Memiliki keturunan adalah hal yang diinginkan setiap pasangan yang menikah. Jika pasangan suami istri tidak mengalami masalah pada organ reproduksi, maka mereka dapat memiliki keturunannya sendiri. Namun tidak jarang juga pasangan yang tidak dapat memiliki keturunan, karena permasalah reproduksi. 

 

Ada yang tidak dapat memiliki keturunan karena pria tidak memiliki sperma yang sehat atau pihak wanita yang mengalami masalah pada sistem reproduksinya. Masalah reproduksi wanita dapat dikenal dengan infeksi rahim. Penyakit ini merupakan gangguan pada rahim yang bila tidak diobati akan terjadi hal yang fatal. Infeksi pada rahim dapat dikategorikan peradangan pada bagian panggul yang terjadi infeksi pada sel indung telur atau infertilitas.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu Tentang Kanker Rahim!

 

Apa itu infertilitas?

Sebelum mengenal tentang infertilitas, ada baiknya Mums mengetahui tentang apa itu kehamilan. Kehamilan diawali dengan pelepasan sel telur sehat dari indung telur yang bergerak menuju tabung saluran indung telur (tuba fallopi). Kemudian, sel telur dibuahi oleh sperma saat berhubungan seksual. Sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dan berkembang dalam rahim Mums. 

 

Infertilitas berarti ketidaksuburan yang dialami wanita pada sistem reproduksinya. Kondisi ini berarti hubungan seksual yang dilakukan pasangan suami istri mengalami kegagalan sehingga tidak terjadi kehamilan pada istri. Berdasarkan jenisnya, infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu

  • Infertilitas primer: pasangan suami istri tidak dapat memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali selama satu minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
  • Infertilitas sekunder: pasangan suami istri telah memiliki anak sebelumnya, namun tidak dapat memiliki keturunan lagi setelah melakukan 2-3 kali selama satu minggu berhubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi. 

 

Apa penyebab infertilitas?

Ada beberapa faktor-faktor risiko yang menyebabkan ketidaksuburan pada wanita, antara lain:

  1. Berat Badan

Seorang wanita yang memiliki berat badan berlebih maupun kurang yang signifikan dapat menghambat proses ovulasi normal. Dengan berat badan yang ideal atau tidak berlebih maupun kurang, dapat meningkatkan frekuensi ovulasi serta kemungkinan hamil.

 

  1. Usia

Gangguan pada kesuburan wanita dapat dikaitkan dengan usia. Kesuburan wanita akan terlihat mengalami penurunan ketika memasuki usia 30-an akhir. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa 95% dari wanita di usia 35 tahun akan hamil setelah 3 tahun berhubungan seks tanpa kontrasepsi, sedangkan 75% wanita dengan usia 38 tahun mengalami hal yang sama.

 Baca Juga : Apa Saja Perubahan yang Terjadi pada Vagina Seiring Usia?

 

  1. Merokok

Rokok dapat membuat indung telur Mums mengalami penuaan lebih cepat dan akan menghabiskan sel telur sebelum waktunya, sehingga menurunkan risiko kehamilan. Zat yang ada dalam rokok juga menyebabkan gangguan pada saluran indung telur, serviks, dan risiko keguguran.

 

  1. Alkohol

Jika saat masih lajang Mums gemar mengonsumsi alhokol, pada saat ingin memiliki keturunan akan berpengaruh pada sistem reproduksi Mums. Megonsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan ovulasi atau endometriosis. Selain itu, terdapat beberapa faktor dari tubuh wanita yang dapat menghambat proses terjadinya kehamilan, di antaranya:

  • Kerusakan pada tabung saluran indung telur

Ketika saluran indung telur atau tuba falopi rusak atau  tersumbat, dapat mempersulit sperma masuk untuk membuahi sel telur. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh bakteri chlamydia  dan kencing nanah (gonore)  menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi pada rahim. Bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi seksual yang menular serta menyebar dari vagina hingga sistem reproduksi bagian atas.

  • Gangguan lendir serviks

Saat wanita sedang berovulasi, terjadi perubahan pada lendir serviks menjadi lebih tipis yang dapat mempermudah sperma untuk menghampiri sel telur. Ketika lendir tidak normal, maka sperma tidak dapat masuk dengan baik. 

  • Gangguan Ovulasi

Pelepasan sel telur secara berkala merupakan hal yang umum terjadi pada wanita ketika tidak dapat hamil. Kondisi ini membuat wanita tidak dapat melepaskan sel telurnya atau sel telur dapat dilepaskan dengan jangka waktu yang cukup lama.

  • Endometriosis

Hal ini terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di rahim, tertanam dan tumbuh di bagian reproduksi lain. Ketika jaringan tambahan ini tumbuh dan diangkat, menyebabkan jaringan parut. Jaringan parut inilah yang dapat menghalangi saluran indung telur dan menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.

  • Efek samping obat-obatan

-Obat dengan golongan aspirin dan ibuprofen yang digunakan dalam jangka panjang akan mempersulit proses kehamilan

-Obat antipsikotik, dapat menganggu datangnya haid yang menyebabkan kemandulan

-Obat kemoterapi, obat yang digunakan untuk pengobatan kanker dapat menganggu indung telur sehingga tidak dapat berfungsi seperti seharusnya. Kondisi ini juga berlangsung permanen

-Obat-obatan terlarang seperti kokain mampu mempengaruhi kesuburan yang dapat mempersulit siklus ovulasi tiap bulan

Baca Juga : Obat Herbal atau Obat Kimia, Mana yang Lebih Baik?

 

Untuk mencegah terjadinya infeksi pada rahim, Mums dapat menjaga kebersihan area kemaluan dengan selalu menjaga agar tetap kering dan terhindar dari bakteri. Mums juga dapat konsultasi dengan dokter mengenai  kesehatan suami dan diri sendiri agar terhindar dari penyakit kelamin. (TA/OCH)