Sejumlah data tentang angka penderita diabetes di Indonesia cukup mencengangkan lho, Gengs! Data International Diabates Federation (IDF) menunjukkan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sekitar 10 juta orang.

 

Sedangkan Menurut hasil penelitian Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2013, diduga sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menderita diabetes tipe 2. 

 

Indonesia bahkan sudah naik peringkat ke urutan ketujuh di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Sebelumnya, Data dari Sample Registration Survey 2014 menyatakan diabetes menjadi pembunuh nomor tiga di Indonesia.

 

Prevalensi diabetes di Indonesia cenderung terus meningkat. Tahun 2007 masih 5,7% dari total penduduk, kemudian menjadi 6,9% di tahun 2013. Lebih mencengangkan lagi, seperti dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bahwa dua per tiga di antaranya tidak mengetahui dirinya memiliki diabetes.

 

Baca juga: Bagi yang Berisiko, Wajib Tahu Perjalanan Penyakit Diabetes!

 

Kebiasaan Orang Indonesia yang Memicu Diabetes

Kenapa banyak orang Indonesia yang terkena diabetes? Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang mengidap diabetes, mulai dari faktor genetik, lingkungan, hingga gaya hidup sembarangan. Inilah beberapa di antaranya:

 

1. Orang Indonesia suka makan nasi

Sebagian besar orang Indonesia mengaku belum makan jika lambungnya belum tersentuh nasi. Padahal, bisa jadi ia sudah sarapan mi goreng atau ngemil pasta. Nasi putih menurut riset terbaru adalah bahan makanan yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

 

Dalam penelitian dikatakan, orang yang mengonsumsi nasi putih hampir setiap hari memiliki kenaikan risiko terkena diabetes sebesar 17%. Risiko ini akan meningkat 10% pada mereka yang makan nasi setiap hari, sampai 3-4 porsi. Hayo, dalam sehari berapa kali Kamu makan nasi?

 

Memang belum dapat dikatakan nasi adalah penyebab diabetes. Namun karena kandungan karbohidrat di dalamnya sangat tinggi, ini akan memaksa tubuh memompa insulin besar-besaran saat Kamu mengonsumsinya. Indeks glikemik nasi putih sekitar 83, alias tinggi sekali.

 

Artinya, nasi dalam sekejap akan meningkatkan kadar gula darah. Lama-kelamaan pankreas lelah dan produksi insulinnya menurun. Alhasil, bencana diabetes siap menghantui. Jika Kamu tidak bisa mengurangi nasi, kurangi porsinya dan imbangi dengan olahraga. 

 

Baca juga: Pilihan Beras yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

 

2. Penggemar teh dan kopi

Ngeteh dan ngopi memang paling nikmat. Kopi jika diminum tanpa gula menurut penelitian justru dapat menurunkan risiko diabetes sampai 10%. Namun, berapa persen dari orang Indonesia yang suka mengonsumsi kopi tanpa gula? Kebanyakan dari mereka minum kopi disertai gula lebih dari dua sendok ataupun susu kental manis, creamer, dan sirop. Begitu pula dengan teh, orang Indonesia sangat suka es teh manis! Pagi, siang, hingga malam minumannya kopi dan teh.

 

Kandungan gula pada kopi atau teh ini berkontribusi pada peningkatan kalori yang masuk ke tubuh. Jika Kamu banyak makan nasi, maka kelebihan gula akan disimpan di otot atau hati. Apalagi tidak diimbangi dengan olahraga, maka yang terjadi adalah obesitas. Obesitas adalah salah satu faktor risiko diabetes, terutama kegemukan sentral (lemak di perut dan pinggang).

 

Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Minum Kopi, Asal... 

 

3. Malas bergerak

Koran New York Times pernah menulis artikel berjudul " Jakarta, the City Where Nobody Wants to Walk". Memang benar, dalam sebuah penelitian baru-baru ini oleh para peneliti dari Universitas Stanford, Indonesia menempati urutan terakhir di antara 46 negara dengan jumlah langkah terkecil.

 

Warga Jakarta terutama, hanya melangkah 3.513 langkah per hari. Bandingkan dengan Hong Kong yang menempati urutan pertama dengan 6.880 langkah atau Tiongkok di posisi kedua dengan 6.189 langkah.

 

Angka ini didapat dengan melacak 717.000 orang di 111 negara, yang secara sukarela memantau jumlah langkah kakinya setiap hari menggunakan aplikasi di smartphone. Penduduk kota besar di Indonesia maupun yang tinggal di pedesaan lebih menyukai naik motor.

 

Selain malas jalan kaki, di rumah atau di tempat kerja orang Indonesia cenderung diam di depan televisi atau komputer selama berjam-jam. Inilah yang disebut gaya hidup sedentari atau gaya hidup kurang gerak. Terlalu banyak duduk menyebabkan penggunaan otot-otot besar di tubuh menurun. Akibatnya kebutuhan tubuh akan gula dan lemak menurun.

 

Tubuh mengira Kamu tidak perlu energi. Sementara, asupan karbohidrat terus masuk. Maka terjadi penumpukan kalori, kolesterol, lemak, dan gula. Ini semua adalah “bahan bakar” ideal untuk mengalami diabetes. (AY/AS)