Pernah menonton serial TV barat Grey’s Anatomy? Serial tersebut bercerita tentang dokter bedah yang sedang memasuki residensi atau sekolah spesialis bedah. Diceritakan bahwa dokter ini ternyata merupakan anak dari seorang bedah umum yang cukup terkenal pada masanya, sehingga nama keluarga keuntungan dan beban tersendiri bagi dirinya. Namun ternyata ibu dari Meredith Grey, peran utama dalam cerita tersebut, mengalami keadaan yang disebut dengan Alzheimer. Beberapa tahun setelah kematian ibunya, Meredith sempat mengalami ketakutan akan mengalami hal yang sama, karena alzheimer sudah ada dalam genetiknya.

 

Suatu hari, salah seorang pasien saya menanyakan hal ini. Neneknya mengalami alzheimer di usia sekitar 60 tahun. Mengurus orang tua dengan alzheimer, jujur saja, tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk menjawab dan membereskan semua kericuhan yang ditumbulkan oleh penderita. Tidak jarang nenek dari pasien saya ini berteriak-teriak, bertanya-tanya mengapa ia tinggal di tempat tinggalnya sekarang. Wajar saja, si Kakek sudah meninggal dan si Nenek tinggal sendiri, sehingga keluarga pasien saya pun memboyong si Nenek untuk tinggal bersama.

 

Sama saja dengan Meredith, pasien saya juga cemas untuk melihat apa yang mungkin terjadi dengan dirinya di masa tua nanti. Sebenarnya, apa yang harus dilakukan jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan alzheimer?

 

Mengapa bisa terjadi Alzheimer?

Bayangkan bagian otak yang mengatur memori tertutup dengan plak, sehingga memori Anda akan terganggu. Jangankan untuk membentuk memori baru, memori lama yang sudah dijalankan sehari-hari saja menjadi hal yang asing baginya. Penderita alzheimer tidak disarankan untuk keluar rumah sendirian, karena walaupun sudah bertahun-tahun menempati rumah tersebut, ia bisa melupakannya begitu saja. Plak ini juga dapat menempel pada area otak yang mengatur decision making dan berpikir. Jadi jangan heran jika alzheimer tidak dapat berpikir dengan jernih. Perlu diingat bahwa alzheimer sendiri adalah proses degeneratif yang progresif, sehingga semakin tua, gejala alzheimer dapat menjadi semakin berat.

 

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko alzheimer?

1. Olahraga fisik

Berolahraga secara teratur dikatakan dapat menurunkan risiko alzheimer. Olahraga disarankan untuk dilakukan minimum 30 menit, 3 kali dalam seminggu. Pola hidup yang sehat ini tentu akan menyehatkan setiap sel di dalam tubuh kita. 

 

2. Olahraga otak

Train yourself to think! Banyak orang tua mengatakan bahwa kebiasaan bekerja dan berpikir dapat melatih otak agar tidak cepat lupa. Oleh karena itu, jangan biasakan diri Anda hanya ‘menganggur’, biasakan untuk melakukan pekerjaan dan berbagai ide kreatif lainnya!

 

3. Pola makan sehat

Pola makan yang baik tentu saja berperan dalam proses degenaratif ini. Selain itu pola makan yang sehat juga dapat menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit sehingga hari tua menjadi lebih sehat. Sebaiknya perbanyakan makan sayur dan buah dan hindari konsumsi karbohidrat sederhana untuk menurunkan risiko alzheimer.