Mempersiapkan Diri Akan Perpisahan

Setelah menjalani bahtera rumah tangga yang hampir menginjak usia12 tahun, kepergian Ashraf Sinclair yang begitu mendadak tentu menjadi pukulan yang berat bagi BCL alias Bunga Citra Lestari, sang Istri.

Meski belum ada keterangan resmi dari pihak keluarga maupun BCL, menurut sejumlah sumber, Ashraf meninggal dunia akibat serangan jantung. Melalui sebuah akun Instagram @billboard_ina, disebutkan pula bahwa hal tersebut telah dikonfirmasi oleh fotografer keluarga BCL dan juga sang Manager.

"Breaking News, telah meninggal dunia @ashrafsinclair (40 tahun) suami dari @bclsinclair hari Selasa 18 Februari 2020 pukul 03.40 pagi karena serangan jantung. Saat ini, jenazah di rumah sakit di Jakarta dan akan segera dibawa ke rumah duka. Konfirmasi ini kami dapatkan dari fotografer @jodiecto, fotografer keluarga BCL, dan Doddy, Manager BCL. Kami ikut berduka cita untuk keluarga besar @bclsinclair," tulis akun tersebut.

Hingga saat ini, sejumlah komentar belasungkawa dan kata-kata penyemangat masih terus membanjiri kolom komentar dalam postingan terakhir Unge, sapaan BCL, di Instagram. "Unge, yang tabah ya. Gua dan segenap keluarga Kahitna mendoakan tempat yang terbaik buat Ash. Sending you our prayers," komentar Mario Ginanjar, vokalis Kahitna.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ayushita. "Innalilahiwainailaihirojiun sabar ya nge... turut berduka cita sedalamnya. Be strongggg nge," tulis Ayushita.

Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal Akibat Serangan Jantung, Ini Penyebab Serangan Jantung pada Usia Muda dan Sehat

Mempersiapkan Diri akan Perpisahan

Bagi setiap orang, peristiwa ditinggalkan pasangan, terlebih bagi mereka yang sudah berumah tangga, tentu bukan hal yang mudah. Kondisi ini bisa semakin sulit ketika sudah memiliki anak. Bukan lagi soal memperbaiki diri sendiri saja, tetapi juga harus saling menguatkan anak atas kepergian salah satu orang tuanya.

Meski perpisahan, entah yang disebabkan oleh kematian ataupun perceraian, sama-sama memiliki dampak yang tidak mudah bagi pria ataupun wanita, nyatanya hal ini bisa lebih sulit bagi para wanita.

Salah satu alasan akan sulitnya hal ini adalah peran perempuan yang masih cenderung pasif dan kurang mandiri jika berbicara tentang masalah finansial. Tidak bisa dipungkiri, hingga saat ini, para pria lah yang kebanyakan masih memegang peranan sebagai pencari nafkah dan melakukan manajemen keuangan dalam keluarga. Alhasil, ketika wanita ditinggalkan oleh pasangan, hal ini menjadi momok menakutkan.

Melihat kondisi seperti ini, sangat penting bagi setiap wanita untuk tetap membekali dirinya dengan berbagai persiapan, bahkan bukan hanya dalam hal finansial yang matang. 'Always prepare for the worst'. Ya, kalimat ini sangat tepat untuk menjadi pengingat bagi para wanita karena hal buruk bisa terjadi kapan pun, bahkan secara mendadak dan tidak diduga-duga.

Nah, untuk membantu, berikut beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pertimbangan jauh sebelum situasi perpisahan terjadi. Hal-hal ini bertujuan untuk membantu wanita bisa lebih mandiri.

Baca juga: 7 Dampak Perceraian terhadap Psikologis Wanita

1. Aktif mengatur keuangan dalam keluarga

Dalam beberapa kasus, peran wanita yang bukan tulang punggung utama membuatnya tidak punya kendali apa-apa atas urusan finansial keluarga. Hal ini akhirnya membuat wanita menjadi tergantung sepenuhnya pada pasangan. Akibatnya, ketika perpisahan terjadi, wanita kesulitan menghadapinya.

Untuk menghindari hal ini, usahakan untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan. Meskipun bukan menjadi sumber penghasilan keluarga, para wanita bisa berperan aktif dalam proses pengaturannya. Semakin banyak hal yang diketahui mengenai pengaturan finansial akan membuat wanita lebih siap jika berhadapan dengan perpisahan.

2. Kesadaran diri

Kemandirian tidak selalu berhubungan dengan uang. Kesadaran diri bisa menjadi salah satu cara untuk mengembangkannya. Bekerja karena keinginan sendiri atau menyadari pentingnya memiliki keterampilan untuk menghasilkan uang sendiri bisa meningkatkan kemandirian para wanita. Selalu komunikasikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan kamu kepada pasangan. Sehingga ketika situasi perpisahan terjadi, wanita bisa tetap menemukan jati dirinya sendiri.

3. Tetap memiliki kehidupan sendiri

Keintiman memang penting dalam hubungan. Namun, ketika ini sudah sangat berlebihan, pasangan bisa menjadi sangat tergantung sama lain. Akibatnya, ketika perpisahan terjadi, masing-masing individu akan menjadi sangat terpukul.

Oleh karena itu, meski keintiman penting, kebebasan diri juga tidak kalah penting. Dengan mengembangkan hobi, minat, atau kegiatan, secara tidak langsung wanita bisa memupuk kemandiriannya.

Ketika kemandirian ini sudah timbul dalam diri wanita, meski perpisahan sangat menyesakkan, pada akhirnya wanita bisa lebih baik dalam mengendalikan kondisi emosional dan mentalnya.

4. Mandiri secara finansial

Memiliki kebebasan finansial adalah salah satu cara yang juga membuat wanita lebih mandiri dan tidak tergantung pada pasangannya. Bagi wanita yang memiliki pekerjaan sendiri, mereka dapat menyisihkan pendapatannya ke dalam tabungan terpisah.

Jadi jika sewaktu-waktu situasi buruk terjadi, seperti perpisahan, wanita siap dalam hal finansial. Sedangkan bagi wanita yang memang tidak bekerja, mereka tetap bisa menyisihkan tabungan dari hasil penghematan anggaran bulanan keluarga.

Tidak ada satu orang pun yang siap akan perpisahan. Namun, situasi seperti ini bisa saja terjadi, bahkan secara mendadak dan tidak terduga layaknya kabar kepergian Ashraf Sinclair.

Meski kepergian bisa sangat menyedihkan, pasangan yang ditinggalkan, terutama para wanita, diharapkan bisa lebih siap untuk melanjutkan kehidupan dengan hal-hal yang telah disebutkan di atas. (AS)