Berita duka datang dari pasangan muda Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar. Aurel, yang baru dikabarkan hamil beberapa waktu lalu, harus mengalami keguguran sehari sebelum Lebaran.

 

Diakui oleh Aurel dalam akun YouTube Atta pada Selasa, 18 Mei 2021, ia mengalami perdarahan pada Rabu lalu. Dokter pun memintanya untuk melakukan bed rest total. Sayangnya, janin dalam kandungan wanita pemilik nama lengkap Titania Aurelie Nurhermansyah tidak terselamatkan.

 

Harus kehilangan buah hati yang didambakan di awal kehamilan tentunya berdampak besar bagi istri, tak terkecuali suami. Dihadapkan pada masalah tersebut, apa yang bisa suami lakukan jika istri keguguran?

 

Apa Itu Keguguran?

Secara sederhana, keguguran merupakan keluarnya atau luruhnya janin secara tiba-tiba. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti abnormalitas pada janin atau plasenta. Terkadang, bisa pula ovum menempel di tempat yang tidak seharusnya.

 

Keguguran terjadi sebelum usia kehamilan Mums mencapai 20 minggu. Rata-rata dialami oleh ibu hamil sebelum minggu ke-13, dan 25% dialami pada minggu ke-4 hingga ke-6. Kemungkinannya sendiri jauh lebih tinggi terjadi pada kehamilan pertama.

 

Baca juga: Hamil Lagi Setelah Keguguran

 

 

Apa Dampak Umum dari Keguguran bagi Istri dan Suami?

Kehilangan calon anak, apalagi jika sudah menunggu cukup lama, tentu berdampak besar pada kehidupan Mums dan Dads. Bahkan, ini juga bisa berpengaruh pada hubungan rumah tangga, lho.

 

  • Dampak Fisik

Untuk Mums, ada sejumlah rasa sakit dan tidak nyaman yang akan dialami pasca keguguran. Umumnya, Mums akan mengalami perdarahan pada vagina secara signifikan dan keluar gumpalan-gumpalan darah yang cukup besar. Selayaknya wanita yang sedang hamil, tubuh biasanya akan bereaksi seolah Mums sudah melahirkan. Sebagai contoh, payudara Mums akan membesar dan terasa lunak.

 

  • Dampak Emosional

Bagi Mums dan Dads, ada beberapa masalah emosional yang secara signifikan akan dialami. Mulai dari penyesalan karena tidak bisa menjaga kehamilan, merasa jadi orang tua yang gagal, hingga takut hamil dan keguguran lagi. Perasaan kehilangan juga akan sangat dirasakan oleh Mums. Kemungkinan Mums dan Dads mengalami depresi pun sangat tinggi.

 

  • Dampak Spiritual

Pengalaman keguguran bisa menyebabkan Mums dan Dads mempertanyakan iman yang diyakini. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Jika memang Tuhan itu baik, mengapa hal ini bisa terjadi kepada saya dan pasangan saya?” biasanya akan menghantui keduanya.

 

  • Dampak terhadap Hubungan Rumah Tangga

Mums dan Dads sangat membutuhkan dukungan emosional di masa-masa yang berat ini, sehingga tidak ayal menimbulkan stres dari kedua belah pihak. Akan sangat mungkin keduanya terjebak dalam rasa bersalah, bahkan berujung saling menyalahkan. Frustasi dan ketegangan di dalam hubungan pun lambat laun dapat memuncak, dan bisa berakhir dengan perpisahan jika tidak ditangani dengan tepat.

 

Baca juga: Mengkonsumsi Nanas Bisa Menyebabkan Keguguran? Ini Fakta Sebenarnya!

 

Apa Dampak Keguguran pada Suami?

Para calon ayah ketika dihadapkan pada masalah istri keguguran akan menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin bisa melihat anaknya tumbuh dewasa dan menghabiskan waktu bersamanya. Meski tidak hamil dan melahirkan, mimpi seorang ayah untuk anaknya sama besarnya dengan seorang ibu.

