Apakah Kamu sering lupa atau kerap bermasalah dengan memori? Misalnya, kesulitan mengingat hal-hal kecil yang biasa dilakukan sehari-hari. Kadang dibutuhkan upaya keras mengingat di mana menaruh sepatu, atau mengingat jadwal rapat minggu ini. Jika iya, mungkin Kamu menderita gangguan kognisi ringan. Jika Kamu memiliki diabetes, hati-hati karena diabetes mempercepat pikun.

 

Penderita gangguan kognisi ringan atau mudah lupa, berisiko memiliki demensia suatu saat nanti jika disertai juga tiga kondisi berikut: diabetes, depresi, atau kekurangan asam folat. Dengan kata lain, diabetes meningkatkan risiko demensia pada orang dengan gangguan kognisi ringan. Ini merupakan hasil sebuah penelitian yang dilakukan Prof. Gill Livingston dari University College London.

 

Baca juga: Apa Bedanya Demensia dan Alzheimer?
 

Diabetes Mempercepat Pikun

Ada 4 temuan dari penelitian Prof. Gill yaitu:

  1. Diabetes mempercepat kondisi gangguan kognisi ringan untuk berkembang menjadi demensia.

  2. Meski ada kaitan, tetapi belum dapat dibuktikan bahwa orang dengan gangguan kognisi ringan yang mengalami depresi juga berisiko demensia.

  3. Asam folat ternyata sangat bermanfaat mencegah gangguan kognisi ringan dan juga demensia.

  4. Peminum alkohol berat berisiko mengalami gangguan kognisi yang dapat memburuk menjadi demensia.



Mengapa diabetes meningkatkan risiko demensia

Penelitian juga membuktikan bahwa hampir sama dengan diabetes, penggunaan glukosa di otak penderita penyakit Alzheimer (salah satu bentuk demensia berat) juga mengalami gangguan. Hal ini akhirnya menyebabkan kematian sel saraf, sehingga menurunkan kemampuan otak untuk menafsirkan pesan.

 

Dalam kasus demensia vaskular, yaitu demensia akibat kerusakan pembuluh darah di otak, sel-sel otak mati karena kekurangan oksigen sehingga sel-sel otak gagal berkomunikasi satu sama lain.

 

Saat otak penderita Alzheimer diskrining, ditemukan plak atau bercak protein beta amiloid di otak mereka. Plak ini menghambat penerimaan insulin di otak sehingga sel-sel otak menjadi tidak peka terhadap insulin. Mirip sel tubuh penderita diabetes yang tidak peka terhadap insulin.

 

Bahkan para peneliti menyatakan, penyakit Alzheimer sejatinya adalah “diabetes tipe 3” karena otak penderita penyakit Alzheimer berada dalam kondisi diabetes, sebagian karena penurunan atau ketidakpekaan terhadap insulin.


Ada banyak kesamaan dalam otak penderita diabetes dan otak orang-orang dengan penyakit Alzheimer. Namun diabetes bukan penyebab Alzheimer, hanya dianggap sebagai faktor risiko. Karena tidak semua pendeirta diabetes akan mengalami demensia. Banyak yang tetap memiliki memori prima sampai tua. Meski begitu tidak ada salahnya mencegah.

 

Baca juga: 3 Cara Menghindari Demensia Alzheimer


Mengurangi Risiko Diabetes dan Demensia

Inilah beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan untuk memelihara kesehatan otak dan mencegah demensia atau pikun:

  • Apa yang baik untuk jantung baik juga untuk otak. Menjalani gaya hidup sehat untuk meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah akan bermanfaat pula untuk memelihara kesehatan otak.

  • Makan makanan sehat kaya vitamin D, folat, dan vitamin B6 dan B12

  • Berolahraga secara teratur baik untuk tubuh dan kesehatan mental Kamu

  • Tetap aktif dalam kehidupan sosial dan ikutlah kegiatan yang menantang sesekali.

  • Lindungi kepala dari cedera kepala saat bermain olahraga

Baca juga: 3 Kebiasaan Orang Indonesia yang Memicu Diabetes!


Diabetes sudah menjadi beban tersendiri bagi penderitanya maupun keluarganya. Kelola dengan baik penyakit diabetes agar tidak timbul kompllikasi. Jangan sampai terkena demensia juga ya, yang akan membuat penderitanya bergantung sepenuhnya pada pengasuhan orang lain. (AY)