Siapa sih yang enggak suka makan mi instan? Enggak cuma enak, mi instan juga murah lagi. Kalau dompet lagi kosong tapi kepingin makan enak, mi instan pasti jadi pilihan. Namun meskipun murah, enak, dan mudah dibuat, ada banyak kontroversi terkait dampak kesehatan mengonsumsi mi instan. Berikut penjelasannya!

Baca juga: Apakah Mi Instan Aman Dikonsumsi Terus-Menerus?

 

Mi Instan Meningkatkan Berat Badan 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi mi instan tidak baik untuk kesehatan jantung dan berat badan, terutama pada wanita. Penelitian tersebut diadakan di Korea Selatan, negara dengan konsumsi mi instan tertinggi di dunia.

 

Penelitian dilakukan pada 10.711 peserta. Mereka diminta mengonsumsi 2 jenis makanan dalam diet mereka, yaitu makanan sehari-hari, seperti ikan, nasi, sayuran, dan daging, serta makanan cepat saji. Kedua jenis makanan tersebut tidak menyebabkan masalah metabolisme (obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gula darah).

 

Namun, peserta yang mengonsumsi mi instan setidaknya 2 kali dalam seminggu terbukti mengalami masalah metabolisme. Tidak masalah makanan apapun yang dikonsumsi, jika mereka sering mengonsumsi mi instan, ada peningkatkan risiko 68 persen terkena sindrom atau masalah metabolisme.

 

Menurut majalah Time, wanita cenderung lebih terkena dampak ini karena kemasan mi instan mengandung zat kimia BPA yang bisa memengaruhi kadar estrogen wanita. Selain itu, tubuh wanita juga lebih sensitif terhadap efek karbohidrat, sodium, dan lemak jenuh, terutama wanita yang sudah menopause. Lalu, apa benar zat-zat tersebut ada pada mi instan? Berikut penjelasan tentang kandungan zat di dalam mi instan.

Baca juga: Pengalaman Makan Mie Instan Kebanyakan Bumbu

 

Nutrisi dan Bahan-Bahan Kandungan Mi Instan

Bahan-bahan utama di dalam mi instan antara lain terigu, garam, dan minyak kelapa sawit. Bumbu mi instan biasanya mengandung garam, perasa, dan MSG. Bagaimana dampak bahan-bahan tersebut pada kesehatan Kamu? Ini penjelasannya.

 

Walaupun mungkin ada perbedaan antara merek mi instan satu dengan yang lainnya, rata-rata semuanya memiliki jumlah nutrisi yang sama. Kebanyakan mi instan cenderung rendah kalori, rendah serat, rendah protein, dengan kandungan lemak, karbohidrat, dan sodium yang tinggi.

 

Mi Instan Rendah Kalori, Serat, dan Protein

Jika dibandingkan dengan nasi, mi instan memang memiliki kalori yang lebih besar. Namun ketimbang jenis makanan lain seperti pasta, mi instan cenderung memiliki kalori yang lebih rendah. Lalu kalau kalorinya rendah, berarti boleh mengonsumsi mi instan kalau sedang diet, dong? Penting bagi Kamu untuk mengetahui bahwa mi instan memiliki kadar serat dan protein yang rendah. Alih-alih menjaga atau menurunkan, berat badan malah bertambah.

 

Protein bisa meningkatkan rasa kenyang dan menurunkan rasa lapar. Serat baik untuk melancarkan sistem pencernaan. Karena keduanya rendah di mi instan, ketika mengonsumsinya Kamu akan cepat lapar dan menghambat pencernaan. Jadi meskipun kalorinya cenderung lebih rendah ketimbang beberapa jenis makanan lainnya, berat badan Kamu tetap akan naik kalau terlalu sering makan mi instan.

 

Mi Instan Mengandung Nutrisi Mikro Penting 

Eits, jangan langsung menganggap mi instan musuh. Meskipun memiliki kadar, serat, dan protein yang rendah, mi instan mengandung beberapa nutrisi mikro, seperti zat besi, mangan, asam folat, dan vitamin B. Di Indonesia khususnya, banyak mi instan yang diperkaya dengan vitamin dan mineral, termasuk zat besi.

 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi susu dan mi instan yang diperkaya oleh zat besi dapat mengurangi risiko anemia. Selain itu, beberapa mi instan dibuat menggunakan terigu yang diperkaya oleh nutrisi, sehingga dapat meningkatkan nutrisi mikro tanpa mengubah rasa atau tekstur mi instan.

 

Mi Instan Mengandung MSG 

Kebanyakan mi instan mengandung MSG, penyedap rasa yang utamanya digunakan dalam makanan olahan. Meskipun BPOM ataupun badan pengawas obat dan makanan lainnya di dunia menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, potensi efeknya pada kesehatan masih kontroversial.

 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG secara banyak bisa meningkatkan berat badan, bahkan meningkatkan tekanan darah, sakit kepala, dan mual. Namun, ada juga beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi MSG yang wajar dengan kenaikan berat badan.

 

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi MSG yang terlalu berlebihan berdampak negatif pada kesehatan otak. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa MSG bisa menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak yang matang. Namun, efeknya dianggap sangat kecil pada kesehatan otak.

 

Mi Instan Mengandung Sodium Tinggi

Satu bungkus mi instan mengandung sekitar 2.700 mg sodium. Kadar tersebut tentunya sangat tinggi ketimbang jumlah maksimum sodium yang harusnya dikonsumsi seseorang perhari, yaitu 2.000-2.400 mg. Konsumsi sodium yang tinggi bisa menimbulkan efek negatif pada seseorang, terutama mereka yang sensitif terhadap garam. Kalau Kamu sensitif terhadap garam, konsumsi sodium dengan jumlah sebanyak itu bisa meningkatkan tekanan darah.

 

Penelitian juga mengungkapkan, pengurangan konsumsi sodium pada penderita tekanan darah tinggi berdampak pada penurunan tekanan darah sistolik. Sedangkan penelitian lainnya menunjukkan bahwa efek jangka panjang pengurangan konsumsi sodium menurunkan risiko masalah kardiovaskular hingga 30 persen.

 

Jadi Kesimpulannya…

Kamu boleh-boleh saja makan mi instan, tapi jangan terlalu sering. Praktisi Gizi Klinik dan Olahraga, Rita Ramayulis, DCN, M. Kes., seperti dikutip dari Mother&Baby, mengatakan kalau sah-sah saja mengonsumsi mi instan asalkan sesuai batas. Mi instan memang mengandung karbohidrat, namun seratnya sedikit. Jadi, efek jangka panjang terlalu sering mengonsumsi mi instan adalah obesitas dan hipertensi.

 

“Jika ingin mengonsumsi mi instan, usahakan untuk tidak menggunakan bumbunya atau gunakan setengahnya saja. Jangan lupa tambahkan sayur ke dalamnya, karena kalium yang terdapat di dalam sayur berfungsi sebagai penyeimbang. Setelah itu, makanlah 1 buah,” saran Rita.

Baca juga: 4 Berita Hoax Seputar Makanan yang Telah Diklarifikasi BPOM

 

Sudah jelas kan penjelasan tentang mi instan yang enak banget itu? Jadi Kamu boleh saja makan mi instan, tapi jangan terlalu berlebihan ya. Lebih baik hindari efek jangka panjang dari konsumsi mi instan mulai dari sekarang. (UH/AS)