Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang tidak datang dengan tiba-tiba. Seperti halnya penyakit tidak menular lain seperti penyakit jantung, stroke, atau hipertensi, perjalanan penyakit diabetes tipe 2 cukup panjang. Diawali dengan kondisi yang disebut resistensi insulin, berlanjut pada tahap prediabetes dan akhirnya menjadi diabetes tipe 2.

 

Mengenal proses perjalanan penyakit diabetes sejak dini sangat penting terutama bagi orang-orang yang berisiko, yaitu orang yang memiliki keturunan diabetes di keluarga, gemuk dan memiliki gaya hidup tidak sehat. Mengapa? Karena diabetes tipe 2 sangat bisa dicegah, asalkan Kamu tahu perjalanan penyakit ini,

 

Biasanya proses perkembangan dari prediabetes hingga akhirnya menjadi diabetes melitus tipe 2 berawal dari ketidaktahuan penderita. Mereka tidak aware ketika tubuhnya sudah mengalami resistensi insulin. Hal ini karena resistensi insulin memang tidak bergejala, Sehingga kerap diabaikan dan tetap melakukan gaya hidup tidak sehat, tidak pernah olahraga, tetap menggemari makanan junkfoods, doyan sekali makan manis dan lain-lain.

Baca juga: Gula Darah Naik Belum Tentu Diabetes
 

Berikut penjelasan lengkap tentang tahap-tahap perjalanan penyakit diabetes:

 

1. Resistensi insulin

Insulin adalah hormon yang membawa glukosa memasuki dinding sel tubuh. Insulin ini ibarat kunci yang memungkinkan gula dapat masuk ke sel tubuh. Pada dinding sel tubuh, terdapat sebuah pintu yang membolehkan insulin untuk masuk, disebut reseptor insulin.

 

Jika seseorang mengalami resistensi insulin ini berarti pintu masuk tersebut tidak peka atau sensitif atas kedatangan insulin. Gula tidak dapat masuk ke sel dan menumpuk di darah mengakibatkan kenaikan kadar gula darah.

 

Penyebab resitensi insulin:

Penyebab resitensi insulin yang utama adalah lemak. Pada orang yang mengalami kegemukan, lemak badan memproduksi hormon yang berlawanan dengan cara kerja insulin yang disebut adipositokin. Sel lemak yang lebih banyak memproduksi hormon adipositokin adalah tumpukan lemak yang berada di perut dan pinggang. Jadi itulah sebabnya ukuran lingkar pinggang saat ini menjadi faktor risiko tinggi terjadinya resistensi insulin.

Baca juga: Kapan Insulin Mulai Diberikan?
 

2. Prediabetes

Setelah bertahun-tahun mengelami resistensi insulin, maka kondisi berkembang menjadi prediabetes, yaitu "pra-diagnosis" diabetes. Kamu dapat menyebutnya sebagai tanda peringatan, alarm, atau tanda bahaya akan kehadiran diabetes dalam 5-10 tahun ke depan. Seseorang disebut prediabetes jika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes.

 

Prediabetes merupakan indikasi kuat bahwa Kamu akan memiliki diabetes tipe 2 jika Kamu tidak mengubah gaya hidup Kamu. Pada tahapan prediabetes ini sudah ditemukan gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerence/IGT), yang bisa dideteksi dengan dua tes:

  • Tes kadar gula puasa.

 Tes ini dilakukan setelah delapan jam puasa, biasanya dilakukan di pagi hari. Jika kadar gula darah kamu antara 100 dan 125 mg/dL, Kamu sudah masuk kondisi   pradiabetes. Dokter mungkin akan menggunakan istilah "glukosa puasa yang terganggu" yang merupakan istilah lain untuk prediabetes saat didiagnosis dengan  tes glukosa puasa. Jika kadar gula puasa di atas 126mg /dL Kamu sudah langsung divonis diabetes.

  • Uji toleransi glukosa oral (OGTT), yaitu tes lain yang digunakan untuk mendiagnosis pradiabetes. Dokter akan memberikan petunjuk bagaimana persiapan sebelum tes, yaitu untuk tidak makan apapun selama delapan jam sebelumnya,mirip dengan tes gula darah puasa.

 

Diabetes

Ini adalah akhir dari perjalanan berkembangnya diabetes. Kamu dinyatakan Diabetes setelah terbukti, melalui pemeriksaan kadar gula darah sewaktu berada pada kisaran > 200 mg/dL, atau ≥126 mg/dL untuk kadar gula darah puasa, dan kadar gula darah 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram ada di kisaran ≥ 200 mg/dL.

 

Jika hasilnya seperti itu maka dapat dipastikan Kamu menderita diabetes. Jika kadar gula sewaktu masih ada di kisaran 140-199 mg/dL, Kamu masih menderita gangguan toleransi glukosa. 

Baca juga: Lebih dari Separuh Penderita Gagal Ginjal Disebabkan Diabetes
 

Ketika sudah terdiagnosis diabetes, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, pun untuk membalikkannya ke normal. Nasi sudah menjadi bubur. Yang bisa kamu lakukan adalah mengendalikan gula darah agar tetap normal dengan segala upaya, antara lain minum obat, diet, olahraga, dan lain-lain. Dengan begitu, Kamu tidak akan mengalami komplikasi yang berbahaya seperti penyakit jantung, kebutaan, atau amputasi karena luka di kaki.

 

Dengan mengetahui tahap perjalanan penyakit diabetes tipe 2, Kamu dapat melakukan pencegahan sejak dini. Kondisi prediabetes sangat bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi diabetes. Cukup dengan menurunkan berat badan, mengurangi makanan tinggi gula dan kalori, aktif berolahraga, dan cek gula darah teratur jika ada riwayat diabetes di keluaramu. (AY)