Program bayi tabung adalah salah satu cara yang dikembangkan untuk membantu pasangan yang kesulitan dalam memiliki anak. Sulitnya memiliki anak dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak serta-merta hanya disebabkan oleh satu hal. Proses genetik, anatomi, kualitas organ, dan hormonal memiliki peran penting dalam proses reproduksi.

 

Bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang memiliki program bayi tabung di Jakarta, saya beberapa kali bertemu dengan pasien-pasien yang sedang menjalani program tersebut.

 

Di sini, saya tidak akan berbicara mengenai tahapan proses bayi tabung, tetapi lebih berbagi mengenai apa yang sering kali saya temukan pada pasien-pasien dengan program bayi tabung.

 

Melakukan Program Bayi Tabung

Pasangan suami istri disebut infertil jika gagal memiliki anak dalam jangka waktu 12 bulan berhubungan, tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Biasanya setelah rentang waktu tersebut, mereka akan berkonsultasi untuk mengevaluasi penyebab infertilitas. Pada wanita, ada beberapa penyebab infertilitas, di antaranya:

 

Hal yang Mengganggu Fertilitas Wanita - GueSehat.com

 

Namun, tidak sedikit juga saya bertemu dengan pasangan suami istri yang sedang mengikuti program hamil, walaupun belum masuk kategori infertilitas. Biasanya mereka melakukan skrining dan mengatur nutrisi untuk mempersiapkan kehamilan.

 

Evaluasi yang dilakukan antara lain gangguan ovulasi, adanya penyakit lain yang dipengaruhi oleh hormonal, kerusakan pada saluran reproduksi (misalnya ada jaringan parut akibat operasi di daerah tersebut), massa di dalam rahim, peradangan lama di daerah reproduksi (radang panggul pada wanita, radang pada saluran reproduksi pria), penggunaan obat dalam jangka waktu lama, kuantitas dan kualitas sperma, serta lain-lain. Hasil dari evaluasi tersebut biasanya membantu untuk mengetahui penyebab infertilitas dan dapat dilakukan tatalaksana agar masalah tersebut teratasi.

 

Baca juga: Yang Perlu Mums Ketahui Tentang Secondary Infertility

 

Bagaimana Proses Bayi Tabung?

Setelah dinilai memungkinkan untuk menjalani proses bayi tabung, biasanya pasangan suami istri akan dibekali mengenai apa saja yang harus diperhatikan. Beberapa obat, biasanya berupa obat suntik, akan diberikan beberapa kali kepada istri untuk merangsang hormonal agar terbentuk sel telur yang matang.

 

Nutrisi juga memegang pengaruh yang penting di sini. Oleh karena itu, komposisi makanan yang baik, terutama yang memiliki protein tinggi, dianjurkan untuk dikonsumsi oleh sang Istri.

 

Baca juga: Mengenal Prosedur Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung

 

Jika dinilai sudah siap, akan dilakukan proses yang disebut dengan Ovum Pick Up. Di sini, dilakukan pengambilan sel telur yang nantinya akan diproses untuk dipertemukan oleh sperma sesuai dengan hasil pemeriksaan.

 

Tindakan ovum pick up ini dapat menimbulkan rasa nyeri setelahnya, sehingga tidak sedikit pasien yang memilih untuk bed rest setelah melakukan tindakan ini. Setelah beberapa hari, akan dilakukan Embryo Transfer, yaitu memasukkan calon bayi ke rahim istri, yang diharapkan dapat berkembang dengan baik.

 

Salah satu hal yang sering dikeluhkan dari pasangan yang menjalani program bayi tabung adalah Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS). OHSS adalah salah satu proses yang mungkin terjadi akibat stimulasi hormon yang berlebihan pada tubuh.

 

Baca juga: Kerugian dan Keuntungan Bayi Tabung

 

Gejala yang dialami ketika OHSS mungkin ringan jika hanya kembung dan bergas saja. Namun, bisa juga mencetuskan gejala yang lebih berat seperti sesak.

 

Cairan juga bisa berkumpul di rongga perut, yang dapat memperparah kembung dan sesak. Jika dibutuhkan, cairan tersebut bisa diambil melalui penyedotan dengan jarum untuk meringankan gejala kembung.

 

Biasanya, OHSS juga berhubungan dengan tingginya hormon dan rendahnya albumin. Oleh karena itu, pada OHSS ringan, pasien diedukasi untuk mengonsumsi putih telur yang cukup. Namun pada OHSS yang lebih berat, mungkin memerlukan bantuan infus albumin untuk meringankan gejala.

 

Pasangan suami istri dengan program bayi tabung menjalani berbagai proses yang cukup panjang. Saya salut dengan kegigihan tersebut. Semangat untuk Mums yang sedang menjalani proses bayi tabung!

 

Baca juga: 13 Faktor yang Memengaruhi Fertilitas Wanita