan gaya hidup Mums saat mengandung. Apabila sedang mengandung, sebaiknya hindari lingkungan yang terkena asap rokok dan hindari merokok. Selain dapat membuat kaki bayi tumbuh melengkung, merokok juga dapat membuat mata si kecil juling. (AD)