 

Tipikal perilaku pria ketika menghadapi sebuah masalah adalah berusaha untuk memperbaikinya. Namun, keguguran bukanlah sebuah peristiwa yang bisa diperbaiki. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Dads selain membiarkan waktu menyembuhkan semua perasaan luka dan kehilangan yang dialami. Pada masa-masa ini, suami biasanya akan merasa tidak berguna dan hilang harapan dan sedih melihat pasangannya berduka.

 

Apa yang Bisa Suami Lakukan Jika Istri Keguguran?

Baik Mums maupun Dads akan mengalami 5 fase berduka, yaitu penyangkalan, kemarahan, berharap, depresi, dan menerima. Fase tersebut tidak selalu berurutan dan tidak ada jangka waktunya, sehingga ada kemungkinan Mums dan Dads berada pada fase berduka yang berbeda. Jadi, Mums dan Dads perlu saling memberikan waktu untuk masing-masing berduka dengan caranya sendiri.

 

  1. Tahu apa yang perlu dan tidak perlu dikatakan

Banyak istri yang mengalami keguguran mengeluh pasangannya mencoba menghibur mereka dengan ungkapan, “Yang sabar ya, Sayang. Kita masih bisa punya anak lagi.” Bagi seorang ibu, setiap anak unik dan spesial. Memiliki anak lagi bukan berarti menghapus perasaan kehilangan ditinggal seorang anak.

 

Walaupun itu mungkin cara bagi Dads untuk mencoba memperbaiki situasi, sebaiknya hindari mengatakan hal tersebut kepada Mums. Saat ini, Mums hanya butuh Dads untuk mendengarkannya, bersimpati, dan meyakinkannya bahwa Dads tetap mencintainya. Cara tersebut jauh lebih efektif untuk membantu Mums melalui masa berdukanya.

 

Baca juga: Keguguran pada Awal Kehamilan Dapat Memicu Gejala Stres Pasca-Trauma

 

  1. Ceritakan atau tuliskan perasaan Dads

Para pria cenderung tidak suka atau sulit mengungkapkan perasaan mereka. Namun, ada beberapa calon ayah yang merasa lebih tenang dan pulih dari kedukaan setelah menuliskan perasaannya di sebuah kertas. Ini bisa menjadi terapi bagi Dads yang sedang menghadapi masalah ini.

 

Dads juga tidak perlu malu untuk menceritakan perasaan Dads kepada sahabat, konselor, atau terapis, baik berdua dengan Mums maupun sendirian. Ingatlah bahwa membutuhkan teman bicara tidak menandakan Dads adalah pria yang lemah.

 

  1. Dukung pasangan

Mums pasti akan lebih sering merasakan serangan kesedihan dan kehilangan anak dibandingkan Dads. Jadi, duduklah bersamanya, peluk dirinya, dan dengarkan segala keluh kesahnya. Cukup berada di sana untuknya akan sangat membantu Mums kembali pulih.

 

  1. Menyibukkan diri

Selain sulit mengungkapkan perasaan, para pria juga cenderung menyibukkan diri untuk melupakan rasa sedih dan kehilangan mereka. Ini bukan sesuatu yang salah, selama Dads tidak terlalu sibuk dan melupakan Mums, ya. Kerjakan satu hal yang bisa membuat Dads sedikit melupakan rasa sedih, seperti menanam pohon, mendengarkan musik, membaca buku, atau membersihkan rumah.

 

  1. Jangan terburu-buru

Mungkin Dads dan Mums merasa sudah lebih baik, tetapi bisa saja keesokan harinya merasa berduka kembali. Namun, jangan berkecil hati karena ini adalah proses yang natural terjadi. Tidak ada yang salah dengan perasaan berduka. Bagaimanapun juga, Dads dan Mums baru kehilangan seorang anak. Jadi, wajar bila merasa sedih dan kehilangan.

 

Proses berduka dan memulihkan diri setelah keguguran tidak terjadi hanya semalam. Prosesnya pun berbeda pada setiap pasangan. Yang terpenting, tetap saling mendukung dan menguatkan satu sama lain ya, Dads dan Mums! (AS)

 

Baca juga: Rainbow Baby, Si Kecil yang Hadir Setelah Keguguran

 

 

Referensi

Raising Children: Miscarriage: a guide for men

Verywell Family: Tips for Men Whose Partner Has Had a Miscarriage