Saat sedang masa tumbuh-kembang, berbagai macam penyakit dapat menyerang anak dengan mudah. Ini dikarenakan sistem ketahanan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Namun penyakit bukan hanya didapat dari makanan yang tercemar atau genetik yang diturunkan oleh orang tua saja, polusi udara juga bisa menjadi penyebab seorang anak terjangkit penyakit.

 

Polusi udara atau polutan bukan hanya membahayakan paru-paru anak yang sedang berkembang, tetapi juga bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Dilansir dari nationalgeographic.co.id, hampir 1 dari 7 anak di dunia, terutama di Asia Selatan, hidup di lingkungan yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi.

 

Direktur eksekutif UNICEF, Anthony Lake, mengatakan bahwa polusi udara adalah faktor kematian utama yang terjadi pada 600 ribu anak berusia kurang dari 5 tahun. Selain itu, sekitar 300 juta anak dan 220 juta di antaranya tinggal di Asia Selatan, yakni tinggal di lingkungan yang tingkat polusi udaranya 6 kali melebihi standar internasional yang diatur oleh WHO.

Baca juga: Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan

 

Sekarang ini, sangat sulit mendapatkan udara bersih yang terbebas dari polutan, terlebih lagi bagi keluarga yang tinggal di perkotaan. Kondisi jalan yang semakin padat akibat banyaknya kendaraan bermotor yang melintas, membuat kadar pencemaran udara semakin tinggi. Selain itu, saat ini di pinggiran kota juga dipenuhi dengan pabrik yang banyak mengeluarkan asap ke udara. Hal ini menambah buruk pencemaran udara.

 

Dampak Pencemaran Udara pada Anak

Pencemaran udara bukan hanya terjadi di perkotaan saja. Bagian kota lain yang terdapat banyak pabrik juga cenderung berbahaya, apalagi bagi anak-anak. Ada beberapa kondisi yang memungkinkan mengapa pencemaran udara lebih berdampak negatif bagi anak-anak, yaitu:

  • Anak bisa mengalami asma.
  • Mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
  • Perkembangan paru-paru, sistem kekebalan tubuh, dan otak anak belum sempurna hingga usia 6 tahun, sehingga polusi udara yang dihirup setiap hari dapat berdampak buruk.
  • Lapisan sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan sangat mudah ditembus selama periode usia kurang dari 6 tahun.
  • Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak memiliki luas permukaan paru-paru yang lebih besar dari berat badan mereka, serta bernapas 50 persen lebih banyak udara per kilogram berat badan.
  • Pada beberapa kasus, bagi anak yang kondisi pernapasannya sudah memburuk, fungsi paru-paru berkurang dan menimbulkan batuk kronis hingga bronkitis kronis.
  • Beberapa penelitian menemukan bahwa anak yang terpapar oleh pencemaran udara lebih sering cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang rendah atau IQ rendah.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi Udara Dingin

 

Pencemaran udara memang lebih banyak terjadi di luar rumah. Apalagi saat anak sudah mulai sering melakukan aktivitas di luar rumah, seperti bermain atau menghadiri preschool. Namun, polusi udara ternyata bukan hanya berasal dari luar rumah saja, tetapi bisa juga dari dalam rumah.

 

Apa Itu Polusi Udara dalam Rumah?

Kontaminasi udara di dalam rumah umumnya disebabkan oleh udara yang berasal dari luar rumah juga, misalnya udara yang masuk karena membuka jendela. Selain itu, gas yang dilepaskan dari perabot dan benda-benda di dalam rumah juga berperan menimbulkan pencemaran udara.

 

Melalui medium tersebut, bisa timbul bakteri pada udara di dalam ruangan. Hal itu menyebabkan seseorang, apalagi anak-anak, bisa dengan mudah terserang legionnaire. Penyakit ini tergolong ke dalam pneumonia yang parah, karena peradangan paru-paru disebabkan oleh bakteri Legionella. Penyebabnya adalah menghirup udara yang terkontaminasi bakteri.

 

Untuk menghindari timbulnya bakteri yang bisa menyebabkan legionnaire, Mums dan Dads harus mengetahui sumber polusi berada, seperti:

  • Karpet dan mebel baru

Karpet baru umumnya mengandung volatile organic compounds (VOC), yang dapat membahayakan kesehatan, terutama pada anak-anak pengidap asma dan alergi. Sebelum digunakan, sebaiknya karpet dan mebel dijemur dulu selama sehari penuh di luar rumah. Hal ini bisa mencegah berkembangnya VOC di dalam rumah

  • Penyejuk dan pengharum ruangan

AC juga bisa menyebabkan timbulnya polusi, karena sering digunakan. Jika AC tidak sering dibersihkan, akan menyebarkan bakteri dan virus dari bersin dan batuk yang ditangkap AC. Untuk itu, rajinlah membersihkan AC. Begitu pula dengan pengharum ruangan yang sering digunakan. Pengharum ruangan bisa berdampak buruk bagi kesehatan, yaitu menyebabkan pusing dan asma.

 

Selain itu, gas, kompor, asap rokok, dan cat dinding yang masih baru juga bisa mengeluarkan bakteri jika aromanya langsung terhirup hidung. Untuk itu, hindari anak-anak dari perabot rumah yang masih mengeluarkan aroma kuat. Selalu berikan anak masker, agar setidaknya terlindung dari paparan polutan secara langsung.

Baca juga: 4 Manfaat Menghirup Udara Segar bagi Kesehatan Tubuh

 

Anak juga harus diajari jika ingin batuk atau bersin, ia harus menutup mulutnya di manapun ia berada. Begitu pula jika ia berada di lingkungan yang terdapat orang yang sedang batuk maupun bersin. Usahakan agar ia menghindar dari orang tersebut. (AD/AS)